Berbicara tentang tumbuh kembang anak, kebanyakan orang sering menganggap bahwa fisik yang bagus dan konsumsi nutrisi dari makanan saja sudah cukup. Padahal, tumbuh kembang Si Kecil juga meliputi kecerdasan otak, emosional, dan mentalnya. Agar aspek-aspek tersebut berjalan optimal, Bunda perlu mengetahui cara penerapan pola asuh yang baik pada anak usia dini.
Ada banyak tipe pola asuh yang diterapkan di masyarakat, mulai orang tua yang menerapkan sistem otoriter, permisif, bahkan hingga pola asuh yang juga dipengaruhi dari budaya atau lingkungan sekitar Si Kecil tumbuh. Mana saja pola asuh yang tepat, dan bagaimana cara memperbaiki pola asuh yang salah dan sudah terlanjur diterapkan pada Si Kecil? Tidak perlu khawatir karena pada artikel ini, Bunda bisa menemukan jawaban lengkapnya.
Pola asuh atau parenting sangatlah penting bagi masa depan anak. Dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun, orang tua perlu memberikan asupan nutrisi, rasa aman, kasih sayang, waktu bermain, dan lingkungan yang sehat.
Pada periode ini, otak anak berkembang pesat dan mereka belajar melalui pengamatan terhadap orang-orang di sekitarnya. Termasuk bagaimana orang tua menunjukkan kasih sayang, berkomunikasi, dan berperilaku.
Lingkungan yang tidak sehat, seperti rasa sedih, stres, atau rasa tidak aman, dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental anak di kemudian hari. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi anak, seperti mengajak bermain, mengajarkan hal-hal baik, menunjukkan emosi dengan tepat, dan berkomunikasi dengan baik.
Dengan pola asuh yang tepat, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat, bahagia, dan siap menghadapi masa depan.
Selain dari lingkungan skala kecil, kebudayaan di suatu negara juga berpengaruh pada pola asuh. Tentunya hal ini dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak-anak yang dibesarkan dalam budaya tersebut. Menurut penelitian dari American Academy of Pediatrics, terdapat 4 jenis pola asuh yang unik yang juga dipengaruhi oleh kebudayaan, di antaranya :
Sebagai orang tua, terkadang memberikan pola asuh dengan baik seringkali menjadi hal yang terlewatkan. Atau bahkan Bunda sudah terlanjur menerapkan pola asuh yang salah. Tidak ada kata terlambat untuk mengetahui cara memperbaikinya. Ada beberapa cara memperbaiki pola asuh yang salah yang bisa mulai diterapkan sedini mungkin.
Tahapan paling mendasar untuk memulainya adalah dengan cara mengidentifikasi serta mengevaluasi bagaimana pola asuh Bunda selama ini. Bagian mana yang sudah tepat dan harus dipertahankan, serta bagian mana yang kurang tepat dan harus diperbaiki.
Tahapan ini juga berlaku pada gaya parenting yang diterapkan oleh orang lain yang juga turut mengasuh Si Kecil, misalnya nenek, saudara, atau pengasuh. Selalu pantau bagaimana orang lain yang turut mengasuh Si Kecil memberikan kasih sayang, berperilaku, membiasakan sesuatu, berbicara, atau sekadar menunjukkan emosinya di depan anak. Jika ada pola asuh yang kurang tepat, di sinilah peran Bunda untuk mengomunikasikan hal tersebut kepadanya. Sampaikan pola asuh seperti apa yang lebih tepat untuk diterapkan serta batasan-batasan yang ingin diterapkan untuk mendidik dan membesarkan Si Kecil.
Lakukan pembiasaan pola asuh tersebut dalam kurun beberapa bulan ke depan sembari mengevaluasi tumbuh kembang emosional, mental, dan otak Si Kecil. Tidak ada salahnya untuk terus belajar dan mencari tahu pola asuh seperti apa yang efektif untuk Si Kecil ya, Bun. Salah satunya bisa dimulai dengan mempelajari lebih lanjut mengenai jenis-jenis pola asuh anak pada artikel berikut : Efektifkah Pola Asuh Ayah dan Bunda? Temukan Jawabannya!.
Referensi :
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Pola Asuh pada Anak Usia Dini yang Perlu Bunda Tahu
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?