Nutrisi Tepat

Luka Si Kecil Lama Sembuh Karena Kurang Protein

Morinaga - 19 Juni 2025

Luka Si Kecil Lama Sembuh Karena Kurang Protein

Saat Si Kecil terluka, umumnya luka tersebut akan mulai mengering dalam waktu beberapa hari. Namun, Bunda perlu mewaspadai apabila lukanya justru tetap lembap, memerah, atau sulit menutup sepenuhnya. Kondisi ini menandakan bahwa proses penyembuhan lukanya sedang terhambat.

Salah satu penyebab utama luka sulit sembuh adalah minimnya asupan NUTRISI, khususnya protein yang merupakan NUTRISI untuk proses pembentukan jaringan baru. Durasi penyembuhan yang lebih lama dapat menunjukkan bahwa ia kekurangan protein yang perlu segera Ibu penuhi kebutuhannya. Lewat artikel ini, Bunda akan memahami bagaimana kekurangan protein memperlambat luka Si Kecil untuk segera pulih, dan apa yang perlu Bunda lakukan agar ia tidak terus-menerus menunggu lama untuk menyembuhkan lukanya.

Cermati Ciri Luka Si Kecil yang Tak Kunjung Sembuh

Luka yang tak menunjukkan perbaikan memiliki tanda-tanda khusus yang perlu Bunda perhatikan. Salah satu tandanya dapat berupa masih basahnya luka setelah 5 hingga 7 hari sejak pertama kali terluka yang biasanya disertai nanah.

Umumnya lambatnya pengeringan luka ini terjadi karena infeksi oleh kuman, dan nanah merupakan cairan yang dihasilkan oleh bakteri tersebut. Proses infeksi menghambat sel-sel kulit untuk melakukan regenerasi, sehingga tidak menutup luka yang terbuka, dan mengganggu proses penyembuhan. 

Penting bagi Bunda untuk rutin mencatat kondisi luka dan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.  Luka yang membaik biasanya ditandai dengan berkurangnya kemerahan, bengkak, dan nyeri. Munculnya jaringan kulit baru juga menjadi tanda kalau luka akan segera sembuh. Bila tidak ada perkembangan atau justru Si Kecil merasa makin sakit, infeksi mungkin sedang berlangsung.

Memerhatikan kondisi Si Kecil sejak awal penting untuk mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat tindakan perbaikan dari dalam tubuh. Anak-anak lebih sensitif terhadap gangguan kesehatan, termasuk infeksi, yang dapat berdampak bagi kehidupannya sehari-hari. Sering mengalami infeksi dapat mengganggu pola makan maupun tidurnya,yang kemudian akan mengganggu pertumbuhannya. Infeksi juga akan mengganggu kegiatan bermain dan belajarnya sehari-hari, hingga perkembangannya untuk mencapai POTENSI terbaiknya pun menjadi terhambat.

Tubuh Butuh Bantuan NUTRISI untuk Perbaikan Luka

Tubuh Si Kecil memiliki kemampuan alami untuk memperbaiki luka dari dalam, yang sangat tergantung pada kecukupan NUTRISI hariannya. Dalam memperbaiki luka, NUTRISI mempunyai peran merangsang pembentukan kolagen yang akan membangun jaringan baru untuk menutup luka. Perannya juga penting untuk membantu memperkuat sistem imun agar tidak mengalami infeksi.

Di antara berbagai nutrisi penting, protein adalah komponen utama yang mempercepat regenerasi jaringan, karena berperan membentuk kolagen. Kolagen ini akan membentuk jaringan kulit baru yang diperlukan untuk penutupan luka, sehingga membuat penyembuhan akan berhasil. Tanpa asupan protein yang memadai, kulit tidak akan memperoleh cukup kolagen dengan cepat untuk membentuk jaringan yang diperlukan untuk menyembuhkan luka.

Untuk itu, Bunda perlu memastikan Si Kecil mengonsumsi protein dengan cukup melalui makanan sehari-hari. Bunda bisa memilih sumber protein seperti dada ayam, yang setiap 100 gramnya mengandung sekitar 37 gram protein untuk membentuk kolagen. Sebagai alternatif lainnya pilihlah makanan seperti telur, ikan, atau susu yang juga kaya akan kandungan protein. 

Faktor yang Menghambat Asupan NUTRISI Sehari-hari

Dalam kesehariannya, Si Kecil mungkin akan mengalami tantangan untuk makan, terutama ketika ia berusia antara 2-6 tahun. Tantangan ini dapat berupa menolak makanan tertentu, tidak mau mencoba jenis lauk baru, ataupun sensitif terhadap tampilan dan aroma. Jika tidak ditangani, tantangan  ini dapat menyebabkan kebutuhan proteinnya tidak tercukupi secara konsisten. Dampaknya dapat terlihat ketika ia sewaktu-waktu terluka, maka ia akan membutuhkan waktu lebih lama daripada anak-anak yang lebih sehat agar lukanya dapat sembuh.

Masalah lain yang juga akan berdampak pada proses pemulihan luka tubuhnya adalah pola makannya yang mungkin tidak seimbang, yang bisa jadi juga dikarenakan kebiasaan Si Kecil yang cenderung menolak makanan tertentu. Pola makan yang kekurangan protein akan membuat tubuhnya hanya memiliki protein dalam bentuk cadangan di jaringan ototnya. Akibatnya, ketika ia terluka, tubuhnya akan mengambil cadangan protein dari jaringan otot, sehingga massa ototnya menjadi berkurang dan ia akan terlihat lebih kurus.

Kecermatan Bunda untuk memilih sumber protein yang praktis akan membantu Si Kecil mendapatkan protein yang dibutuhkannya saat sedang menghadapi tantangan ini. Bunda dapat memberikan asupan tinggi protein yang mudah dikonsumsi, seperti susu. Susu termasuk minuman yang mudah disiapkan dengan cepat, sehingga Bunda tidak akan memerlukan banyak waktu untuk menghidangkannya. Teksturnya yang cair juga membuatnya lebih mudah ditelan, khususnya saat ia sedang tidak berselera makan.

Susu dengan Protein untuk Melengkapi Kebutuhan Harian

Susu pertumbuhan yang diperkaya dengan protein akan dapat menjadi solusi praktis untuk mencukupi kebutuhan NUTRISI harian Si Kecil, terutama saat nafsu makan menurun. Berikanlah ia susu yang mengandung sekitar 6 gram protein dalam setiap sajiannya. Dengan memberikan susu seperti ini secara rutin setiap hari, maka tubuhnya akan dapat beradaptasi untuk mampu menggunakan protein sesuai kebutuhannya, termasuk mendukung proses yang diperlukan tubuh saat ia mengalami luka.

Protein dalam susu ini mendukung seluruh tahapan penyembuhan luka. Saat mengalami luka, tubuh ini akan melakukan proses pembekuan darah untuk menutup luka, dan proses ini memerlukan bermacam-macam nutrisi, termasuk protein. Kemudian, luka akan mengeluarkan sel-sel radang sebagai mekanisme alami untuk mencegah infeksi, dan protein diperlukan untuk membentuk sel tersebut.

Berikutnya, akan terbentuk jaringan baru pada kulit yang dibentuk dari kolagen, dan kolagen ini dibentuk pula dari protein. Jaringan baru akan menguat, sehingga luka benar-benar memudar. Dengan demikian, konsumsi asupan protein yang rutin akan mempercepat pemulihan dan memperkuat daya tahan tubuhnya selama masa penyembuhan. 

Ketika Si Kecil sulit makan, susu juga bisa menjadi solusi efektif. Teksturnya yang cair dan rasanya yang familiar baginya akan membuatnya mudah mengonsumsinya daripada mengonsumsi makanan yang padat dan perlu dikunyah.Tentu hal ini sangat membantu saat ia sedang dalam masa penyembuhan luka. Karena itu, cobalah untuk mulai mempertimbangkan solusi sumber protein berupa susu yang cenderung lebih mudah diterima Si Kecil, namun tetap memberikan manfaat maksimal bagi proses pemulihan.

Luka yang cepat sembuh merupakan hasil dari dukungan NUTRISI yang cukup dan konsisten setiap harinya. Yuk, tinjau kembali pola makannya dengan membiasakannya mengonsumsi sumber protein berkualitas, seperti susu. Temukan produk susu yang kaya akan protein ini di halaman berikut: Susu Tinggi Protein untuk Tumbuh Kembang Anak.

Referensi:

  • Care And. Picky Eating in Kids: When to Worry & How to Expand Their Diet. Diakses pada 18 Mei 2025. https://careand.ca/post/picky-eating-in-kids-when-to-worry-how-to-expand-their-diet/
  • Eat Well Nutrition. Nutrition and Wound Healing. Diakses pada 18 Mei 2025. https://www.eatwellnutrition.com.au/wound-healing/nutrition-and-wound-healing
  • Heal Precisely. 5 Tell-Tale Signs of a Non-healing Wound and What to Do About It. Diakses pada 18 Mei 2025. https://healprecisely.com/blog/5-tell-tale-signs-of-a-non-healing-wound-and-what-to-do-about-it/
  • West Coast Wound. The Role of Nutrition In Chronic Wound Care. Diakses pada 18 Mei 2025. https://westcoastwound.com/role-of-nutrition-in-chronic-wound-care/

Lihat Artikel Lainnya