Lindungi Anak dari Diare dengan Langkah Mudah

Morinaga Platinum ♦ 13 Februari 2025

Lindungi Anak dari Diare dengan Langkah Mudah

Pernah melihat Si Kecil bolak-balik ke toilet dengan perut mulas? Kondisi ini kerap disebabkan oleh kuman yang masuk ke saluran cerna lewat makanan, minuman, atau kebiasaan kurang higienis. Kabar baiknya, diare pada anak bisa dicegah melalui langkah sederhana. Menjaga kebersihan, memastikan pola makan tepat, serta menghadirkan bakteri baik (probiotik) menjadi kunci utama melindungi buah hati dari gangguan pencernaan ini.

Mencegah diare bukan sekadar menangkal kuman, tapi juga membangun daya tahan tubuh anak sejak dini. Saat saluran cernanya sehat, Si Kecil lebih nyaman bermain dan belajar tanpa harus sering ke toilet. Langkah praktis dimulai dari kebiasaan cuci tangan, menyajikan makanan bernutrisi, sampai memastikan sumber air minum aman. Meski terdengar sepele, kebiasaan kecil ini terbukti efektif meminimalkan risiko diare.

Peran Bakteri Probiotik

Bakteri baik dalam usus membantu menjaga keseimbangan flora pencernaan. Saat jumlahnya cukup, bakteri jahat kesulitan berkembang, sehingga risiko diare menurun. Probiotik ini bisa didapat dari yogurt, kefir, dan susu fermentasi. Produk-produk tersebut memberi asupan bakteri baik yang melindungi saluran cerna. Menambahkan probiotik dalam menu harian Si Kecil juga membantu menjaga daya tahan tubuh dan menurunkan kemungkinan perut kembung.

Pemberian probiotik tidak harus dalam bentuk suplemen. Bunda dapat menyajikan yogurt sebagai campuran buah atau membuat smoothies. Pilih yang tidak terlalu banyak gula agar pencernaan anak tetap aman. Jika Bunda ingin memberi suplemen probiotik, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter supaya dosis dan jenisnya sesuai. Probiotik yang tepat akan mempercepat pemulihan bila Si Kecil mengalami diare ringan.

Bunda, probiotik tidak hanya mampu mencegah diare saja, tetapi juga memiliki banyak manfaat lain yang tidak hanya berhubungan dengan diare. Nah, apa saja kegunaan probiotik ini? Mari cari tahu pada halaman berikut ini: Harus Tahu, Inilah Manfaat Probiotik untuk Anak.

Jaga Kebersihan Makanan dan Minuman

Kuman penyebab diare bisa muncul dari proses penyiapan makanan yang kurang bersih. Pastikan bahan makanan, seperti sayur dan buah, dicuci menggunakan air mengalir. Bersihkan pula peralatan masak dan alat makan dengan sabun, lalu bilas sampai tuntas agar sisa kotoran lenyap. Penggunaan talenan terpisah untuk daging mentah dan sayuran juga membantu mencegah kontaminasi silang, yang sering menjadi sumber penyakit.

Makanan harus dimasak sampai benar-benar matang. Daging setengah matang masih rentan menyimpan kuman berbahaya. Jika Bunda memasak daging atau ikan, cek bahwa bagian dalamnya tidak lagi berwarna merah muda. 

Selain itu, air minum perlu dipastikan aman. Bila air di rumah kurang terjamin, rebus dahulu sebelum diminum atau gunakan filter air. Mengajarkan Si Kecil untuk tidak berbagi botol minum juga dapat mencegah perpindahan kuman di antara anak-anak.

Pola Makan Seimbang dan Hidrasi

Kesehatan saluran cerna berkaitan erat dengan asupan gizi. Menu harian yang seimbang, dengan karbohidrat, protein, lemak baik, dan serat akan membuat pencernaan lebih kuat. Beri sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral. 

Anak yang terbiasa makan bergizi memiliki daya tahan tubuh lebih baik, sehingga risiko terkena diare pun berkurang. Kebiasaan ini bisa dimulai sejak dini agar Si Kecil terbiasa memilih makanan sehat ketimbang camilan kurang bernutrisi.

Minum cukup air putih membantu tubuh melarutkan zat sisa dan mencegah dehidrasi. Jangan tunggu Si Kecil haus, ajak dia minum setiap beberapa jam, terutama setelah beraktivitas di luar ruangan. Air putih menjaga elektrolit tubuh seimbang dan melancarkan kerja saluran pencernaan. Bila bosan, Bunda bisa selingi dengan jus buah segar tanpa gula berlebihan. Hindari minuman bersoda atau sirup yang terlalu manis, karena bisa memicu gangguan perut.

Menjaga Kebersihan Diri

Tangan yang kotor adalah jalur termudah bagi kuman masuk ke mulut. Biasakan Si Kecil mencuci tangan memakai sabun sebelum makan, setelah buang air, dan setelah menyentuh benda kotor atau bermain di luar. Cuci tangan sebaiknya dilakukan selama 20 detik di air mengalir untuk memastikan kuman terangkat. Langkah kecil ini sangat efektif mencegah diare. Banyak infeksi perut terjadi karena kurangnya kesadaran cuci tangan.

Potong kuku anak secara teratur dan ajak dia menjaga kuku tetap bersih. Kuku panjang bisa jadi tempat berkumpulnya kotoran dan kuman. Apabila Si Kecil suka bermain di tanah atau pasir, pastikan dia membersihkan diri sebelum menyentuh makanan. Mandi dua kali sehari membantu menghilangkan kuman yang menempel di kulit, terutama ketika udara panas dan anak banyak berkeringat. Menjaga kebersihan diri bukan cuma soal penampilan, tapi juga pertahanan tubuh dari penyakit.

Memelihara Sanitasi Lingkungan

Air minum yang aman berawal dari sumber air bersih. Pastikan sumber air di rumah tidak tercemar dan wadah penampung air selalu tertutup. Cek saluran pembuangan limbah agar tidak bocor dan mencemari sumur atau penampungan air. Menutup tempat sampah rapat-rapat pun membantu mencegah berkembangnya lalat yang berpotensi menyebarkan kuman. Lingkungan yang bersih dan kering menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya.

Toilet juga memerlukan perhatian khusus. Jaga kebersihan kloset dan lantai kamar mandi supaya kuman tidak menyebar. Ajarkan Si Kecil menyiram hingga bersih setelah buang air dan selalu mencuci tangan. Rutin membersihkan kamar mandi dengan desinfektan sangat disarankan karena kamar mandi adalah area rawan bagi kuman. Bila Bunda memiliki hewan peliharaan, pastikan kandang dan area makannya juga terjaga agar kuman tidak berpindah ke dalam rumah.

Imunisasi dan Pemeriksaan Rutin

Infeksi rotavirus dapat memicu diare parah pada anak-anak. Vaksin rotavirus membantu menurunkan risiko diare yang sulit dikendalikan. Imunisasi lain juga sebaiknya diperhatikan sesuai jadwal untuk perlindungan tubuh yang lebih lengkap. Menjaga Si Kecil tetap up-to-date dengan imunisasi memberikan benteng awal bagi tubuhnya melawan berbagai infeksi. Jika ada vaksin tambahan yang direkomendasikan dokter, pertimbangkan pula untuk memberikannya sesuai kondisi anak.

Pemeriksaan kesehatan rutin di puskesmas atau klinik memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak terpantau dengan baik. Jika anak sering mengalami diare, dokter dapat segera mencari penyebabnya dan penanganannya sejak dini. Dengan mengetahui riwayat kesehatan Si Kecil, penanganan diare atau gangguan pencernaan lain bisa lebih tepat. Pemeriksaan rutin juga membiasakan anak untuk berani bertanya dan terbuka tentang keluhan kesehatannya.

Mengantisipasi Gejala Awal

Waspadai gejala awal seperti tinja yang lebih cair dari biasanya, perut kembung, dan sering buang air. Bila anak mengeluh mulas, berikan cairan lebih sering untuk mencegah dehidrasi. Sajikan makanan yang lembut dan tidak terlalu berbumbu. Bila gejala terus berlanjut hingga dua hari dan anak tampak lemas, segera cari bantuan medis. Tindakan cepat dapat mencegah kondisi makin buruk, apalagi pada balita yang rentan kekurangan cairan.

Jangan paksakan anak makan terlalu banyak saat diare. Beri porsi kecil agar perut tidak terbebani. Pastikan kebutuhannya akan elektrolit terpenuhi, misalnya dengan larutan oralit. Jika ada demam, konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Diare bisa jadi tanda penyakit lain, sehingga diagnosis dan perawatan yang tepat sangat penting.

Kunci agar anak tidak mudah diare terletak pada langkah-langkah pencegahan yang saling mendukung, seperti menghadirkan bakteri probiotik, menjaga kebersihan makanan, menerapkan pola makan seimbang, memelihara sanitasi lingkungan, dan mengikuti imunisasi. Saat semuanya dilakukan secara rutin, risiko diare menurun dan Si Kecil bisa tetap aktif beraktivitas dengan nyaman. 

Bunda juga perlu melengkapinya dengan susu yang mengandung probiotik dan serat untuk menjaga kesehatan pencernaannya. Cari tahu rekomendasi susu yang tepat di sini: Pilihan Susu yang Baik untuk Pencernaan Si Kecil

Sumber: 

World Health Organization. Diarrhoeal disease. Diakses 12 Februari 2025. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease