Nutrisi Tepat

Memilih Jenis Serat yang Tepat untuk Anak dengan Masalah Pencernaan

Morinaga Platinum - 5 Mei 2025

Memilih Jenis Serat yang Tepat untuk Anak dengan Masalah Pencernaan

Masalah pencernaan seperti sembelit atau diare memang cukup umum terjadi pada anak-anak. Rasa tidak nyaman yang ditimbulkan bisa memengaruhi kesehatan serta aktivitas hariannya. Solusi terbaik untuk menjaga kesehatan saluran cerna Si Kecil adalah dengan memenuhi kebutuhan serat harian.

Serat atau fiber memiliki berbagai jenis yang bekerja dengan cara yang berbeda-beda di dalam tubuh. Ada jenis serat yang membantu melancarkan buang air besar, sementara ada pula yang berfungsi untuk menstabilkan kondisi pencernaan. Itulah mengapa penting untuk memilih jenis serat yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Si Kecil. Pencernaan yang sehat akan mendukung tumbuh kembang Si Kecil agar siap menjadi bagian dari #GenerasiPlatinum yang cerdas dan aktif.

Perbedaan Serat Larut dan Tidak Larut untuk Pencernaan Anak

Berdasarkan jenisnya, terdapat dua macam serat pangan, yaitu larut dan tidak larut. Jenis pertama mampu menyerap air dan membentuk gel di dalam saluran pencernaan, sehingga memperlambat proses pencernaan. Saat mengalami diare, serat larut membantu mengentalkan feses agar frekuensi buang air besar berkurang. 

Sementara itu, serat tidak larut berfungsi menambah volume feses dan mempercepat pergerakan usus, sehingga sangat bermanfaat ketika Si Kecil mengalami sembelit. Jenis ini tidak larut dalam air dan tetap utuh selama proses pencernaan, membantu membersihkan saluran cerna secara alami. 

Memahami perbedaan antara kedua jenis fiber ini, termasuk dosis yang tepat, penting untuk membantu Bunda memilihkan makanan yang sesuai. Asupan gizi yang seimbang mampu menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah gangguan seperti sembelit atau diare. Pastikan untuk menyesuaikan kebutuhan tubuh Si Kecil ketika menambahkan sumber NUTRISI ini dalam menu harian, supaya porsinya terkontrol dengan baik. 

Serat untuk Anak yang Sering Mengalami Sembelit

Kesulitan buang air besar karena feses yang keras atau gerakan usus yang lambat disebut sembelit. Kondisi ini bisa membuat Si Kecil merasa tidak nyaman, perut kembung, bahkan mengeluh sakit saat buang air besar. 

Salah satu cara alami untuk mengatasinya adalah dengan memberikan asupan serat tidak larut yang cukup. Jenis ini membantu menambah massa feses dan merangsang kerja usus agar lebih aktif dalam mendorong sisa makanan keluar dari tubuh.

Kebutuhan fiber harian Si Kecil yang mengalami sembelit menurut Niagara Health System dibagi berdasarkan usianya. Anak berusia 1-3 memerlukan 19 gram per hari, 1-4 tahun membutuhkan 25 gram per hari, dan usia 9-12 membutuhkan 26 gram per hari. 

Sumber fiber tidak larut dapat ditemukan dalam bahan seperti roti gandum utuh, sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, serta kacang-kacangan seperti kacang merah dan almond. Bunda bisa mengkreasikan makanan ini agar lebih menarik perhatian Si Kecil. 

Misalnya, membuat sandwich dengan roti gandum dan isian sayur berwarna-warni (tomat, timun, dan selada), menyajikan smoothie dari buah-buahan dengan sedikit bayam, atau menambahkan sayur cincang ke dalam saus pasta favorit Si Kecil. Alternatif camilan sehat seperti kacang almond panggang juga bisa jadi pilihan. Dengan variasi menu yang menarik, kebutuhan NUTRISI Si Kecil dapat terpenuhi dengan maksimal.

Serat yang Membantu Mengatasi Diare pada Anak

Diare pada Si Kecil, yang ditandai dengan feses yang lebih encer dari biasanya, bisa disebabkan oleh gangguan pencernaan seperti infeksi atau reaksi terhadap makanan tertentu. Untuk membantu meredakan diare, Bunda bisa memberikan makanan yang kaya serat larut, seperti pektin. Jenis fiber ini berfungsi menyerap kelebihan cairan di usus, sehingga feses menjadi lebih padat dan pergerakan usus menjadi lebih lambat. Hasilnya, gejala diare pun dapat berangsur membaik, dan Si Kecil pun merasa lebih nyaman.

Beberapa makanan kaya serat larut yang aman bagi Si Kecil saat mengalami diare meliputi pisang, apel tanpa kulit, dan oatmeal. Pisang dan apel mengandung pektin yang membantu mengikat air di saluran pencernaan, sementara oatmeal mudah dicerna dan membantu menstabilkan tekstur feses. Berikan dalam porsi kecil tetapi sering, terutama setelah nafsu makannya mulai naik kembali. 

Untuk dosis serat, pastikan Si Kecil mendapatkan sekitar 3-4 gram serat larut per hari selama diare. Ini bisa diperoleh dari porsi makanan yang disebutkan sebelumnya. Jika Si Kecil berusia lebih dari 2 tahun, dosis ini bisa disesuaikan berdasarkan berat badan dan kebutuhan individu. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter jika ragu mengenai kebutuhan serat atau penanganan diare.

Serat Prebiotik untuk Menjaga Keseimbangan Pencernaan Anak

Berbeda dari jenis lainnya, prebiotik tidak dapat dicerna tubuh, tetapi justru menjadi "makanan" bagi bakteri baik di usus, seperti Bifidobacteria. Inulin adalah salah satu contohnya, dikenal mampu meningkatkan populasi Bifidobacteria dan Lactobacilli dalam saluran cerna. Kehadiran bakteri baik ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan mikrobiota usus, sekaligus membantu mencegah masalah pencernaan seperti sembelit dan diare.

Asupan serat harian anak bervariasi berdasarkan usianya. Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI, Si Kecil usia 1–3 tahun disarankan mengonsumsi sekitar 19 gram per hari, usia 4–6 tahun sebanyak 20 gram, dan usia 7–9 tahun sekitar 23 gram. 

Kebutuhan ini dapat dipenuhi melalui buah seperti pisang, apel, pir, dan mangga, sayur seperti asparagus, brokoli, wortel, dan bayam, biji-bijian seperti chia, flaxseed (biji rami), kacang-kacangan seperti almond, kenari, dan kacang hitam, serta gandum utuh, oat, dan barley.

Jika dikonsumsi secara rutin, kesehatan sistem pencernaan anak menjadi lebih terjaga, sehingga penyerapan nutrisi semakin maksimal. Manfaat dalam jangka panjangnya bisa meningkatkan daya tahan tubuh Si Kecil makin kuat. 

Karena itu, penting bagi Bunda untuk memilih jenis makanan yang sesuai dengan kondisi saluran cerna Si Kecil agar tetap sehat dan nyaman. Prebiotik seperti inulin terbukti membantu menyeimbangkan mikrobiota usus, yang berperan penting dalam daya tahan tubuh dan kelancaran proses pencernaan.

Susu yang mengandung inulin bisa menjadi pilihan tepat, karena tidak hanya mendukung sistem pencernaan, tetapi juga memberi manfaat jangka panjang bagi tumbuh kembangnya. Selain inulin, pastikan susu juga mengandung nutrisi penting lainnya seperti protein, zat besi, kalsium, serta vitamin dan mineral yang mendukung Si Kecil menjadi #GenerasiPlatinum, generasi sehat, aktif, dan cerdas. Yuk, Bunda, pahami lebih lanjut manfaat inulin dan cari tahu sumber terbaiknya di: Inulin sebagai Serat Prebiotik dan Manfaatnya untuk Anak.

Referensi:

  • Healthline. What’s the Difference Between Soluble and Insoluble Fiber? Diakses pada 09 April 2025. https://www.healthline.com/health/soluble-vs-insoluble-fiber
  • Williams, C. L. (1995). Importance of dietary fiber in childhood. Journal of the American Dietetic Association, 95(10), 1140-1149. Diakses pada 09 April 2025. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S000282239500307X
  • National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Eating, Diet, & Nutrition for Constipation in Children. Diakses pada 09 April 2025. https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/constipation-children/eating-diet-nutrition
  • Mayo Clinic. Nutrition and healthy eating. Diakses pada 09 April 2025. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/fiber/art-20043983
  • Verywell Health. What to Eat After You’ve Had Diarrhea. Diakses pada 09 April 2025. https://www.verywellhealth.com/diarrhea-nutrition-1944666
  • Dr. Axe. Fiber-Packed Pectin Benefits High Cholesterol and Diabetes. Diakses pada 09 April 2025. https://draxe.com/nutrition/pectin/
  • Kementerian Kesehatan. Peraturan menteri Kesehatan republik Indonesia tentang angka kecukupan gizi. Diakses pada 09 April 2025. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_
    ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf

Lihat Artikel Lainnya