Parenting Parenting

Mengapa Anak Suka Gigit Jari? Ini Penjelasannya

Morinaga Platinum ♦ 19 September 2025

Mengapa Anak Suka Gigit Jari? Ini Penjelasannya

Bunda, pernahkah melihat Si Kecil asyik menggigit jarinya sendiri? Meski tampak sepele, kebiasaan ini sebenarnya sering dialami anak-anak pada usia tertentu. Bunda mungkin bertanya-tanya, gigit jari artinya apa, ya? Sebenarnya, ini bisa jadi cara alami Si Kecil mencari rasa aman. Saat ia merasa cemas, lelah, atau butuh kenyamanan, menggigit jari membantu menenangkan hatinya.

Sebagai orang tua, wajar bila Bunda khawatir. Tapi, penting juga untuk memahami bahwa kebiasaan ini tidak selalu pertanda buruk. Artikel ini akan membantu Bunda melihat lebih dekat penyebab perilaku tersebut, mengenali tanda-tanda yang perlu diwaspadai, dan cara mendampingi Si Kecil dengan penuh ATENSI.

Dengan begitu, Bunda bisa membantu Si Kecil mengatasi kebiasaannya dengan cara yang lembut, penuh perhatian, dan sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.

Apa Artinya Bila Si Kecil Suka Menggigit Jari?

Bunda mungkin pernah melihat Si Kecil begitu sering memasukkan jarinya ke mulut, bahkan hingga tampak jadi kebiasaan sehari-hari. Meski terlihat sederhana, gigit jari artinya bukan sekadar gerakan spontan. Pada banyak anak, perilaku ini merupakan bagian dari proses tumbuh kembang yang wajar, terutama saat mereka masih balita. Sebelum Bunda merasa khawatir, penting untuk memahami bahwa kebiasaan ini bisa memiliki makna tertentu.

Ada beberapa alasan utama mengapa Si Kecil senang sekali menggigit jari, terutama pada masa tumbuh kembangnya. Mari kita pahami apa sebenarnya makna dari kebiasaan ini.

Si Kecil Sedang Menenangkan Diri (Self-Soothing)

Sejak masih di dalam kandungan, bayi sudah dibekali refleks menghisap atau sucking reflex. Begitu lahir, refleks ini jadi penolong utama mereka untuk menyusu dan mendapat NUTRISI pertama.

Seiring waktu, menghisap jari tidak selalu soal makan lagi. Bagi banyak anak, itu berubah jadi cara sederhana untuk merasa tenang. Semacam "selimut kecil" yang selalu bisa dibawa ke mana saja. Kadang mereka lakukan saat lelah, cemas, atau sekadar ingin merasa aman sebelum tidur.

Kebiasaan ini memang bisa bertahan lebih lama dari yang Bunda harapkan. Lama atau tidaknya biasanya tergantung pada kondisi emosional Si Kecil dan bagaimana ia belajar menemukan cara lain untuk menenangkan diri.

Berhubungan dengan Milestone Si Kecil

Menggigit atau menghisap jari sebenarnya masih berkaitan dengan milestone perkembangan anak. Dilansir dari Mayo Clinic, kebiasaan ini adalah hal yang wajar pada Si Kecil, karena mereka sedang belajar cara menenangkan diri dan mencari rasa aman.

Biasanya kebiasaan ini muncul lebih sering saat Si Kecil melewati transisi besar, misalnya ketika disapih, mulai masuk sekolah, atau menghadapi perubahan suasana di rumah. Kebiasaan ini adalah cara sederhana mereka untuk mengatasi rasa cemas sekaligus menarik ATENSI orang-orang terdekatnya.

Seiring bertambahnya usia, Si Kecil biasanya akan meninggalkan kebiasaan ini dengan sendirinya, terutama ketika ia sudah menemukan cara baru untuk merasa nyaman dengan tantangan yang ada.

Kapan Masih Normal?

Menghisap atau menggigit jari sebenarnya masih wajar pada anak usia 2 sampai 4 tahun. Di rentang usia ini, banyak anak sedang mencari cara sederhana untuk menenangkan diri. Kadang mereka belum punya cukup kosakata untuk bilang “aku capek” atau “aku butuh dipeluk”, dan jari jadi tempat pelarian yang paling mudah.

Kabar baiknya, sebagian besar anak akan berhenti sendiri tanpa efek buruk. Kuncinya ada di ATENSI orang tua. Jika Si Kecil merasa diperhatikan, dicintai, dan diberi ruang aman untuk mengekspresikan dirinya, biasanya kebiasaan ini perlahan menghilang seiring ia menemukan cara lain untuk merasa nyaman, baik melalui bermain, mengobrol, maupun memeluk mainan favorit.

Dampak Jika Berlanjut Terlalu Lama

Kalau kebiasaan menggigit jari masih terus berlanjut setelah usia balita, ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan:

Masalah Gigi

Menghisap atau menggigit jari dalam waktu lama bisa menimbulkan dampak serius pada struktur gigi dan rahang. Kebiasaan ini dapat membuat gigi tumbuh tidak rapi, salah satunya adalah open biteOpen bite terjadi ketika gigi depan atas dan bawah tidak bisa bertemu atau bersentuhan saat mulut tertutup. 

Selain open bite, kebiasaan ini juga berpotensi menyebabkan overbiteOverbite adalah kondisi gigi depan atas tumbuh terlalu maju hingga menutupi sebagian besar atau bahkan seluruh gigi depan bawah.

Pengaruh Pada Perkembangan Bicara

Kebiasaan ini juga bisa mempengaruhi cara Si Kecil dalam berbicara. Kadang muncul cadel atau lisp, dikarenakan posisi gigi dan lidah ikut berubah.

Kebiasaan yang Sulit Dihilangkan

Jika sejak kecil jari menjadi “alat utama” untuk menenangkan diri, Si Kecil bisa lebih sulit lepas dari kebiasaan ini saat tumbuh besar. Oleh karena itu, diperlukan ATENSI ekstra dari Bunda agar Si Kecil bisa menemukan cara lain yang lebih sehat untuk menghadapi stres.

Bunda bisa coba alihkan perhatian dan berikan Si Kecil camilan finger food sehat. Kebiasaan gigit jari bisa berkurang sambil tetap menenangkan Si Kecil. ATENSI Bunda sangat penting supaya ia belajar cara baru yang lebih sehat untuk menenangkan diri. Temukan rekomendasi camilan sehat lainnya untuk Si Kecil di halaman rekomendasi camilan sehat untuk Si Kecil usia 1 tahun.

Sumber: 

  • Mayo Clinic. Thumb sucking: Help your child break the habit. Diakses tanggal 25 Agustus 2025. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/thumb-sucking/art-20047038 
  • Colgate. Thumb Sucking: The Good, The Bad, And The Normal. Diakses tanggal 25 Agustus 2025. https://www.colgate.com/en-us/oral-health/kids-oral-care/thumb-sucking-the-good-the-bad-and-the-normal 
  • Klikdokter. Mengapa Batita Suka Menggigit?. Diakses tanggal 25 Agustus 2025. https://www.klikdokter.com/ibu-anak/tips-parenting/mengapa-batita-suka-menggigit#google_vignette 
  • Hello Sehat. Menggigit Kuku. Diakses tanggal 25 Agustus 2025. https://hellosehat.com/penyakit-kulit/perawatan-kuku/menggigit-kuku/