Gigi anak-anak memang sering rusak, tetapi tidak semua kerusakan ini memerlukan pencabutan. Beberapa gigi dapat diperbaiki tanpa pencabutan, meskipun beberapa kasus lainnya dapat memburuk sehingga memerlukan pencabutan untuk mencegah kerusakan yang lebih luas.
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat Bunda lakukan untuk mengatasi kerusakan sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Salah satu penyebab utama lubang pada gigi anak-anak di usia balita adalah penggunaan botol selama bertahun-tahun untuk meminum susu. Botol dapat cenderung mendorong Si Kecil untuk menghisap selama berjam-jam, yang memungkinkan cairan terkumpul di sekitar giginya.
Cairan susu ini mengandung gula dan memancing bakteri untuk berkumpul. Dampaknya, bakteri dapat berkembang biak dalam cairan yang terkumpul tersebut, sehingga akan melubangi gigi.
Akan tetapi, dengan beralih dari botol ke gelas, ia akan meminumnya lebih cepat dan gula tidak akan terlalu lama menumpuk di permukaan gigi. Dengan demikian, risiko lubang yang dapat timbul juga akan berkurang.
Kebiasaan mengisap dalam waktu yang lama juga dapat menimbulkan kerusakan, antara lain menyebabkan gigi tumbuh tidak sejajar. Bentuk mengisap ini dapat berupa mengisap dot (pacifier) atau ibu jarinya sendiri. Kemungkinan besar Si Kecil memiliki kebiasaan mengisap ini karena ia menginginkan rasa aman bagi dirinya sendiri.
Bunda dapat mendorongnya menghentikan kebiasaan ini secepatnya dengan membiarkannya menyusu hingga usia 3 tahun, sebab menyusu ini yang akan menciptakan rasa aman tersebut. Umumnya, pada usia 3 tahun nanti, rasa aman dalam dirinya telah terbentuk dan ia tidak membutuhkan untuk menyusu lagi.
Selain itu, Bunda juga dapat memberinya selimut atau mainan yang nyaman untuk dipegangnya. Dengan begini, ia tidak membutuhkan mengisap jari atau dot untuk menemukan rasa aman tersebut.
Kebiasaan meleletkan lidah juga dapat merusak gigi, tepatnya membuatnya tumbuh secara tidak sejajar. Kebiasaan ini terjadi sejak bayi, di mana lidahnya berusaha mendorong ASI yang diisapnya ke belakang agar dapat ditelan.
Saat melakukannya, otot lidahnya dapat begitu kuat untuk mendorong gigi depannya, sehingga giginya akan menjadi tumbuh secara maju dan menjadi tonggos. Apabila dibiarkan, ini dapat membuatnya kesulitan artikulasi saat berbicara.
Untuk mengantisipasinya, sebaiknya Bunda memberinya makanan padat sesegera mungkin sejak ia telah berusia 6 bulan. Umumnya, kebiasaan mendorong lidah ini akan berkurang setelah berusia 3 tahun, karena ia telah beradaptasi dengan baik terhadap makanan padat.
Oleh karenanya, penting bagi Bunda untuk menjaga Si Kecil melakukan kebiasaan baik dalam makan dan menjaga rasa amannya agar giginya tidak rusak. Salah satu bentuk lain dari tindakan mencegah kerusakan ini adalah memberinya susu pertumbuhan yang rendah gula, supaya ia tidak harus mengonsumsi terlalu banyak gula yang mampu berakumulasi di permukaan gigi dan mengikisnya. Yuk, simak berbagai rekomendasi susu yang rendah gula ini di sini: Rekomendasi Susu Pertumbuhan Rendah Gula untuk Si Kecil.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Mengatasi Gigi Si Kecil yang Rusak Tanpa Mencabutnya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?