Musik klasik memiliki potensi untuk merangsang perkembangan anak melalui kompleksitas pola harmoni dan ritme yang terkandung di dalamnya. Mendengarkan musik klasik bagi anak dipercaya dapat meningkatkan kemampuan pendengaran, merangsang kreativitas, serta mendukung perkembangan emosional dan kognitif anak.
Pada awal 1990-an, "Efek Mozart" muncul dari studi yang mengindikasikan peningkatan sementara dalam kemampuan spatial-temporal anak setelah mendengarkan musik Mozart. Konsep ini menyiratkan bahwa musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan anak. Namun, benarkah demikian? Mari kita eksplorasi lebih lanjut.
Musik klasik tidak terbukti mampu meningkatkan kecerdasan Si Kecil. Anggapan pengaruh musik klasik pada kecerdasaan ini berawal dari sebuah fenomena musik Mozart.
Fenomena efek Mozart berawal dari Amerika Serikat dan kemudian mendunia. Musik klasik dianggap bisa meningkatkan kecerdasan Si Kecil bila diperdengarkan sejak dini. Ini artinya sejak Si Kecil dalam kandungan Bunda.
Namun, sayangnya teori fenomenal ini tidak terbukti benar. Hingga saat ini tidak ada penelitian yang bisa membuktikan bahwa musik klasik bisa meningkatkan kecerdasan Si Kecil. Penelitian yang ada dilakukan terhadap sekelompok mahasiswa dan hasilnya adalah peningkatan kemampuan spasial sesaat setelah mendengarkan musik klasik. Peningkatan tersebut tidak bersifat permanen.
Meski demikian, bukan berarti musik tidak membawa dampak apa pun untuk Si Kecil, ya, Bunda. Musik, apa pun jenisnya, memengaruhi emosi dan suasana hati seseorang.
Memperdengarkan musik untuk Si Kecil sejak ia masih dalam kandungan dapat membantu jembatan saraf di mana pemikiran dan informasi berputar. Dilansir dari BBC Health News, menyebutkan bahwa para peneliti mengungkapkan musik dapat merangsang gelombang alfa pada otak sehingga tercipta rasa tenang dan tentram pada Si Kecil.
Musik dengan ritme cepat bisa memicu perasaan gelisah atau semangat, sementara musik melodius dengan ritme pelan bisa menenangkan pikiran. Irama lembut musik klasik bisa menenangkan janin yang sedang gelisah menjadi rileks, begitu pun efeknya pada Bunda.
Para peneliti mengungkapkan ada satu suara yang mutlak memberikan ketenangan dan relaksasi pada calon bayi dalam kandungan. Wah, kira-kira suara apa, ya? Ternyata suara nyanyian Bunda sendiri, lho.
Sejak usia kehamilan 4 bulan, Si Kecil sudah mampu mendengar, merasakan, dan menyimpan memori yang bisa membantu perkembangan pendidikan dan emosionalnya. Rutin mengajak Si Kecil berbicara dari sejak dalam kandungan akan membangun ikatan emosional yang kuat antara Bunda dan dirinya.
Tahukah Bunda kalau musik termasuk dalam 9 kecerdasan majemuk (multiple intelligence) yang mencakup banyak bidang kehidupan sehari-hari. Kecerdasan majemuk lainnya adalah kecerdasan linguistik, logika matematik, kinestetik, visual spatial, interpersonal, intrapersonal, naturalis dan moral.
Kecerdasan musikal adalah kecerdasan yang menekankan pada kemampuan memahami musik sebagai media mengekspresikan diri. Si Kecil yang memiliki kecerdasan ini biasanya senang mendengarkan lagu, cepat mengingat lagu yang baru didengar, serta peka terhadap berbagai suara dan nada.
Kembangkan kecerdasan ini dengan stimulasi bermain tebak suara, menirukan beragam bunyi, dan bernyanyi sambil bermain. Stimulasi yang tepat dan sesuai usia akan menunjang perkembangan kecerdasan Si Kecil agar optimal sehingga ia dapat mencapai potensi maksimalnya.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Benarkah Musik Klasik Membuat Anak Cerdas?
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?