Bunda, permainan anak jaman dulu seperti lompat tali karet, petak umpet, dan congklak kini mulai terlupakan. Padahal, permainan tradisional ini bukan hanya menyenangkan tetapi juga bermanfaat besar untuk perkembangan Si Kecil. Lewat kegiatan bermain yang aktif dan penuh interaksi, anak-anak bisa mengasah kemampuan fisik, kognitif, hingga sosial mereka.
Berbeda dengan permainan digital yang cenderung pasif, permainan jaman dulu mendorong anak untuk bergerak, tertawa bersama teman, serta melatih kerjasama dan komunikasi. Jadi, daripada Si Kecil hanya duduk diam bermain gawai, yuk ajak ia mencoba permainan klasik yang dulu Bunda mainkan saat kecil.
Simak beragam jenis permainan anak jaman dulu yang bisa Bunda kenalkan kembali untuk menambah keceriaan sekaligus mendukung tumbuh kembang Si Kecil secara menyeluruh.
Permainan tradisional menawarkan variasi yang luas dan bisa disesuaikan dengan usia serta jumlah pemain. Beberapa permainan dimainkan oleh dua orang saja, sementara lainnya seru dimainkan ramai-ramai di halaman rumah atau lapangan.
Petak umpet adalah salah satu permainan yang paling populer dan masih dikenal hingga sekarang. Permainan ini dimainkan oleh beberapa anak, di mana satu orang berjaga dan yang lainnya bersembunyi. Anak yang berjaga akan menghitung sambil menutup mata, lalu mencari teman-temannya.
Permainan ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan berpikir strategis dan melatih keterampilan sosial. Anak-anak belajar tentang giliran, sabar menunggu, dan juga bekerja sama saat bersembunyi. Petak umpet juga membantu mengembangkan kemampuan motorik melalui aktivitas berlari dan bergerak cepat.
Karena dimainkan di luar rumah, pastikan lingkungan bermain aman dan pengawasan dari orang tua tetap dilakukan agar permainan berlangsung dengan menyenangkan dan tanpa risiko.
Kelereng atau gundu adalah permainan yang banyak disukai anak laki-laki. Cara memainkannya adalah dengan menjentikkan kelereng ke arah kelereng lawan dalam sebuah lingkaran yang digambar di tanah. Anak-anak bisa bermain satu lawan satu atau dalam kelompok kecil.
Permainan ini melatih konsentrasi, koordinasi mata dan tangan, serta keahlian strategi. Si Kecil juga belajar tentang teknik dan presisi karena harus menjentikkan kelereng dengan tepat sasaran. Tak jarang, kelereng menjadi “mata uang mainan” yang dipertaruhkan untuk menambah tantangan.
Meski sederhana, permainan ini penuh pelajaran tentang keberanian, sportivitas, dan cara mengatur emosi saat kalah atau menang.
Lompat tali dari karet gelang adalah permainan favorit anak perempuan yang aktif. Tali dibuat dengan mengikat gelang-gelang karet sampai panjang, lalu dimainkan dengan cara melompati tali sesuai ketinggian yang ditentukan.
Gerakan yang dilakukan dalam permainan ini sangat baik untuk meningkatkan kelincahan, keseimbangan, dan daya tahan tubuh. Selain itu, permainan ini mengajarkan anak pentingnya ritme dan kerjasama karena biasanya dimainkan oleh tiga orang: dua orang memegang tali dan satu orang melompat.
Lompat tali juga menjadi permainan penuh tawa dan interaksi, yang membuatnya cocok sebagai kegiatan sore hari bersama teman sebaya.
Permainan ini menggunakan papan berlubang dan biji-bijian seperti kerang kecil atau plastik. Si Kecil harus memindahkan biji dari satu lubang ke lubang lain dengan cara memutar searah jarum jam. Tujuannya adalah mengumpulkan biji sebanyak-banyaknya di lubang besar miliknya.
Permainan ini sangat efektif dalam mengasah logika dan perhitungan anak. Ia juga belajar tentang strategi dan perencanaan, karena langkah yang diambil akan memengaruhi giliran lawan. Anak juga melatih kesabaran dan kemampuan mengambil keputusan dengan cepat.
Congklak biasanya dimainkan oleh dua orang dan menjadi salah satu permainan edukatif tradisional yang bisa diperkenalkan sejak dini.
ABC-an adalah permainan kata yang dimainkan dengan menentukan sebuah kategori, lalu menyebutkan kata berdasarkan huruf yang didapat. Misalnya kategori buah, lalu huruf yang muncul adalah M, maka jawabannya bisa "mangga".
Permainan ini sangat baik untuk memperkaya kosakata, melatih kecepatan berpikir, serta mengenalkan abjad kepada anak. Anak akan belajar menyusun ide secara spontan dan memperluas pengetahuan tentang banyak topik.
Permainan ini juga dapat disesuaikan sesuai usia anak, dari kategori yang sederhana hingga yang lebih menantang.
Selain permainan yang telah disebutkan, masih banyak permainan tradisional lainnya yang bisa Bunda kenalkan ke Si Kecil. Permainan-permainan berikut juga tidak kalah menyenangkan dan edukatif.
Layang-layang adalah permainan yang melibatkan kreativitas dalam membuat, menghias, dan menerbangkannya. Anak belajar tentang arah angin, teknik menerbangkan, serta kesabaran saat mencoba agar layang-layang bisa terbang tinggi.
Permainan ini cocok dimainkan saat angin cukup kencang di lapangan terbuka, dan bisa menjadi sarana edukasi ringan mengenai sains dan alam. Anak juga melatih motorik kasar dan koordinasi tangan.
Permainan ini dimainkan dengan enam biji bekel dan satu bola kecil. Cara memainkannya adalah dengan melempar bola ke atas lalu mengambil biji satu per satu, dilakukan secara berulang sampai semua biji terambil.
Permainan bola bekel mengasah ketangkasan tangan, koordinasi mata, dan konsentrasi anak. Meski tampak sederhana, permainan ini memerlukan fokus tinggi agar bola tidak jatuh sebelum semua biji berhasil diambil.
Bola bekel sangat digemari anak perempuan karena menantang dan bisa dimainkan di dalam maupun luar ruangan.
Ular tangga adalah permainan papan klasik yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. Anak akan melempar dadu dan mengikuti petunjuk naik dan turun sesuai angka yang didapat.
Permainan ini melatih keterampilan berhitung, pengenalan angka, dan menumbuhkan kesabaran menunggu giliran. Meski tidak seaktif permainan fisik lainnya, ular tangga memberikan pengalaman sosial yang baik karena anak belajar menang dan kalah.
Yoyo dimainkan dengan memutar gulungan benang hingga yoyo bisa naik-turun mengikuti tarikan tangan. Anak akan belajar teknik bermain serta menjaga kestabilan gerakan.
Permainan ini sangat baik untuk melatih koordinasi dan fokus. Selain itu, permainan yoyo sering menjadi kompetisi kecil di antara anak-anak yang tertarik mengasah trik-trik baru.
Engklek atau taplak gunung adalah permainan yang dimainkan di kotak-kotak tanah atau ubin. Anak akan melempar satu benda kecil ke dalam kotak, lalu melompat dengan satu kaki tanpa menyentuh garis.
Permainan ini membantu melatih otot kaki, keseimbangan, dan konsentrasi anak. Selain itu, engklek juga mengajarkan anak tentang giliran dan aturannya, serta melatih kemampuan motorik kasar.
Gobak sodor adalah permainan beregu yang melibatkan kejar-kejaran melewati garis yang dijaga lawan. Permainan ini sangat seru dan mengharuskan anak berlari cepat, mengatur strategi, dan bekerja sama dengan tim.
Gobak sodor sangat bermanfaat untuk perkembangan fisik karena memerlukan kelincahan dan kecepatan. Anak-anak juga belajar kerja tim dan komunikasi yang baik.
Gasing adalah mainan kayu atau plastik yang diputar agar bisa berputar di lantai. Permainan ini menuntut teknik khusus agar gasing bisa berputar lebih lama dibanding lawan.
Anak akan belajar keseimbangan, teknik melempar, serta koordinasi tangan. Selain menyenangkan, permainan ini juga mengandung nilai tradisi dan budaya lokal yang bisa dikenalkan sejak dini.
Permainan anak jaman dulu tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan banyak manfaat penting untuk tumbuh kembang. Lewat gerakan fisik, Si Kecil mengembangkan keterampilan motorik, mulai dari kelincahan, keseimbangan, hingga kekuatan otot.
Permainan seperti congklak, bola bekel, atau ABC-an melatih kecerdasan kognitif dan kemampuan mengambil keputusan. Di sisi lain, petak umpet, gobak sodor, atau ular tangga membantu membentuk keterampilan sosial, seperti kerjasama, empati, dan komunikasi.
Tak kalah penting, permainan ini juga menanamkan nilai budaya, mengenalkan permainan khas Indonesia, dan mengurangi ketergantungan pada gadget. Dengan demikian, permainan tradisional bisa menjadi pilihan yang sangat baik dalam membentuk anak yang aktif, sehat, dan terampil.
Di tengah dominasi teknologi, mengenalkan permainan tradisional membutuhkan pendekatan yang kreatif. Bunda bisa memulainya dengan menceritakan masa kecil Bunda sambil menampilkan mainan klasik yang mengundang rasa penasaran Si Kecil.
Untuk anak usia dini, pilih permainan yang sederhana dan tidak memerlukan banyak aturan. Seiring bertambahnya usia, kenalkan permainan yang lebih menantang dan melibatkan lebih banyak interaksi. Gunakan nada bicara yang semangat dan antusias agar anak ikut tertarik mencobanya.
Yang paling penting, ajak Si Kecil langsung praktik. Bermain bersama tidak hanya membantu Si Kecil memahami permainan, tapi juga menciptakan momen kebersamaan yang bermakna antara Bunda dan anak.
Permainan digital memang bisa merangsang aspek visual dan logika anak, namun efek pasif dan isolatifnya dapat membatasi perkembangan sosial dan fisik. Anak lebih banyak duduk diam dan bermain sendiri, tanpa banyak bergerak atau bersosialisasi.
Sebaliknya, permainan tradisional menuntut anak untuk aktif, bersosialisasi, serta berinteraksi secara langsung. Ini penting untuk membentuk keterampilan hidup nyata seperti komunikasi, kerja tim, dan ketangguhan fisik.
Bunda, tetaplah usahakan untuk mengenalkan permainan tradisional kepada Si Kecil, ya. Usahakan untuk tidak langsung memberikan gadget ketika Si Kecil marah atau ngambek. Selain memperkenalkan permainan tradisional, perkenalkan juga permainan lainnya yang mampu mengasah kecerdasannya. Yuk, cek apa saja permainan tersebut di sini: Permainan Edukatif untuk Meningkatkan Kecerdasan Si Kecil.
Sumber:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Permainan Anak Jaman Dulu Cocok Untuk Tumbuh Kembang Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?