Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Anak

Morinaga Platinum ♦ 3 Juli 2024

Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Anak

Pola asuh orang tua memainkan peran krusial dalam membentuk perilaku anak sejak usia dini hingga masa remaja. Cara orang tua memandang dan merespons kebutuhan, emosi, serta perilaku anak mereka dapat berdampak langsung pada perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak. 

Pola asuh yang hangat dan responsif cenderung membangun kepercayaan diri dan kemandirian pada anak, sementara pola asuh yang otoriter atau tidak responsif mungkin dapat menghambat ekspresi diri serta pengembangan keterampilan sosial mereka. Mari pelajari selengkapnya.

Pola Asuh Otoritatif 

Pola asuh otoritatif didefinisikan sebagai pendekatan yang menggabungkan responsivitas tinggi dengan tingkat kontrol yang sesuai terhadap anak. Dalam konteks ini, orang tua memberikan arahan yang jelas namun juga mendukung kebutuhan emosional dan perkembangan anak. 

Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh ini berdampak positif pada perkembangan anak-anak. Mereka cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi, keterampilan sosial yang baik, serta mampu mengatur emosi dengan baik. Faktor-faktor ini berkontribusi pada kebahagiaan dan kesuksesan mereka di masa depan.

Meskipun pola asuh otoritatif sering kali dianggap sebagai pendekatan yang paling efektif, hasil perkembangan anak juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain seperti lingkungan sosial, genetik, dan pengalaman pribadi. Setiap keluarga memiliki dinamika uniknya sendiri, yang mempengaruhi bagaimana pola asuh diterapkan dan direspons oleh anak.

Pola Asuh Otoriter

Bunda, pola asuh otoriter adalah pendekatan parenting yang ketat dengan harapan yang tinggi terhadap anak-anak. Orang tua dengan pola asuh ini menetapkan aturan yang keras dan menuntut ketaatan tanpa penjelasan, mengancam dengan hukuman berat jika aturan dilanggar. Mereka jarang menunjukkan kasih sayang atau fleksibilitas, dan percaya bahwa ketaatan menunjukkan kasih sayang.

Akibatnya, anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh otoriter sering mengalami berbagai masalah. Si Kecil akan cenderung menghadapi kesulitan dalam mengungkapkan diri dan mengembangkan keterampilan sosial yang sehat. 

Selain itu, Si Kecil bisa mengalami masalah emosional seperti depresi dan kecemasan, serta menunjukkan perilaku agresif atau sikap yang rendah diri. Pola asuh ini juga dapat mempengaruhi harga diri anak dan membuat mereka lebih rentan terhadap pemikiran negatif tentang dirinya sendiri. 

Solusi untuk mengatasi Si Kecil yang memiliki karakter seperti ini, Bunda harus mengubah pola asuh dan memperbaiki kualitas pendidikan di lingkup keluarga. Solusinya, yuk baca: Cara Mendidik Anak Menjadi Mandiri.

Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif adalah pendekatan pola asuh yang cenderung santai dan kurang menetapkan batasan yang tegas bagi anak-anak. Orang tua dengan pola asuh ini cenderung responsif, penuh kasih sayang, namun kurang mengenakan batasan atau memberikan panduan yang jelas. 

Dampak negatif dari pola asuh permisif termasuk anak-anak yang kurang memiliki disiplin diri, keterampilan sosial yang kurang baik, dan mungkin bersikap egois serta menuntut. Si Kecil dapat sering mengalami kesulitan dalam membuat keputusan yang baik dan mengatasi emosi, karena mereka jarang terbiasa dengan pengaturan dan batasan yang konsisten di rumah. 

Studi juga menunjukkan bahwa anak-anak dengan pola asuh permisif memiliki pencapaian akademis yang lebih rendah, lebih rentan terhadap perilaku delinkuen dan penggunaan zat, serta cenderung menunjukkan tingkat agresi yang lebih tinggi.

Meskipun demikian, ada beberapa aspek positif dari pola asuh ini. Anak-anak yang dibesarkan dengan kehangatan dan dukungan dari orang tua permisif cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik dan kesejahteraan sosial yang positif. Mereka merasa diterima dan dicintai, yang dapat mendukung perkembangan kepercayaan diri dan kesehatan mental yang baik. 

Namun, untuk memaksimalkan potensi positif ini, penting bagi Bunda untuk menggabungkan kehangatan dengan aturan yang lebih jelas dan mendukung pengembangan keterampilan penting seperti disiplin diri, keterampilan sosial, dan kemampuan mengatasi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Pola Asuh Neglectful

Pola asuh neglectful adalah pendekatan parenting di mana orang tua tidak memberikan cukup perhatian emosional atau keterlibatan terhadap anak-anak mereka, atau cenderung tidak peduli. Anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh ini cenderung mengalami berbagai masalah dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Mereka sering mengalami kekurangan dalam kognisi, hubungan emosional, keterampilan emosional, dan sosial.

Dampak negatif dari pola asuh neglectful termasuk kesulitan anak dalam membentuk hubungan yang sehat di masa dewasa karena kurangnya respons emosional dan kasih sayang dari orang tua. Selain itu, karena tidak adanya batasan yang jelas di rumah, anak-anak ini juga cenderung kesulitan dalam mengenali dan menghormati batasan di lingkungan sekolah dan sosial, yang dapat menyebabkan perilaku yang tidak pantas.

Pola asuh ini jarang memiliki dampak positif yang signifikan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh ini mungkin mengembangkan keahlian untuk mandiri dalam situasi tertentu, karena mereka belajar untuk menangani hidup tanpa banyak bimbingan atau arahan dari orang tua. Namun, manfaat ini sering kali terbatas dan tidak mengimbangi dampak negatif yang lebih besar.

Untuk membantu anak mengatasi dampak negatif pola asuh yang tidak terlibat, sangat penting bagi Bunda untuk meningkatkan responsivitas dan keterlibatan emosional dalam hubungan dengan mereka. Bunda dan Ayah harus memberikan dukungan yang stabil, kasih sayang yang hangat, dan menetapkan batasan yang jelas untuk membantu anak mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan kognitif yang kuat untuk masa depan yang lebih baik.

Memilih pola asuh yang tepat sangat menentukan pembentukan karakter Si Kecil. Cara apa pun yang Ayah dan Bunda pilih tentu harus disesuaikan kembali dengan masing-masing kepribadian Si Kecil, ya. 

Nah, untuk lebih mengenali kepribadian dan memberikan stimulus yang tepat pada Si Kecil, Bunda dan Ayah bisa menggunakan fasilitas identifikasi kecerdasan majemuk di laman Morinaga Multiple Intelligence Play Plan. Bunda dan Ayah juga dapat menemukan beragam ide stimulasi yang seru dan menarik. Yuk, cek di sini: Morinaga Multiple Intelligence Play Plan.

Referensi:

  • Verywell Mind. Characteristics and Effects of an Uninvolved Parenting Style. Diakses pada 2 Juli 2024. https://www.verywellmind.com/what-is-uninvolved-parenting-2794958.
  • Verywell Mind. Permissive Parenting Characteristics and Effects. Diakses pada 2 Juli 2024. https://www.verywellmind.com/what-is-permissive-parenting-2794957.
  • Verywell Mind. Authoritative Parenting Characteristics and Effects. Diakses pada 2 Juli 2024. https://www.verywellmind.com/what-is-authoritative-parenting-2794956. 
  • WebMD. What Is Authoritarian Parenting? Diakses pada 2 Juli 2024. https://www.webmd.com/parenting/authoritarian-parenting-what-is-it.