Perkembangan Air Ketuban dalam Masing-masing Trimester

Morinaga Platinum ♦ 23 Agustus 2024

Perkembangan Air Ketuban dalam Masing-masing Trimester

Cairan ketuban berperan dalam perkembangan Si Kecil selama berada di dalam kandungan. Volumenya selalu berubah seiring dengan perkembangan kehamilan, dari awalnya hanya 100 mililiter pada trimester pertama, kemudian mencapai puncaknya di angka 800 mililiter saat usianya sekitar 34 minggu.

Trimester Pertama

Cairan ketuban mulai muncul segera setelah Si Kecil berkembang sebagai embrio menjadi janin. Cairan ini mulai terbentuk saat usia kehamilan Bunda sekitar 12 hari dan diproduksi oleh tubuh Bunda sendiri.

Pada minggu ke-7 kehamilan, jumlah cairannya hanya sekitar 1,5 mililiter. Namun, 3 minggu kemudian, volumenya meningkat menjadi sekitar 25 mililiter. Saat trimester pertama berakhir, volumenya sudah mencapai sekitar 100 mililiter.

Pada trimester ini, cairan ketuban berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi Si Kecil dari trauma fisik. Fungsi lainnya adalah untuk menciptakan lingkungan yang memudahkannya mengapung dengan bebas. Cairan tersebut juga menjaga suhu lingkungan sekitarnya tetap konstan, sehingga suhu tersebut memungkinkan perkembangan organ-organ tubuhnya berlangsung secara normal.

Trimester Kedua

Memasuki trimester kedua atau minggu ke-20, volume cairan ketuban meningkat hingga sekitar 400 mililiter. Peningkatan ini disebabkan oleh kemampuan Si Kecil untuk mulai buang air kecil akibat perkembangan sistem saluran kemih.

Selain itu, sistem pencernaannya juga mulai berkembang, sehingga ia dapat mulai menelan cairan ketuban dan mengeluarkannya sebagai urine.

Cairan ini juga memungkinkan Si Kecil untuk berlatih bernapas dengan cara menghirup dan mengembuskan cairan tersebut. Proses latihan ini membantu perkembangan paru-parunya agar lebih matang.

Peningkatan volume cairan tersebut juga membuat lingkungannya lebih kondusif untuk membantunya bergerak bebas. Pergerakan ini sangat berguna untuk mengembangkan pertumbuhan otot dan tulang.

Trimester Ketiga

Pada masa ini, khususnya saat usia kehamilan mencapai 34 minggu, volume cairan ketuban mencapai puncaknya, yaitu sekitar 800 mililiter. Perannya pun semakin meluas, dari sebagai pelindung dan penyokong perkembangan sistem pernapasan dan pencernaan, menjadi bahan pencegah infeksi pada Si Kecil.

Sebaiknya Bunda memantau jumlah cairan ini selama masa ini untuk mendeteksi penurunan yang signifikan (disebut juga oligohidramnion) atau peningkatan yang signifikan (disebut juga polihidramnion). Ini dikarenakan keduanya akan meningkatkan risiko komplikasi yang harus segera ditangani oleh dokter.

Contoh komplikasi yang disebabkan oleh oligohidramnion adalah berat badan Si Kecil yang tidak meningkat di dalam kandungan. Sementara itu, komplikasi yang disebabkan oleh polihidramnion sebelum usia 37 minggu adalah pecahnya ketuban yang prematur.

Bunda dapat memantau kadar air ketuban dengan menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG). Dalam pemeriksaan ini, dokter akan mengukur besaran yang disebut indeks cairan ketuban (disebut juga amniotic fluid index) yang tentunya bisa Bunda tanyakan hasilnya.

Cairan ini bukan satu-satunya yang bisa Bunda pantau lewat USG. Masih banyak hal lain terkait Si Kecil yang dapat Bunda ketahui lewat pemeriksaan ini. Untuk memahaminya, mari kunjungi halaman tentang cara membaca hasil USG di sini: Cara Membaca Hasil USG dengan Mudah dan Tepat.

Sumber:

KlikDokter. Seluk-beluk Air Ketuban, Cairan Penting Saat Hamil. Diakses 22 Agustus 2024. https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kehamilan/apa-itu-air-ketuban