Penyebab Diabetes pada Anak yang Perlu Bunda Tahu

Morinaga ♦ 9 Desember 2024

Penyebab Diabetes pada Anak yang Perlu Bunda Tahu

Diabetes pada anak-anak seringkali dianggap hanya terjadi karena penyakit ini diwariskan secara genetik dari orangtuanya. Namun ternyata, penyakit ini juga dapat disebabkan gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.

Gaya hidup yang cenderung kurang gerak dan konsumsi makanan yang mengandung NUTRISI tertentu yang berlebihan ternyata mengganggu kemampuan tubuh dalam mengatur kadar gula darah. Gula yang tidak terkendali dalam darah inilah yang akan menimbulkan penyakit diabetes. Dengan memahami bagaimana pengaruh dari berbagai penyebab ini, maka Bunda akan mampu mencegah penyakit ini pada Si Kecil.

Faktor Genetik

Baik diabetes tipe 1 dan 2 sama-sama dapat terjadi karena masalah genetik tertentu pada Si Kecil, tetapi dengan mekanisme yang berbeda.

Pada diabetes tipe 1, anak-anak yang mengalaminya ternyata mengalami mutasi pada gen HLA-DR3 dan HLA-DR4 dalam tubuhnya. Perubahan gen ini mengganggu sistem kekebalan tubuh, sehingga sistem ini bereaksi dengan salah dan menyerang sel-sel pankreas yang bertugas memproduksi hormon insulin.

Jika ini terjadi pada Si Kecil, maka tubuhnya tidak akan memiliki cukup insulin untuk dapat mengendalikan konsentrasi gula dalam darahnya. Umumnya ia akan tetap sehat, sampai ia mengalami faktor pemicu berupa infeksi. Infeksi ini akan membuat tubuhnya bereaksi dengan meningkatkan gula darah. Karena insulinnya tidak cukup, maka gulanya menjadi berlebihan dan ia akan mengalami diabetes.

Diabetes tipe 2 juga dapat terjadi karena mutasi genetik, namun perubahannya terjadi pada gen ABCC8. Gen ini menyebabkan tubuh kesulitan melepaskan hormon insulin yang telah diproduksinya di dalam pankreas, sehingga hormon ini tidak dapat membatasi gula dalam darah. 

Menurut penelitian di Medical News Today, terdapat beberapa gen lain yang dapat mengalami mutasi dan mempermudah seseorang mengalami diabetes tipe 2, misalnya gen GLUT2, SLC2A2, dan sebagainya. Namun intinya adalah mutasi pada gen-gen ini menyebabkan tubuh kesulitan menggunakan insulin yang telah dihasilkannya, sehingga gulanya sulit dikendalikan. 

Obesitas

Obesitas terjadi ketika tubuh menyimpan lemak dalam jumlah terlalu besar, sehingga berat badannya pun menjadi berlebihan. Lemak ini menghalangi organ tertentu untuk dapat dimasuki oleh hormon insulin, sehingga hormon ini tidak dapat bekerja dengan baik. Kadar gula dalam darah menjadi terlalu tinggi dan terjadilah diabetes tipe 2.

Kemudian tubuh akan bereaksi dengan memaksa pankreas bekerja lebih keras menghasilkan insulin. Lama-kelamaan pankreas dapat kehilangan kemampuan menghasilkan hormon ini dengan cukup, yang membuat penyakit ini semakin parah.

Jaringan lemak pada penderita obesitas juga menimbulkan dampak berupa produksi hormon lain, yaitu leptin. Jadi apabila kondisi lemaknya berlebihan, maka akan menyebabkan produksi leptin yang terlalu tinggi, padahal hormon ini akan menghambat pankreas mengeluarkan insulin. Hal ini menyebabkan gula darah menjadi semakin sulit dikendalikan dan akan mengganggu seluruh tubuh.

Anak-anak obesitas umumnya memang kurang terbiasa untuk bergerak aktif, sehingga gaya hidup yang kurang gerak inilah yang dianggap menyebabkan obesitas. Beberapa kasus obesitas juga sering terjadi karena faktor keturunan yang memproduksi lemak secara berlebihan.

Pola Makan Tidak Sehat

Pola makan yang tidak sehat juga dapat menyebabkan diabetes. Pola ini sering ditandai dengan mengonsumsi makanan yang tinggi akan lemak jenuh, garam, dan gula tambahan, tetapi rendah akan serat. Konsumsi seperti ini banyak diperoleh pada makanan cepat saji, daging olahan, ataupun camilan kemasan yang sering dimakan Si Kecil.

Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan garam tambahan menyebabkan organ-organnya menjadi kurang sensitif untuk merespons hormon insulin. Akibatnya hormon ini tidak dapat bekerja mengendalikan gula dalam darah, meskipun telah diproduksi tubuh dalam jumlah cukup.

Sedangkan makanan tinggi gula tambahan akan meningkatkan gula dengan cepat dalam darah. Pankreas membaca situasi ini dengan memproduksi lebih banyak hormon insulin. Lama-kelamaan pankreas pun menjadi terlalu lelah, sehingga insulinnya berkurang dan terjadilah diabetes.

Terlalu banyak konsumsi makanan tersebut dapat membentuk kebiasaan makan jangka panjang yang kurang sehat. Ia akan cenderung menghindari makanan seperti sayuran dan buah-buahan yang kaya akan serat, vitamin, ataupun mineral. Padahal semua NUTRISI tadi juga dibutuhkan supaya tubuhnya mampu melakukan proses untuk kinerja pankreas agar dapat menghasilkan insulin yang cukup dan membuat hormon tersebut dapat berfungsi efektif pada organ-organ Si Kecil.

Memperkenalkan pola makan sehat sejak sedini mungkin dapat membantu mencegah diabetes. Pencegahan ini sangat penting, karena begitu ia terkena diabetes, #WaktuTakBisaKembali karena akan sulit untuk mengembalikan kadar gulanya ke rentang normal. Ajaklah ia mengonsumsi makanan yang lebih sehat, antara lain memilih makanan yang banyak mengandung serat, protein, vitamin, dan mineral. 

Sebaliknya, batasi ia dari makanan yang tinggi lemak jenuh, garam, dan gula tambahan. Tujuannya adalah agar zat-zat tersebut tidak menghalangi organ tubuhnya mendapatkan hormon insulin, dan membuat pankreasnya masih mampu menghasilkan insulin dengan cukup.

Mencegah Si Kecil mengkonsumsi gula tambahan secara berlebihan juga dapat dilakukan dengan memilihkannya #SusuPertumbuhan yang rendah gula. Susu yang tidak menggunakan pemanis tambahan ini akan menghindarkannya dari gula yang berlebihan dalam darahnya, sehingga ia tidak akan berisiko mengalami diabetes dari susu yang dikonsumsinya. Cari tahu rekomendasi susu yang rendah akan pemanis tambahan tersebut di sini: Rekomendasi Susu Pertumbuhan Rendah Gula untuk Si Kecil.

Referensi

American Diabetes Association. Genetics of Diabetes. Diakses pada 19 November 2024. https://diabetes.org/about-diabetes/genetics-diabetes

Medical News Today. Is type 2 diabetes genetic? Diakses 27 November 2024. https://www.medicalnewstoday.com/articles/is-type-2-diabetes-genetic

Kemkes. Sering Dianggap Menggemaskan, Obesitas Membahayakan Masa Depan Anak. Diakses pada 26 November 2024. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240306/1545063/sering-dianggap-menggemaskan-obesitas-membahayakan-masa-depan-anak/