Salah satu bentuk keterampilan kognitif Si Kecil adalah kemampuannya memecahkan masalah, atau sering disebut problem solving. Umumnya, keterampilan ini diajarkan di sekolah melalui berbagai mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler.
Namun sebenarnya, Bunda juga dapat melatih keterampilan ini di rumah. Artikel ini akan memberikan cara-cara melatih problem solving yang dapat Bunda ajarkan sejak usia dini, sehingga tidak perlu menunggu hingga hal ini diajarkan di sekolahnya.
Salah satu cara untuk melatih kemampuan pemecahan masalah adalah memberikan tantangan sederhana dalam aktivitas hariannya. Ini dapat berupa pertanyaan atau situasi yang mendorong anak untuk berpikir kreatif, seperti “Bagaimana cara menyimpan mainan dengan rapi?” atau “Bagaimana cara membagi kue agar cukup untuk semua orang?”
Kondisi ini tidak hanya mengasah kemampuan berpikir kritis, tetapi juga melatih Si Kecil untuk mengambil tindakan dan mencari solusi yang paling sesuai.
Dalam memberikan tantangan, biarkan ia berpikir dan menemukan solusinya sendiri. Peran Bunda adalah sebagai pendamping, bukan pemberi jawaban. Ketika ia mencoba menyelesaikannya sendiri, ia akan belajar memahami bahwa setiap masalah memiliki berbagai kemungkinan solusi.
Misalnya, jika kebingungan tentang cara membagi mainan dengan saudaranya, Bunda bisa memberikan petunjuk seperti, “Menurutmu, bagaimana caranya agar kalian berdua bisa bermain bersama?” Pendekatan ini mengajarkannya untuk melihat situasi dari berbagai sudut pandang.
Bunda juga bisa menyesuaikan tantangannya dengan usianya. Pada saat usia 3-5 tahun, tantangannya dapat berupa aktivitas bermain peran dengan memecahkan masalah sederhana, seperti “Bagaimana cara membuat boneka ini berdiri?”
Nanti memasuki usia 5-7 tahun, Bunda bisa memintanya terlibat dalam langkah-langkah pemecahan masalah, seperti mendefinisikan masalahnya, mengusulkan solusi, mencoba solusi, dan mengevaluasi hasilnya.
Melibatkan Si Kecil dalam proyek kreatif, seperti membuat taman atau kerajinan sederhana, dapat dilakukan untuk melatih kemampuan pemecahan masalah sekaligus mempererat hubungan antara Bunda dengannya. Ajak ia untuk berpikir kreatif, merancang langkah-langkah, dan menghadapi berbagai tantangan yang mungkin ditemui.
Proses ini membuatnya belajar bagaimana memecahkan problema dalam kehidupan nyata, seperti memilih bahan yang tepat untuk taman atau bagaimana mengatur tata letak tanaman agar tumbuh dengan baik. Aktivitas ini juga mengajarkan perlunya perencanaan dan eksekusi yang terorganisir.
Sebelum memulai proyek, diskusikan rencana bersamanya. Libatkan ia dalam menentukan jenis tanaman yang ingin ditanam atau desain yang diinginkan. Proses diskusi ini tidak hanya membuatnya merasa dihargai, tetapi juga mendorong ia untuk berpikir kritis.
Berikan pula ia kesempatan mengatasi hambatan yang mungkin muncul, seperti kurangnya alat atau bahan. Bunda dapat memberikan panduan melalui pertanyaan terbuka, seperti "Menurutmu, apa yang bisa kita lakukan jika tanahnya terlalu kering?" sehingga Si Kecil belajar mencari solusi sendiri.
Proyek yang bersifat kreatif juga melatih keterampilan sosial dan emosional. Si Kecil akan belajar untuk bekerja sama, berbagi ide, dan menerima saran. Ia juga belajar menghadapi kegagalan, seperti ketika rencana awal tidak berjalan sesuai harapan.
Dengan dorongan dan dukungan dari Bunda, ia akan lebih percaya diri untuk terus mencoba dan memperbaiki kesalahan. Keterampilan ini diperlukan untuk kehidupannya di masa depan, baik di sekolah maupun dalam lingkungan sosial.
Mulailah dengan memberikan pilihan sederhana, seperti memilih menu makan atau merencanakan kegiatan akhir pekan. Memberikan opsi yang terbatas, seperti "Mau makan sayur sop ayam atau daging?" dapat membantu Si Kecil merasa dilibatkan. Dengan cara ini, ia belajar bahwa setiap keputusan memiliki konsekuensi dan mulai memahami pentingnya mempertimbangkan opsi secara cermat.
Ia juga sudah dapat diajak membuat keputusan sederhana bahkan sejak balita. Dilansir dari Child Mind Institute, Bunda dapat membatasi pilihan menjadi 2 buah, misalnya, “Mau pakai sepatu merah atau biru?” Pendekatan ini membangun fondasi pengambilan keputusan sambil tetap memberikan batasan yang jelas.
Seiring pertumbuhannya, beri ia tanggung jawab lebih besar. Contohnya, biarkan ia memilih buku yang ingin dibaca atau membantu menentukan cara merayakan ulang tahun. Semakin sering ia diberi kesempatan mengambil keputusan, semakin percaya diri ia dalam menghadapi pilihan yang lebih rumit di masa depan.
Melibatkan Si Kecil dalam pengambilan keputusan sehari-hari juga mengajarkannya untuk menerima konsekuensi dari setiap pilihannya, baik positif maupun negatif. Jika ternyata keputusannya kurang tepat, seperti bermain sebelum belajar hingga lupa waktu, biarkan ia merasakan dampaknya.
Namun dampingi ia untuk mengevaluasi apa yang bisa dilakukan lebih baik di masa mendatang. Evaluasi seperti ini akan membuatnya memahami bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar.
Bunda, setiap anak memiliki keunikan tersendiri dalam cara memroses informasi dan memecahkan masalah. Ini juga berkaitan dengan kecerdasan mana yang berkembang paling pesat dalam kecerdasan majemuknya. Misalnya, Si Kecil dengan kecerdasan interpersonal yang dominan umumnya lebih mempertimbangkan dampak keputusan yang diambil terhadap orang lain, sementara Si Kecil dengan kecerdasan logis-matematis yang pesat cenderung menganalisis pro dan kontra secara sistematis.
Dengan memahami jenis #KecerdasanMajemuk yang dimiliki, Bunda akan dapat memberikan pendekatan yang tepat untuk mendukungnya mencapai Tumbuh Kembang Optimal. Ketahui penjelasan selengkapnya di sini: Macam-Macam Kecerdasan Majemuk pada Anak-Anak.
Referensi
Better Kids. 5 Tips for Helping Kids Make Responsible Decisions. Diakses pada 22 November 2024. https://betterkids.education/blog/5-tips-for-helping-kids-make-responsible-decisions
Child Mind Institute. Helping Kids Make Decisions. Diakses pada 22 November 2024. https://childmind.org/article/helping-kids-make-decisions/
Lemonade Day. 9 Engaging Problem Solving Activities for Kids to Build Critical Skills. Diakses pada 22 November 2024. https://lemonadeday.org/blog/problem-solving-activities-for-kids
Nationwide Children’s. Problem Solving: How to Teach Young Children. Diakses pada 22 November 2024. https://www.nationwidechildrens.org/family-resources-education/700childrens/2023/07/problem-solving
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Mengajarkan Metode Problem Solving kepada Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?