Diabetes adalah penyakit yang ditandai kadar gula darah (atau glukosa) yang terlalu tinggi dan terjadi selama bertahun-tahun. Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengubah glukosa dari makanan menjadi energi dengan efisien, akibat hormon insulin yang dimilikinya tidak berfungsi dengan baik.
Seringkali diabetes baru terlihat pada seorang anak ketika ia sudah terlanjur mengalami komplikasi akibat penyakit ini, misalnya ketika ia mengalami sesak nafas akibat terlalu tingginya glukosa di dalam darahnya. Padahal sebelum ini terjadi, ciri-ciri penyakit ini sudah dapat terlihat dan dapat Bunda konsultasikan ke dokter agar tidak berkembang menjadi berbahaya. Ciri tersebut berupa Tiga P, yang merupakan kepanjangan dari Polidipsia (merasa haus secara terus-menerus); Poliuria (sering buang air kecil, terutama di malam hari); dan Polifagia (rasa lapar yang berlebihan meskipun sudah makan).
Ciri diabetes yang cukup sering terlihat adalah apabila Si Kecil sering ingin buang air kecil atau poliuri.
Poliuri disebabkan oleh kadar glukosa darah yang tinggi, sehingga ginjal berusaha keras untuk mengeluarkan kelebihan glukosa tersebut melalui urin. Maka tubuhnya akan sering buang air agar darahnya tidak terganggu oleh tingginya glukosa tersebut.
Sebenarnya ginjal memiliki mekanisme berupa penyerapan kembali glukosa tersebut dari urin untuk dikembalikan ke darah dan digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi. Tetapi apabila glukosa di urin terlalu tinggi dan melebihi kemampuan ginjal, maka ginjal akan sulit menyerap seluruh glukosa dan banyak glukosa yang akan terbuang melalui urin.
Ia bahkan akan terlalu sering ingin buang air pada saat seharusnya beristirahat, misalnya ketika hendak tidur di malam hari. Di sekolahnya, ia juga akan sering ingin pergi ke toilet, sehingga konsentrasinya belajar akan terganggu.
Terlalu banyak buang air kecil ini akan menyebabkan tubuh Si Kecil kehilangan banyak air. Otaknya akan membaca situasi ini dan menimbulkan keinginan untuk terus-menerus minum. Inilah yang membuatnya nampak merasa haus.
Sering buang air juga lama-kelamaan mengakibatkannya dehidrasi, karena ia kehilangan banyak air dan sekaligus elektrolit yang seharusnya mempertahankan fungsi tubuhnya. Dehidrasi ini membuatnya semakin ingin minum terus, untuk menjaga tubuhnya tetap dapat berfungsi dengan baik.
Diabetes juga dapat menyebabkan Si Kecil menjadi sering merasa lapar, atau disebut juga polifagi. Lebih spesifiknya, ia ingin mengonsumsi makanan yang manis-manis.
Ini terjadi karena poliuri menyebabkannya banyak kehilangan glukosa melalui kencing, sehingga tubuhnya menginginkan gula untuk menggantikan yang hilang. Keinginan ini membuatnya lapar dan mengincar makanan yang banyak mengandung zat tersebut.
Rasa lapar timbul secara tidak teratur, karena prinsipnya adalah lapar terjadi akibat glukosa dalam darah berada di kadar yang rendah. Pada penyakit ini, kadar glukosa dapat naik dan dapat turun berkali-kali dalam setiap jam, sehingga sesekali terjadi lonjakan glukosa yang menandakan kenyang, tetapi dengan cepat kadarnya menurun dan menyebabkan lapar.
Penurunan berat badan secara tiba-tiba merupakan ciri khas pada diabetes tipe 1. Penurunan ini terjadi bahkan meskipun ia telah makan yang manis-manis dengan porsi yang banyak.
Diabetes tipe 1 merupakan situasi yang menunjukkan kalau ia kekurangan hormon insulin, sehingga tubuhnya tidak dapat menyerap glukosa dari makanannya dengan cukup. Karena tubuh tetap membutuhkan energi, maka tubuh ini mengambil lemak dan protein yang dimilikinya untuk memenuhi energi tersebut.
Lemak ini berasal dari jaringan lemak dalam tubuh, sedangkan proteinnya berasal dari massa otot. Dengan berkurangnya jaringan lemak dan massa otot, maka berat badannya akan berkurang.
Ciri lainnya adalah luka yang sulit sembuh, terutama di area kulit. Penyebabnya, kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan dapat mengganggu proses penyembuhan luka. Luka yang tak kunjung sembuh juga berpotensi menyebabkan infeksi berulang.
Diabetes juga melemahkan Ketahanan Tubuh Ganda pada Si Kecil. Ini karena berlebihannya glukosa akan dapat mengganggu fungsi sel darah putih, yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi. Peredaran darah yang mengandung glukosa berlebihan juga menyulitkan nutrisi dan oksigen untuk mencapai luka, memperlambat regenerasi jaringan, sehingga memperburuk kondisi luka.
Bunda perlu mengenali tanda-tanda luka yang membutuhkan perhatian medis. Luka normal biasanya menunjukkan perbaikan dalam beberapa hari. Namun jika lukanya tidak membaik setelah beberapa minggu dan justru bernanah atau berbau, segera periksakan ke dokter.
Mengenali ciri-ciri diabetes tadi sedini mungkin akan dapat menghambat perkembangan penyakit ini dari komplikasi lebih lanjut. #WaktuTakBisaKembali apabila ia terlanjur mengalami komplikasi, karena itu jauh lebih baik jika Bunda dapat mencegahnya dari penyakit ini sedini mungkin, antara lain dengan membatasi asupan gula hariannya.
Mulailah dengan mengganti camilan tidak sehat dengan pilihan yang lebih kaya akan NUTRISI. Termasuk dalam memilih #SusuPertumbuhan, pilihlah susu yang tidak banyak mengandung gula tambahan agar glukosa darahnya tetap dalam kadar yang aman. Rekomendasi susu pertumbuhan yang rendah gula ada dihalaman berikut ini Rekomendasi Susu Pertumbuhan Rendah Gula untuk Si Kecil.
Referensi
Healthline. What Are the 3 P’s of Diabetes? Diakses pada 19 November 2024. https://www.healthline.com/health/diabetes/3-ps-of-diabetes
Cleveland Clinic. What You Should Know About Unexplained Weight Loss and Diabetes. Diakses pada 19 November 2024. https://health.clevelandclinic.org/what-you-should-know-about-unexplained-weight-loss-and-diabetes
Medical News Today. How does diabetes affect wound healing? Diakses pada 19 November 2024. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320739
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Ciri Diabetes pada Si Kecil yang Wajib Bunda Tahu
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?