Sebagai orangtua, pasti Ayah dan Bunda ingin selalu melakukan dan memberikan yang terbaik untuk anak-anak. Rutin memeriksakan diri ke dokter, memberikan menu makanan yang bergizi hingga memastikan Si Kecil cukup mendapatkan aktivitas fisik adalah cara yang ditempuh agar anak-anak tumbuh sehat. Namun, seringkali Si Kecil melakukan hal-hal tertentu yang kemudian menjadi kebiasaan dan berakibat buruk bagi kesehatannya. Misalnya mengisap jari, menggigit bibir dan mendorong lidah. Kebiasaan tersebut harus diperhatikan lebih lanjut oleh Ayah dan Bunda, apalagi jika sudah dilakukan Si Kecil sejak lama, karena dapat mengganggu perkembangan pertumbuhan gigi dan kesehatan rongga mulut.
Berikut adalah cara yang bisa Bunda dan Ayah terapkan untuk mengatasi kebiasaan buruk Si Kecil:
Walau masih gigi susu tapi bukan berarti gigi Si Kecil tidak dapat berlubang atau mengalami karies. Penyebab gigi berlubang bermacam-macam, salah satunya adalah kebiasaan minum susu botol. Kok, bisa, sih, minum susu dari botol menyebabkan gigi berlubang? Karies terjadi karena Si Kecil mengonsumsi larutan manis seperti susu dengan menggunakan botol yang cara pemberian, frekuensi, serta intensitasnya kurang tepat.
Umumnya, anak-anak punya kebiasaan menghabiskan susu dalam botol sebelum tidur. Padahal seharusnya anak berangkat tidur dalam kondisi gigi sudah dibersihkan. Sehingga tidak ada sisa makanan atau minuman yang berpotensi mengundang kuman yang dapat mengikis email gigi. Si Kecil sering tertidur dengan susu belum tertelan sepenuhnya? Ini juga membuat ia berisiko terkena karies. Apabila dibiarkan, karies akan menimbulkan nyeri yang bakal membuat Si Kecil susah makan dan mengunyah.
Dengan melakukan hal ini akan dapat membantu menjaga kesehatan gigi Si Kecil. Selain itu, penting juga mengajarkan kebiasaan membersihkan gigi pada Si Kecil sejak dini. Untuk mulai menerapkan hal ini, yuk baca panduan di artikel ini: Cara Merawat Gigi Si Kecil agar Selalu Sehat.
Mengisap jari adalah hal yang normal untuk bayi dan anak-anak usia prasekolah. Aktivitas ini tidak berisiko menimbulkan masalah pada rongga mulut, setidaknya hingga gigi permanen mulai tumbuh. Begitu gigi permanen mulai tumbuh—biasanya pada usia 4 hingga 6 tahun—mengisap jari dapat memengaruhi posisi gigi sehingga menjadi tidak rata. Hal tersebut dapat membuat Si Kecil kesulitan mengunyah. “Kebanyakan anak akan berhenti mengisap jari pada usia 4 tahun, tapi kalau anak Anda terus melakukan kebiasaan tersebut hingga usia di atas itu maka harus dilakukan pembetulan perilaku agar tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut,” jelas Richard P. Dugas, DDS, dokter gigi anak di Bourne, Massachusetts. Baca artikel Dua Kebiasaan Si kecil yang Bisa Mengganggu Kesehatan Mulutnya untuk lebih mendalami terkait kebiasaan Si Kecil yang suka menghisap jempol ini.
Ada tiga hal yang paling menentukan tingkat keparahan masalah gigi dan mulut yang ditimbulkan oleh kebiasaan mengisap jari, yaitu intensitas, frekuensi dan durasi pengisapan.
Perlu diingat bahwa mengisap jari pada fase oral merupakan sesuatu yang normal. Namun, apabila Si Kecil masih mengisap jari lebih dari usia 4 tahun, maka Ayah dan Bunda disarankan untuk mulai menghentikannya dengan cara:
Ayah dan Bunda bisa melakukan trik berikut ini untuk mengatasi kebiasaan mengisap jari Si Kecil apabila ia masih kesulitan menghentikannya:
Jika kebiasaan masih berlanjut hingga usia Si Kecil lebih dari 7 tahun, Ayah dan Bunda bisa bekerja sama dengan dokter gigi untuk menghentikannya. Dokter gigi akan membuat alat ortodonti untuk mencegah jari bersentuhan dengan langit-langit mulut sehingga kenikmatan mengisap jari akan terhalang. Perawatan ini baru dilakukan apabila metode pendekatan psikologis tidak berhasil.
Tongue Thrusting merupakan suatu kebiasaan menjulurkan lidah ke depan dan menekan gigi-gigi seri pada waktu istirahat, selama berbicara, atau menelan. Gerakan menelan dengan posisi lidah menjulur akan menyebabkan gigi seri terus-menerus terdorong ke arah depan—ke arah bibir—sehingga gigi-gigi seri akan terdorong maju. Kebiasaan ini bisa ditimbul antara lain karena adanya pembesaran amandel, bernapas melalui mulut, lengkung gigi atas yang menyempit atau karena aspek psikologis.
Jika Si Kecil memiliki kebiasaan menjulurkan lidah, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Nantinya dokter akan melakukan serangkaian terapi dan perawatan, mulai dari mengontrol kebiasaan buruknya, ortodonsi hingga kemungkinan operasi apabila tingkat keparahannya tinggi. Tentunya, Si Kecil belum benar-benar mengenal mana yang baik dan tidak baik untuk kesehatannya. Oleh karena itu, Ayah dan Bunda perlu mengajarkan Si Kecil untuk menjalani kebiasaan sehat dan melakukan pemeriksaan gigi rutin untuk menghindari masalah rongga mulut dan gigi.
Nah itulah Bunda, beberapa kebiasaan buruk Si Kecil yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan giginya. Apabila kebiasaan tersebut dilanjutkan, yang umum terjadi ialah gigi anak menjadi keropos. Karena itu, penting melakukan langkah pencegahan agar Si Kecil tidak mengalaminya dengan mulai mengubah kebiasaan-kebiassan di atas. Oleh karena itu, cari tahu lebih banyak informasi mengenai gigi keropos dengan membaca artikel ini, yuk: Penyebab Gigi Anak Keropos dan Cara Mengatasinya
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Tiga Kebiasaan Buruk Si Kecil yang Dapat Merusak Gigi
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?