Parenting Parenting

Tahapan Pemulihan Kulit Si Kecil Usai Kerumut Hilang

Morinaga Platinum ♦ 17 September 2025

Tahapan Pemulihan Kulit Si Kecil Usai Kerumut Hilang

Kerumut, atau umum dikenal sebagai campak, merupakan penyakit akibat infeksi virus ditandai dengan demam dan munculnya ruam merah pada kulit anak. Sayangnya, munculnya ruam ini sering disalahartikan sebagai ruam biasa yang dapat menghilang dalam selang harian. Padahal, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi penyakit serius dan ruam yang ditimbulkan bisa meninggalkan bekas jika tidak ditangani dengan benar.

Pada dasarnya, bekas ruam kerumut umumnya tidak meninggalkan bekas permanen, dan akan berangsur memudar dengan sendirinya. Jika Si Kecil bisa pulih dengan cepat, maka akan mempercepat juga laju pemudaran bekas ruamnya. Namun jika bekasnya tidak kunjung menghilang meski Si Kecil sudah lama pulih, kemungkinan terdapat masalah lain yang perlu Bunda cari tahu penyebab spesifiknya.

Berapa Lama Ruam Kerumut Bertahan di Kulit?

Umumnya, ruam campak perlu waktu sekitar 3 hari untuk menyebar ke seluruh badan, dimulai dari wajah dan leher bagian atas lalu merambat hingga tangan dan kaki. Menurut WHO, ruam ini akan bertahan selama 5–6 hari sebelum mulai memudar. Proses ini adalah bagian alami dari penyembuhan kulit saat peradangan mereda.

Setelah ruam kemerahan mereda, warna kulit di area yang terkena akan berubah secara bertahap. Biasanya, warnanya akan berubah dari merah menjadi keunguan, lalu menjadi bercak cokelat tipis, yang terkadang disertai dengan sisik halus. Lama kelamaan, bercak tersebut akan menghilang sepenuhnya dan kembali ke warna kulit normal.

Namun, perlu Bunda ketahui pula bahwa proses ini bisa bervariasi pada setiap anak, tergantung pada jenis kulitnya, seberapa parah ruamnya, dan faktor-faktor lainnya. Faktor yang dimaksud termasuk terlalu sering menggaruk ruam, kurang menjaga kebersihan, hingga pengaruh asupan nutrisinya kurang memadai.

Jadi, jika ruam pada Si Kecil belum pudar setelah lebih dari sepekan, bisa jadi karena ada faktor yang membuat proses pemulihannya memerlukan waktu lebih lama dari durasi umumnya. Bukan berarti bahwa bekas kerumut tidak bisa hilang sepenuhnya.

Apakah Kerumut Bisa Menyebabkan Bekas Permanen?

Ruam kerumut pada umumnya tidak akan meninggalkan bekas permanen. Bintik-bintik kemerahan yang muncul akan memudar seiring waktu, dan kulit akan kembali seperti semula. Namun, ada beberapa pengecualian yang bisa membuatnya membekas, salah satunya saat anak menggaruk bekas ruam hingga terluka.

Kebiasaan menggaruk area luka bisa menyebabkan bekas atau jaringan parut yang cukup sulit dihilangkan. Selain itu, perilaku menggaruk area ruam juga rentan merusak lapisan kulit terluar yang pada akhirnya dapat menjadi akses masuknya bakteri ke dalam tubuh. Luka akibat garukan ini juga dikhawatirkan dapat memicu timbulnya infeksi sekunder, seperti impetigo dan selulitis. 

Impetigo adalah infeksi bakteri menular di lapisan kulit teratas yang ditandai dengan munculnya luka bersisik, koreng, dan lepuhan berisi air. Sementara itu, selulitis adalah infeksi bakteri yang lebih serius pada lapisan kulit lebih dalam serta ditandai dengan bengkak dan rasa nyeri. Jika tidak ditangani, keduanya bisa memperburuk kondisi dan memicu pembentukan jaringan parut baru.

Faktor yang Membuat Bekas Lebih Lama Hilang

Ruam yang membekas dan tidak kunjung pudar tentunya akan memantik rasa khawatir Bunda mengenai kemungkinan masalah lain dibalik sisa campak kemarin. Meskipun proses pemulihan luka setiap anak berbeda, ada beberapa faktor yang ternyata dapat membuat bekasnya bertahan lebih lama. 

Salah satunya seperti post-inflammatory hyperpigmentation (PIH) yang menyebabkan kulit menjadi cokelat atau lebih gelap setelah peradangan. Pudarnya area PIH memerlukan waktu bulanan, sehingga membuat bekas kerumut akan lebih lama hilang.

Selain itu, seberapa cepat bekas ini hilang sangat dipengaruhi juga oleh warna dan jenis kulit anak. Jika kulitnya lebih gelap maka akan cenderung lebih rentan mengalami PIH dan bekasnya bisa lebih lama hilang dibandingkan anak dengan kulit cerah.

Kondisi ini juga dapat diperparah oleh beberapa faktor lain, seperti kulit sensitif atau paparan sinar matahari berlebih. Kulit sensitif dan mudah iritasi sangat rentan mengalami hiperpigmentasi pasca ruam dan paparan sinar matahari intens dapat memicu produksi pigmen gelap, yang semakin mempersulit pudarnya PIH. Faktor penghambat lainnya juga termasuk kulit kering dan kurang terhidrasi, karena kondisi ini dapat menghambat proses regenerasi.

Cara Mempercepat Pemulihan Kulit

Saat ruam kerumut sudah mereda, langkah selanjutnya adalah fokus pada pemulihan agar kembali sehat dan terhindar dari bekas. Bunda dapat membantu mempercepat pemulihan menggunakan pelembap alami untuk menjaga hidrasi dan mengurangi kekeringan. Kulit lembap memiliki kemampuan regenerasi lebih baik, sehingga sangat membantu memperbaiki kerusakan pasca campak.

Cara lainnya adalah dengan mengingatkan Si Kecil untuk tidak menggaruk atau menggosok kulitnya terlalu keras. Sebab, tindakan ini bisa merusak lapisan yang sedang dalam proses penyembuhan serta berisiko menimbulkan luka baru, jaringan parut, bahkan infeksi sekunder. 

Selain itu, penting juga untuk melindungi bekas ruam dari sinar matahari berlebih menggunakan sunscreen khusus anak. Perlindungan ini sangat penting untuk mencegah hiperpigmentasi pasca-inflamasi (PIH) yang dapat membuat bekas ruam menjadi sulit pudar.

Tips Mencegah Bekas dan Luka Parut

Apabila Si Kecil mengalami campak, langkah pertama sekaligus paling penting adalah segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis serta penanganan yang tepat. Selain mengikuti anjuran medis, Bunda bisa membantu melakukan perawatan lainnya, termasuk sesederhana mencegah anak menggaruk ruam serta menjaga kuku mereka tetap pendek agar menghindari luka garukan saat campak belum sembuh. Tujuannya supaya mencegah terjadinya infeksi dan risiko komplikasi.

Ruam campak sering kali membuat kulit terasa gatal. Agar Si Kecil merasa nyaman dan tidak terus menerus menggaruknya, berikan pakaian longgar dari bahan yang lembut dan menyerap keringat, seperti katun. Pakaian jenis ini dapat mengurangi gesekan pada bagian yang teriritasi, sehingga meminimalkan risiko ruam agar tidak menjadi lebih parah.

Namun, jika Bunda melihat ada tanda-tanda infeksi, seperti ruam melepuh, bernanah, atau bengkak, segera beri pengobatan yang tepat sesuai anjuran dokter. Selain itu, Bunda juga bisa turut serta mendukung pemulihan kulit dari dalam melalui pemberian makanan kaya vitamin, seperti vitamin C, E, dan B6 yang berperan penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh serta memperbaiki sel-sel kulit rusak. Sebab, kekurangan asupan vitamin dapat membuat kulit Si Kecil menjadi kering. Yuk, cari tahu cara agar Bunda bisa memenuhi kebutuhan vitamin Si Kecil di sini: Kekurangan Vitamin, Penyebab Kulit Si Kecil Menjadi Kering.

Sumber:

  • WHO. Measles. Diakses pada 25 Agustus 2025. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/measles 
  • Pemerintah Kabupaten Buleleng - Rumah Sakit Umum Daerah. Pilihan Obat Impetigo yang Paling Ampuh (Medis & Herbal). Diakses pada 25 Agustus 2025. https://rsud.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pilihan-obat-impetigo-yang-paling-ampuh-medis-herbal-45 
  • The Vascular and Endovascular Clinic Singapore. Apa itu Selulitis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya. Diakses pada 25 Agustus 2025. https://www.vascularclinic.sg/id/what-is-cellulitis-symptoms-causes-and-treatments/ 
  • Johns Creek Dermatology. Measles and Skin: Recognizing Symptoms, Healing Stages, and When to Seek Care. Diakses pada 25 Agustus 2025. https://johnscreekdermatology.com/article/23-measles-and-skin-recognizing-symptoms-healing-stages-and-when-to-seek-care