Beda Gula Alami dan Gula Tambahan pada Makanan Si Kecil

Morinaga ♦ 9 Desember 2024

Beda Gula Alami dan Gula Tambahan pada Makanan Si Kecil

Gula adalah bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tidak semua jenis gula memiliki dampak yang sama pada tubuh. Banyak orang masih bingung antara gula alami dan gula tambahan, padahal keduanya memiliki perbedaan yang sangat besar. Gula alami, yang terdapat dalam buah (fruktosa) dan susu (laktosa), tidak hanya memberikan rasa manis, tetapi juga mengandung berbagai NUTRISI esensial, seperti vitamin, mineral, dan serat yang bermanfaat bagi tubuh. Sebaliknya, gula tambahan, seperti sukrosa, sebaiknya dikonsumsi dengan hati-hati karena bisa menimbulkan risiko kesehatan jika dikonsumsi berlebihan terutama pada Si Kecil.

Anak usia 2 hingga 18 tahun disarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 25 gram gula atau sekitar 6 sendok teh per hari dan membatasi minuman manis hingga maksimal 1 gelas 240 mL per minggu. Bahkan, anak di bawah usia 2 tahun, disarankan untuk menghindari pemanis tambahan sama sekali, karena dapat memengaruhi perkembangan dan kesehatan jangka panjang Si Kecil.

Gula Alami dan Manfaatnya

Gula alami adalah jenis gula yang ditemukan secara alami dalam berbagai bahan makanan, seperti buah-buahan (fruktosa) dan produk susu (laktosa). Berbeda dengan gula tambahan, gula alami tidak melalui proses pemurnian atau penambahan bahan kimia lainnya, sehingga lebih aman dikonsumsi. Selain memberikan rasa manis, gula alami juga mengandung berbagai NUTRISI pendukung seperti serat dan protein, yang mendukung tubuh untuk mencernanya secara perlahan. Oleh karena itu, gula alami memiliki risiko yang lebih rendah dalam menyebabkan masalah kesehatan, seperti resistensi insulin dan diabetes, yang sering terjadi akibat konsumsi gula tambahan berlebihan.

Salah satu contoh gula alami yang penting adalah laktosa. Laktosa terdiri dari dua jenis gula sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa. Enzim laktase di usus kecil membantu tubuh untuk mencerna laktosa, yang kemudian memberikan energi secara bertahap tanpa menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang mendadak. Laktosa juga memiliki manfaat tambahan dengan membantu penyerapan mineral-mineral esensial, seperti kalsium, magnesium, dan seng, yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan tulang Si Kecil.

Keuntungan utama dari laktosa adalah kemampuannya untuk menyediakan energi secara stabil tanpa efek samping dari konsumsi gula tambahan. Selain itu, laktosa juga berfungsi sebagai prebiotik yang memberikan makanan bagi bakteri baik di usus Si Kecil. Proses fermentasi laktosa menghasilkan asam lemak rantai pendek yang sangat bermanfaat untuk kesehatan pencernaan dan mendukung daya tahan tubuh. Dengan indeks glikemik yang rendah, laktosa menjaga kestabilan energi Si Kecil, mencegah fluktuasi suasana hati, dan mendukung keseimbangan mikrobiota usus yang sehat.

Gula Tambahan dan Dampaknya pada Anak

Gula tambahan adalah jenis gula yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman selama proses pengolahan, penyajian, atau konsumsi. Tidak seperti gula alami yang terdapat dalam buah-buahan dan susu. Gula tambahan tidak memberikan manfaat gizi apa pun. Fungsinya hanya untuk menambah rasa manis dan kalori. Salah satu contoh paling umum dari gula tambahan adalah sukrosa, kombinasi glukosa dan fruktosa yang sering ditemukan dalam berbagai makanan olahan, seperti minuman manis, kue, dan camilan. Berbeda dengan gula alami, sukrosa tidak mengandung NUTRISI penting, seperti vitamin, mineral, atau serat.

Konsumsi sukrosa dalam jumlah berlebih dapat meningkatkan kadar gula darah secara drastis, yang memicu resistensi insulin. Resistensi insulin adalah kondisi ketika tubuh tidak mampu merespons insulin dengan baik, sehingga menjadi salah satu penyebab utama diabetes. Konsumsi sukrosa yang berlebihan juga dapat menyebabkan resistensi leptin, yaitu gangguan pada sistem pengatur nafsu makan tubuh. Hal ini meningkatkan risiko obesitas akibat asupan kalori yang tidak terkontrol.

Sukrosa juga berdampak pada kesehatan gigi. Ketika gula digunakan oleh bakteri di dalam mulut sebagai sumber energi, membentuk plak yang dapat merusak enamel gigi sehingga meningkatkan risiko gigi berlubang. Selain itu, konsumsi gula tambahan dalam jumlah besar dapat mengurangi asupan makanan bergizi. Sebagai contoh, konsumsi gula berlebih dapat mengganggu penyerapan NUTRISI esensial, seperti zat besi, kalsium, vitamin C, dan serat. Kondisi ini berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental Si Kecil.

Lebih lanjut, gula tambahan juga berpengaruh pada fungsi otak Si Kecil. Konsumsi sukrosa secara berlebihan dapat memengaruhi pembelajaran, memori, dan fungsi kognitif lainnya. Selain itu, gula tambahan yang berlebih juga dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan emosional, seperti kecemasan dan depresi serta dapat mengganggu kualitas tidur, yang sangat diperlukan bagi perkembangan dan kesehatan anak.

Kini memenuhi kebutuhan nutrisi harian Si Kecil semakin mudah dengan hadirnya #SusuPertumbuhan tanpa gula tambahan. Salah satu pilihan terbaik adalah Morinaga Chil Kid Platinum MoriCare+ #TripleBifi, yang dirancang tanpa tambahan gula untuk mendukung tumbuh kembang optimal Si Kecil. Kandungan nutrisinya tidak hanya menjaga kesehatan pencernaan, tetapi juga memperkuat daya tahan tubuh secara maksimal. Cari tahu informasi lebih lanjut di sini: Morinaga Chil Kid Platinum MoriCare+ Triple Bifi. 

Referensi

Cleveland Clinic. Sugar: How Bad Are Sweets for Your Kids? Diakses pada 02 November 2024. https://health.clevelandclinic.org/sugar-how-bad-are-sweets-for-your-kids

Egton Medical Information. Why too much sugar is bad for children. Diakses pada 02 November 2024. https://patient.info/news-and-features/why-too-much-sugar-is-bad-for-children-and-how-it-harms-their-health

Harvard Medical School. The sweet danger of sugar. Diakses pada 02 November 2024. https://www.health.harvard.edu/heart-health/the-sweet-danger-of-sugar