Gizi & Nutrisi Gizi & Nutrisi

Makanan Tinggi Gula yang Perlu Dibatasi untuk Anak

Morinaga ♦ 12 Desember 2024

Makanan Tinggi Gula yang Perlu Dibatasi untuk Anak

Makanan tinggi gula seperti permen, cokelat, dan minuman manis banyak disukai anak-anak karena rasanya yang manis. Tetapi jika tidak diperhatikan dengan seksama, makanan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatannya. Konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan serius, seperti gigi berlubang, obesitas, hingga diabetes.

Selain permen dan cokelat, banyak makanan lain yang mengandung gula tersembunyi, seperti kue, sereal manis, jus buah kemasan, dan buah kalengan. Meskipun buah merupakan pilihan sehat, ketika diolah menjadi buah kalengan, gula tambahan seringkali ditambahkan, yang bisa berisiko bagi kesehatan jika dikonsumsi secara terus-menerus. Penting bagi Bunda untuk lebih cermat dalam memilih makanan dan memeriksa label kemasan agar Si Kecil dapat terhindar dari risiko konsumsi gula berlebihan.

Buah Kalengan

Buah kalengan sering menjadi pilihan praktis untuk memenuhi kebutuhan buah harian. Sayangnya, sebagian besar produk ini direndam dalam sirup gula yang kental atau mengandung tambahan gula (sukrosa) dalam jumlah tinggi. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular, terutama jika dikonsumsi berlebihan.

Sebagai alternatif yang lebih sehat, buah segar menjadi pilihan terbaik. Buah segar tidak hanya kaya serat alami yang membantu mengontrol gula darah, tetapi juga bebas dari tambahan gula dan pengawet. Kandungan seratnya mendukung pencernaan yang sehat sekaligus mengurangi risiko lonjakan gula darah, sehingga menjadikannya aman dan ideal untuk konsumsi sehari-hari. 

Jika buah kalengan menjadi pilihan, ada cara untuk mengurangi risiko gula tambahan. Pilih buah kalengan yang dikemas dalam jus alami atau air, bukan sirup gula. Selalu baca label kemasan untuk memastikan tidak ada bahan tambahan lainnya, seperti sirup fruktosa, sirup jagung, atau sukrosa. Menambahkan yogurt rendah lemak sebagai pelengkap juga bisa menjadi ide yang lezat sekaligus sehat. 

Beberapa buah seperti pir, persik, apel, dan beri memiliki kandungan serat yang tinggi dan dapat menjadi tambahan yang lezat untuk hidangan sehari-hari. Memilih produk yang sesuai dan mengonsumsinya dengan bijak, memungkinkan Bunda tetap dapat merasakan kepraktisan buah kaleng tanpa harus mengorbankan kesehatan keluarga.

Permen dan Cokelat

Permen dan cokelat adalah camilan favorit anak, tetapi sering menjadi sumber gula tinggi yang perlu diwaspadai. Menurut Kososki Dental, gula dalam permen dapat berinteraksi dengan bakteri di mulut dan menghasilkan asam yang merusak enamel gigi. Akibatnya, Si Kecil rentan terhadap gigi berlubang (karies), terutama saat mengonsumsi permen lengket atau keras. Selain itu, dilansir dari Cleveland Clinic, konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan kesehatan lainnya.

Cokelat juga memiliki tantangan tersendiri. Cokelat susu atau cokelat dengan isian seringkali mengandung kadar gula tinggi. Sebagai alternatif yang lebih sehat, cokelat hitam dengan kandungan kakao tinggi memiliki sukrosa lebih rendah dan kaya antioksidan yang baik untuk kesehatan jantung. Namun, konsumsi cokelat tetap perlu dibatasi untuk mencegah gangguan berat badan dan metabolisme pada Si Kecil.

Bunda dapat mengurangi risiko dari camilan manis dengan memberikan cokelat hitam atau permen bebas gula sebagai pilihan yang lebih aman. Jenis permen ini dapat membantu produksi air liur, membersihkan sisa makanan di gigi, dan mengurangi risiko karies. Alternatif lain yang lebih sehat adalah buah segar atau yogurt rendah lemak, yang tidak hanya memuaskan keinginan Si Kecil akan rasa manis, tetapi juga memberikan nutrisi penting bagi tubuhnya.

Bunda juga perlu mengontrol konsumsi gula harian agar tidak melebihi 25 gram (6 sendok teh) sesuai rekomendasi untuk anak usia 2-18 tahun. Membaca label makanan, memilih camilan sehat, dan menjaga kebersihan gigi dengan menyikat dua kali sehari adalah langkah sederhana yang bisa Bunda lakukan untuk mendukung kesehatan Si Kecil.

Sereal Manis

Sereal manis kerap menjadi pilihan sarapan praktis dan lezat untuk anak-anak. Namun, sebagian besar sereal yang dipasarkan mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi. Menurut penelitian yang dirangkum Parents, hingga 92% sereal untuk anak-anak mengandung gula tambahan, dengan beberapa jenis mengombinasikan berbagai bentuk gula, seperti sirup jagung, madu, dan fruktosa tinggi. Konsumsi rutin makanan seperti ini berisiko menyebabkan obesitas, diabetes tipe 2, hingga kerusakan gigi.

Gula tersembunyi pada sereal juga dapat memengaruhi perkembangan Si Kecil. Penelitian Cleveland Clinic, menunjukkan bahwa asupan gula berlebih dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, gangguan tidur, hingga hiperaktivitas. Selain itu, kebiasaan mengonsumsi sereal manis secara rutin dapat mengurangi konsumsi makanan bernutrisi lainnya, seperti buah, sayur, dan protein, yang penting bagi pertumbuhan optimal Si Kecil.

Bunda dapat memilih sereal berbahan dasar gandum utuh dengan kandungan serat minimal 3 gram per porsi, dan gula rendah dapat menjadi pilihan yang lebih sehat. Pastikan jumlah gula dalam sereal  tidak lebih dari dua kali lipat jumlah seratnya. Jika Si Kecil sulit meninggalkan sereal manis, cobalah mencampurkannya dengan sereal tanpa gula untuk menurunkan kadar gula secara bertahap. Tambahkan topping seperti buah segar, kacang-kacangan, atau yogurt rendah lemak dapat ditambahkan untuk meningkatkan rasa sekaligus nilai gizi. 

Makanan yang sehat dapat tetap terasa enak bagi Si Kecil, tetapi tidak selalu harus mengandung gula hingga berlebihan. Dengan memilih makanan yang kaya akan nutrisi, maka kebutuhannya pun akan terpenuhi. Salah satu caranya adalah memilih #SusuPertumbuhan rendah gula yang dapat mendukung perkembangan Si Kecil dengan lebih aman. Temukan pilihan susu yang tepat di sini: Rekomendasi Susu Pertumbuhan Rendah Gula untuk Si Kecil, dan mulai berikan kepada Si Kecil karena #WaktuTakBisaKembali untuk memperbaiki kesehatannya apabila terganggu nanti.

Referensi

Cleveland Clinic. Sugar: How Bad Are Sweets for Your Kids? Diakses pada 18 November 2024. https://health.clevelandclinic.org/sugar-how-bad-are-sweets-for-your-kids

Kososki Dental. How Bad is Candy for Kids Teeth? Diakses pada 18 November 2024. https://kososkidental.com/how-bad-is-candy-for-kids-teeth/

Parents. Cereal for Breakfast: A Good or Bad Idea for Kids? Diakses pada 18 November 2024. https://www.parents.com/recipes/scoop-on-food/cereal-for-breakfast-a-good-or-bad-idea-for-kids/