Bunda pasti akan merasa senang ketika melihat Si Kecil sudah mulai bisa berkata sepatah atau dua patah kata. Namun, tahukah Bunda bahwa Si Kecil sudah bisa berkomunikasi sejak ia dilahirkan. Mari simak lebih lanjut untuk mengetahui tentang perkembangan bahasa anak.
Perkembangan bahasa anak adalah percampuran antara interaksi sosial, perkembangan emosi, kemampuan kognitif, dan perkembangan fisik atau motoriknya.
Perkembangan bahasa anak berawal dari satu kata atau kalimat holographic phrases ke telegraphic phrases atau kalimat dua kata. Tetapi beberapa kata dalam kalimat komplek dengan frase kata depan, aturan, dan bentuk jamak masih perlu dikoreksi lagi. Pada umumnya, tahapan perkembangan bahasa anak meliputi:
Setelah melalui fase bayi, perkembangan bahasa anak akan berlangsung semakin pesat dan Bunda akan melihat kemampuan Si Kecil dalam berbahasa atau berkomunikasi. Pada umumnya, perkembangan bahasa anak terbagi ke dalam 2 tahap, yakni:
Tahap ini akan berlangsung pada fase bayi, yang dimana Si Kecil akan berusaha berkomunikasi dengan Bunda maupun orang yang ada di dekatnya dengan cara tersenyum, berteriak, menangis, dan tertawa. Kemampuan berbahasa di tahap ini akan mengalami peningkatan menuju sifat komunikasi yang lebih verbal, seperti Si Kecil mulai dapat mengoceh meskipun kata-kata yang diucapkan masih belum jelas.
Tahap ini adalah fase dimana Si Kecil belajar berbicara. Si Kecil sudah mampu mengungkapkan kata-kata dengan baik layaknya orang dewasa dan ia juga sudah bisa merangkai banyak kata ke dalam satu kalimat.
Perlu Bunda ketahui bahwa periode kritis perkembangan bahasa anak terjadi pada tingkatan usia dini, yaitu sejak ia lahir sampai berusia 6 tahun. Berikut adalah perkembangan bahasa anak yang berdasarkan tahapan usia:
Pada usia ini, Si Kecil sudah mulai bisa menanggapi suara, memperlihatkan ketertarikan sosial pada wajah dan orang, mengulang konsonan atau vokal, memahami perintah verbal (jangan!), dan dapat menunjuk ke arah yang dianggap menarik oleh Si Kecil.
Pada umumnya, Si Kecil mulai bisa berbicara di usia 10 bulan, setelah sebelumnya ia banyak mengoceh tak jelas. Biasanya, kata yang pertama kali diucapkan Si Kecil adalah nama atau panggilan orang-orang di sekitarnya, seperti mama, papa, dan lainnya.
Di usia ini Si Kecil sudah paham dengan kata-kata tunggal, dapat menunjuk bagian tubuh, dan kosa katanya meningkat pesat. Selain itu, Si Kecil juga mulai paham akan makna di balik pernyataan ataupun instruksi sederhana seperti “tepuk tangan”, “bye-bye”, dan “kiss bye”.
Menurut para ahli, rata-rata bayi mengalami lonjakan kota kata di usia 19-20 bulan, yang dimana Si Kecil bisa mempelajari kata-kata baru hingga sembilan kata per hari.
Si Kecil sudah mampu memahami percakapan orang sekitarnya, mampu memulai percakapan tanya-jawab, dan mampu menanyakan “kenapa”. Selain itu, ia juga sudah bisa mengutarakan kalimat yang mencakup dua kata atau bahkan lebih, seperti “gak au” (gak mau), “pa tu” (apa itu), “mau ucu” (mau susu). Meski sudah mampu berkata lebih dari dua kata, pengucapan Si Kecil masih belum sempurna.
Kemampuan berbahasa Si Kecil akan semakin membaik seiring dengan kian terampilnya Si Kecil dalam bersosialisasi. Selain itu, wawasan kosakatanya semakin banyak dan ia juga mengerti dan memahami konsep bentuk, ukuran, warna, keadaan, rasa, tekstur permukaan, dan bau.
Pada usia ini, Si Kecil akan suka menjalin komunikasi dengan teman atau anak lain seusianya dan memiliki hasrat rasa ingin tahu yang sangat besar, sehingga ia sering menanyakan berbagai pertanyaan seperti “Apa ini?”, “Kenapa begini?”, “Dari mana datangnya ini?”, dan lain sebagainya.
Pada usia 4-5 tahun, kemampuan bicara Si Kecil hampir sama dengan orang dewasa. Si Kecil sudah tahu perbedaan antara kata kerja dan kata ganti, seperti makan, minum, mandi, dan tidak mau. Sementara itu, Si Kecil juga mampu dalam menyampaikan kritik atau masukan, mengutarakan banyak pertanyaan, bahkan memerintah atau memberi tahu.
Pada usia ini, perkembangan bahasa Si Kecil sudah sangat kompleks. Pada masa ini, Si Kecil mulai menyadari bahwa bahasa bukanlah hanya ucapan saja, tetapi mengandung arti yang lebih luas. Melalui bahasa, Si Kecil bisa mengekspresikan pendapatnya, mengutarakan keinginan, melakukan penolakan, berinteraksi dengan anak sebayanya, dan berkhayal.
Bunda pasti merasa khawatir apabila Si Kecil mengalami gangguan berbahasa atau terlambat berbicara, terlebih lagi anak-anak seusianya sudah banyak berbicara sedangkan Si Kecil hanya mengucapkan sepatah atau dua patah kata saja.
Dalam kasus tertentu perkembangan bahasa anak dapat terhambat. Biasanya bisa dipicu karena adanya gangguan pendengaran, gangguan pada otak, autisme, atau gangguan pada organ mulut yang menyebabkan anak sulit melafalkan kata-kata, gangguan perilaku, gangguan perkembangan umum, kurang stimulasi, masalah psikososial, maupun penyebab lainnya.
Bunda perlu waspada apabila Si Kecil tidak menoleh jika namanya dipanggil dari belakang atau ia tidak mengoceh di usia 0-6 bulan, Si Kecil tidak menunjuk dengan jari dan ekspresi wajahnya kurang pada usia 6-12 bulan, dan tidak ada perkembangan kata yang berarti pada usia 12-18 bulan, serta tidak ada kalimat 2 kata yang dapat dimengertinya pada usia 18-24 bulan.
Apabila Bunda menemukan salah satu tanda gangguan berbahasa di atas atau Bunda mencurigai si Kecil mengalami keterlambatan berbicara, misalnya karena ia terlalu sering diam atau jarang mengoceh, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Ada pula gangguan berbahasa dalam psikolinguistik yang sering terjadi pada Si Kecil, yaitu cadel. Cadel ini belum perlu segera dibawa ke dokter ya, Bunda. Namun Bunda perlu menstimulasi Si Kecil lebih banyak agar cadelnya segera menjadi normal. Yuk, Bunda, pelajari dulu tentang cadel di sini: Apa Itu Cadel dan Cara Mengatasinya pada Si Kecil
Perlu Bunda ketahui bahwa kecakapan berbahasa Si Kecil bisa dijadikan salah satu parameter perkembangan keseluruhannya. Melalui kemampuan berbahasa Si Kecil, Bunda dapat mengetahui adanya keterlambatan ataupun kejanggalan pada sistem lain, seperti kemampuan kognitif, sensorimotor, psikologis, emosi, dan lingkungan di sekitar anak.
Dalam hal ini, deteksi dini perlu diperhatikan supaya intervensi atau penatalaksanaan stimulasi perkembangan bahasa anak dapat segera dilakukan. Selain itu, Bunda juga dapat mengoptimalkan tumbuh kembang Si Kecil dengan melengkapi kebutuhan nutrisi hariannya dari Morinaga Chil Kid Platinum. Bunda bisa dapatkan informasi lebih lanjut tentang Morinaga Chil Kid Platinum di sini: Susu Chil Kid untuk Anak Usia Chil Kid.
Morinaga Chil Kid Platinum merupakan susu pertumbuhan anak usia 1-3 tahun dengan inovasi unggulan yang mendukung kecerdasan multitalenta, pertahanan tubuh ganda, dan tumbuh kembang optimal. Susu ini mengandung AA & DHA, kolin, zat besi, omega 6 & 3, serta vitamin B12 yang dapat mengoptimalkan kemampuan anak di masa emasnya.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Kenali Tahapan dan Gangguan Perkembangan Bahasa Anak
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?