Sembelit atau konstipasi sering menjadi keluhan pada anak-anak dan dapat mengganggu rutinitas mereka sehari-hari. Kesulitan buang air besar adalah masalah pencernaan yang umum, ditandai dengan frekuensi buang air besar yang berkurang serta feses yang keras dan sulit dikeluarkan.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kekurangan cairan, pola makan rendah serat, hingga masalah medis lainnya. Memahami apa yang menyebabkan sembelit dan bagaimana cara mengatasinya adalah kunci untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan Si Kecil.
Bunda perlu memperhatikan tanda-tanda Si Kecil mengalami kesulitan BAB, yang meliputi:
Sembelit pada Si Kecil biasanya tidak berbahaya. Namun, kondisi kronis dapat menyebabkan komplikasi. Konsultasikan ke dokter jika Si Kecil kesulitan BAB lebih dari dua minggu atau disertai dengan gejala berikut:
Segera konsultasikan dengan dokter jika gejala-gejala ini terjadi agar mendapatkan penanganan yang tepat.
SKesulitan BAB dapat terjadi karena banyak faktor. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan menahan buang air besar. Si Kecil mungkin menahan BAB karena merasa takut atau tidak nyaman menggunakan toilet umum, atau hanya karena tidak ingin berhenti bermain. Kebiasaan ini menyebabkan gerakan usus menjadi lambat, membuat feses lebih keras dan sulit dikeluarkan.
Perubahan dalam pola makan juga berdampak signifikan. Kurangnya asupan serat dan cairan dapat membuat feses keras dan kering. Pelatihan toilet yang belum tuntas dapat membuat anak tidak terampil menggunakan toilet dan akhirnya menahan BAB. Selain itu, perubahan rutinitas seperti bepergian atau stres juga dapat mempengaruhi fungsi usus dan menyebabkan sembelit.
Obat-obatan tertentu, termasuk antidepresan, juga dapat menyulitkan BAB sebagai efek samping. Mengerti penyebab konstipasi pada Si Kecil adalah kunci untuk menemukan solusi yang efektif.
Untuk mengatasi kondisi ini, berikut beberapa langkah yang dapat Bunda lakukan untuk memulihkan kondisi Si Kecil, yaitu:
Makanan dengan tinggi serat dapat membantu tubuh Si Kecil membentuk feses yang lunak. Bunda dapat menyajikan lebih banyak makanan berserat tinggi kepada Si Kecil, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan roti gandum.
Jika Si Kecil tidak menyukai makanan berserat, maka Bunda dapat mulai membiasakan dengan memberinya sedikit demi sedikit. Dilansir dari Mayoclinic, asupan serat makanan yang disarankan adalah 14 gram untuk setiap 1.000 kalori. Pada balita, asupan yang diperlukannya sekitar 20 gram serat makan sehari.
Jika Bunda merasa bahwa Si Kecil kesulitan BAB, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk memberinya obat pencahar. Obat ini dapat melembutkan feses, merangsang pergerakan usus, atau meningkatkan jumlah air di dalam usus.
Penanganan sembelit pada anak menggunakan pencahar mungkin perlu waktu beberapa bulan untuk membuahkan hasil. Perlu diingat bahwa pengobatan pencahar dapat menyebabkan feses Si Kecil menjadi lebih cair dan lunak pada awalnya, sebelum akhirnya membaik.
Memijat perut Si Kecil dengan lembut dapat mengendurkan otot-otot yang mendukung kandung kemih dan usus, sehingga membantu meningkatkan aktivitas usus.
Bunda dapat mencoba memijat dengan teknik gerakan spiral. Caranya, letakan telunjuk orang tua di dekat pusar Si kecil. Kemudian, mulailah menggerakkan jari searah jarum jam, melingkar ke tepi perutnya sesuai garis pencernaan Si Kecil, sehingga membantu melancarkan buang air besar.
Ketika Si Kecil mengalami sembelit, memberikan cairan yang tepat adalah langkah yang sangat penting. Air putih adalah pilihan dasar yang selalu baik untuk mendukung hidrasi, tetapi ada beberapa minuman lain yang bisa membantu melonggarkan feses dan merangsang gerakan usus. Jus buah seperti jus apel, pir, atau prune yang diencerkan dapat menjadi tambahan berguna karena mengandung serat larut yang dapat membantu meredakan kondisi Si Kecil.
Selain jus buah, probiotik juga bisa menjadi pilihan minuman yang bagus. Yogurt atau kefir yang kaya probiotik dapat membantu menyeimbangkan mikroflora usus dan mendukung gerakan usus yang lebih lancar.
Namun, usahakan menghindari minuman berkafein atau bersoda, karena dapat menyebabkan dehidrasi dan memperburuk kondisi Si Kecil. Memberikan cairan yang tepat, dengan perhatian terhadap kebutuhan nutrisi dan hidrasi Si Kecil, menjadi bagian penting dari strategi penanganan sembelit.
Meskipun konstipasi tidak selalu dianggap sebagai kondisi serius, konstipasi yang terjadi kronis dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Feses yang keras dapat menyebabkan luka kecil pada rektum, yang dikenal sebagai fissura ani. Selain itu, sembelit yang berkepanjangan dapat menyebabkan anak takut melakukan BAB, memperburuk masalah dan menambah tekanan pada otot-otot perut ketika buang air besar.
Anak yang sering mengalami kesulitan BAB mungkin juga mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Rasa tidak nyaman yang berkelanjutan dapat memengaruhi aktivitas harian dan suasana hati anak. Mencegah sembelit dengan pola makan yang baik, hidrasi yang cukup, dan aktivitas fisik teratur adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan pencernaan anak dalam jangka panjang.
Di samping memberikan asupan makanan yang bergizi, Bunda juga bisa memberikan susu dengan kandungan prebiotik FOS dan GOS yang membantu melancarkan pencernaan. Asupan nutrisi yang tepat dan membantu mengurangi risiko sembelit berulang. Yuk, pelajari lebih lanjut tentang bagaimana prebiotik FOS dan GOS dapat bermanfaat bagi Si Kecil di sini: Mengenal Prebiotik FOS dan GOS untuk Pencernaan Si Kecil.
Referensi :
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Lakukan ini Untuk Mengatasi Sembelit pada Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?