Pertumbuhan Si Kecil yang terhambat dapat diketahui ketika laju pertumbuhannya melambat atau tertinggal dari kurva standar sesuai usianya. Umumnya, perlambatan ini dapat diketahui dengan memantau berat badannya dari waktu ke waktu.
Deteksi sedini mungkin sangat penting demi mengatasi faktor penyebabnya sehingga Si Kecil bisa segera mendapatkan solusi untuk mencapai pertumbuhan optimalnya. Hambatan ini umumnya disebabkan oleh kurangnya asupan energi sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan biologisnya yang terus meningkat. Yuk Bunda, pelajari lebih jauh.
Kurangnya sumber energi yang diterima Si Kecil dapat menyebabkan pertumbuhannya terhambat. Kekurangan ini dapat terjadi akibat asupan makanan yang tidak memadai atau kesulitannya untuk mulai makan.
Hal ini dapat berawal dari menurunnya frekuensi pemberian ASI eksklusif atau berkurangnya nutrisi yang dikonsumsi ibu saat menyusui. Kemudian, saat usianya menginjak 6 bulan, asupan makanannya dapat mulai berkurang jika ia tidak cukup mengonsumsi MPASI.
Kesulitan makan juga dapat menyebabkan Si Kecil kekurangan sumber energi. Perilaku ini dapat terjadi akibat gangguan pencernaan, masalah pada sistem saraf sensorik, atau kelainan pada struktur rongga mulut.
Pertumbuhan Si Kecil akan semakin terhambat jika asupan nutrisi yang selama ini diterimanya tidak lagi mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan biologisnya. Umumnya, kebutuhan tersebut meningkat karena ia mulai mengalami gangguan medis tertentu, seperti infeksi.
Jika terpapar mikroorganisme penyebab penyakit, ia akan mengalami infeksi yang membuat tubuhnya membutuhkan lebih banyak energi. Hal ini akan menjadi tantangan bagi tubuhnya jika pada saat infeksi, ia kehilangan nafsu makan atau kesulitan menyerap nutrisi.
Keadaan lain yang juga menyebabkan pertumbuhan terhambat adalah penyakit jantung yang menjadikan jantungnya harus memompa darah lebih cepat, sedangkan tubuhnya belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Akibatnya, peningkatan massa tubuh menjadi lamban, sehingga berat badannya juga sulit bertambah.
Pertumbuhan Si Kecil yang terhambat dapat diketahui apabila Bunda telah memantaunya secara rutin, terutama pada saat usianya mulai menginjak 3 bulan. Pada dasarnya, setiap bayi akan mengalami pertambahan berat badan yang teratur setiap bulan sejak lahir, dan pertambahan tersebut dapat diamati melalui kurva pertumbuhan.
Ketika Bunda mengamati kurva peningkatan berat badan Si Kecil, sesuaikan kurva tersebut dengan standar kurva pertumbuhan yang ditetapkan oleh organisasi WHO. Apabila sejak usia 3 bulan berat badannya hanya meningkat sedikit dibandingkan dengan kurvanya, maka Bunda dapat mulai merasakan bahwa pertumbuhannya memang terhambat.
Di Indonesia, umumnya pertumbuhan terhambat ini sudah banyak dipantau antara usia 3 hingga 7 bulan, terutama pada bayi yang diperiksa oleh dokter. Jika Bunda mengetahuinya sejak dini dan berkonsultasi dengan dokter, dokter dapat membantu Si Kecil mengejar ketertinggalan pertumbuhan tersebut. Dengan demikian, ia tidak akan terjerumus ke dalam kondisi stunting, yaitu kondisi pada usia 2 tahun di mana tinggi badannya berada di bawah standar pertumbuhan WHO.
Bunda, memantau pertumbuhan Si Kecil kini juga bisa dilakukan melalui fitur khusus di situs Morinaga yang bernama Cek Tumbuh Kembang. Melalui fitur ini, Bunda akan mengetahui berapa berat dan tinggi badan yang sesuai standar WHO, sehingga Bunda dapat mendeteksi keterlambatan pertumbuhannya. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pemantauan tumbuh kembang ini, cobalah fitur di halaman berikut: Cek Tumbuh Kembang.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Faktor-faktor yang Menyebabkan Pertumbuhan Si Kecil Terhambat
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?