Siapa yang tidak senang melihat Si Kecil menikmati makanan favoritnya dengan ceria? Namun, di balik kegembiraan itu, Bunda perlu memperhatikan seberapa banyak kandungan manis dalam makanan yang dikonsumsinya. Gaya hidup modern dengan berbagai pilihan makanan manis telah meningkatkan risiko obesitas pada anak-anak. Meski pemanis alami penting sebagai sumber energi bagi aktivitas mereka, konsumsi berlebih dapat mengganggu kesehatannya.
Dalam artikel ini, Bunda akan mendapatkan wawasan tentang kebutuhan harian akan pemanis alami sesuai usia Si Kecil. Dengan memahami kebutuhan ini, Bunda dapat mengatur asupan manis yang tepat tanpa harus khawatir tentang risiko kesehatan yang mengintai.
Setiap tahap pertumbuhan Si Kecil memerlukan energi yang berbeda, yang berpengaruh pada toleransi terhadap asupan manis. Berikut adalah kebutuhan harian pemanis alami berdasarkan usia, menurut The European Society for Paediatric Gastroenterology Hepatology and Nutrition (ESPGHAN):
Jumlah yang tepat dari pemanis alami diperlukan sebagai sumber energi. Dalam kadar yang sesuai, asupan manis membantu tubuh Si Kecil menjalankan fungsi vital seperti pernapasan, metabolisme, dan sirkulasi darah.
Namun, seringkali anak-anak mengonsumsi kandungan manis secara berlebihan dalam menu sehari-hari. Ini bisa berasal dari saus, kecap, makanan olahan, atau pemanis tambahan pada makanan kemasan. Untuk mencegah konsumsi berlebih, sebaiknya Bunda teliti dalam membaca label nutrisi pada kemasan makanan.
Asupan pemanis yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai dampak fisik, salah satunya risiko obesitas. Dikutip dari BetterHealth Channel, kelebihan gula dalam tubuh akan disimpan sebagai lemak, yang berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan tidak terkontrol. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini meningkatkan risiko obesitas.
Konsumsi manis berlebih juga dapat menyebabkan kerusakan gigi, karena gula merupakan makanan utama bagi bakteri dalam plak gigi. Bakteri ini menghasilkan asam yang merusak lapisan terluar gigi dan dapat menimbulkan karies.
Selain itu, pankreas Si Kecil harus bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin saat ada kelebihan gula. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan tubuhnya tidak merespons insulin dengan baik, sehingga dapat meningkatkan risiko diabetes saat remaja.
Gangguan pada mikrobioma usus juga bisa terjadi akibat kelebihan asupan manis. Ketika keseimbangan mikrobioma terganggu, pencernaan dan sistem kekebalan tubuh ikut terpengaruh, membuat Si Kecil lebih rentan terhadap infeksi.
Konsumsi manis berlebihan juga memengaruhi kesehatan mental dan kognitif anak. Kadar gula yang terlalu tinggi dapat mengganggu performa akademik, kemampuan belajar, dan memori. Lonjakan gula darah yang cepat bisa menyebabkan perubahan tingkat energi secara mendadak, mengganggu konsentrasi, dan membuat emosi menjadi tidak stabil. Penurunan energi tiba-tiba setelah lonjakan tersebut dapat mempengaruhi fokus dan ketahanan tubuh dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Dilansir dari NHS, salah satu cara efektif untuk mengontrol asupan manis pada Si Kecil adalah dengan membaca label pada kemasan makanan secara teliti. Menurut panduan NHS, produk dengan lebih dari 22,5 gram gula per 100 gram tergolong tinggi gula, sedangkan produk yang memiliki kurang dari 5 gram tergolong rendah.
Bunda juga perlu mewaspadai istilah lain yang digunakan untuk menyebut pemanis tambahan dalam daftar bahan, seperti "fruktosa" atau "konsentrat jus buah".
Penting juga untuk memilih camilan dan minuman yang rendah pemanis. Air putih dan susu pertumbuhan yang bebas sukrosa dapat menjadi pilihan yang lebih sehat.
Bunda bisa menukar makanan Si Kecil dengan pilihan yang lebih alami dan rendah pemanis. Misalnya, ganti selai manis atau cokelat oles dengan irisan buah segar. Saat menyajikan sereal, tambahkan buah untuk memberikan rasa manis alami. Jika ia menginginkan camilan manis, tawarkan buah-buahan segar yang mengandung gula alami dan serat, atau yogurt plain tanpa tambahan pemanis.
Selain itu, pilihlah produk dengan label "tanpa pemanis tambahan" atau "rendah gula" agar asupan manis tetap terkendali. Perubahan sederhana ini akan membantunya terbiasa dengan rasa alami makanan.
Menerapkan kontrol juga perlu dilakukan dengan mengedukasi Si Kecil tentang pilihan makanan dan minuman yang sehat. Memberikan pemahaman bahwa konsumsi manis berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental akan membantunya belajar mengatur pilihan makanan dengan lebih bijak. Tujuannya adalah membentuk pola makan yang melindunginya dari risiko kesehatan di masa depan.
Memilih susu pertumbuhan yang bebas dari pemanis tambahan juga merupakan bentuk perhatian Bunda agar asupan manis Si Kecil tidak berlebihan. Morinaga Chil Kid Platinum MoriCare+ Triple Bifi dapat menjadi pilihan untuk memberikan nutrisi tanpa kelebihan gula. Kadar gulanya tidak melebihi batas maksimal yang dianjurkan untuk usia 1-3 tahun.
Referensi
BetterHealth Channel. Sugar. Diakses pada 25 Oktober 2024. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/sugar#sugar-in-moderation
ESPGHAN. Sugar Intake in Infants, Children and Adolescents. Diakses pada 25 Oktober 2024. https://www.espghan.org/dam/jcr:9fdb9c21-494a-4237-9be7-303f68d8b0a2/2018_Sugar_Intake_in_Infants__Children_and_Adolescents.pdf
NHS. Sugar. Diakses pada 25 Oktober 2024. https://www.nhs.uk/healthier-families/food-facts/sugar/
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Jumlah Kebutuhan Gula Harian Si Kecil dan Cara Mengontrolnya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?