Yoghurt berperisa atau jus buah kemasan adalah contoh asupan yang tampak sehat, tetapi ternyata mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi. Karena tersedia di mana-mana, orang tua dapat dengan mudah membelinya sehingga Si Kecil turut mengonsumsinya secara rutin. Padahal, kebiasaan tersebut dapat berdampak buruk bagi kesehatannya di masa depan. Gula berlebih tidak hanya memengaruhi metabolisme tubuh, tapi juga dapat berkontribusi pada masalah berat badan, kesehatan gigi, hingga risiko diabetes di kemudian hari.
Sebagai orang tua, memahami pentingnya memilih makanan rendah gula sangatlah krusial untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil secara optimal. Makanan dengan kandungan gula rendah tidak hanya membantu menjaga kadar energi agar tetap stabil, tapi juga mengurangi risiko gangguan kesehatan jangka panjang. Agar asupan Si Kecil lebih terjaga, maka Bunda perlu mengenal terlebih dahulu apa itu makanan rendah gula, jenis-jenisnya, hingga bagaimana strategi dalam memilihnya.
Makanan rendah gula adalah jenis pangan yang kandungan gula tambahannya sangat rendah, atau bahkan tidak mengandung gula tambahan sama sekali. Istilah gula tambahan ini seringkali berupa pemanis yang sering diberikan pada makanan.
Biasanya, jenis makanan rendah gula berasal dari bahan-bahan alami seperti buah-buahan dan sayuran. Keunggulan dari buah dan sayur tidak hanya rendah gula, tetapi juga mengandung serat yang membantu memperlambat proses penyerapan glukosa dalam tubuh, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang tiba-tiba. Lonjakan yang mendadak ini perlu dicegah, karena dapat menyebabkan jumlah energi yang dibutuhkannya untuk beraktivitas menjadi stabil.
Makanan rendah gula seringkali disalahartikan dengan makanan rendah karbohidrat, padahal keduanya berbeda. Makanan rendah karbohidrat adalah jenis makanan yang secara alami memiliki kandungan karbohidrat rendah, seperti daging, telur, brokoli, terong, dan alpukat. Makanan ini tetaplah dibutuhkan Si Kecil karena nutrisi-nutrisi lain yang terkandung di dalamnya.
Dikutip dari NHS, anak memiliki batasan asupan gula harian yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan. Pada usia 4 hingga 6 tahun, batas maksimum adalah 19 gram (sekitar 4,5 sendok teh) per hari. Usia 7 hingga 10 tahun, ia dianjurkan tidak mengonsumsi lebih dari 24 gram (setara dengan 6 sendok teh) setiap harinya. Sementara saat usia 11 tahun ke atas, Si Kecil disarankan untuk membatasi asupannya hingga 30 gram/hari (sekitar 7,5 sendok teh).
Memilih makanan yang rendah gula dapat membantu Si Kecil dalam menjaga berat badan yang proporsional, mengurangi risiko penyakit diabetes tipe-2 ketika remaja nanti, serta menghindari kerusakan gigi.
Apabila ia tetap mengonsumsi makanan yang tinggi gula, Bunda perlu menjaga agar tidak sampai berlebihan. Hal ini karena mengonsumsi gula yang berlebih dapat mengganggu suasana hati dan kemampuan konsentrasinya yang tentu akan mengurangi performanya saat ia harus belajar. Dampak dari gangguan belajar tersebut adalah berkurangnya POTENSI untuk pengembangan kemampuan kognitifnya.
Oleh karenanya, memilih jenis pangan yang rendah gula akan lebih mendukung perkembangan otak dan kesehatan mentalnya.
Makanan rendah gula dapat dikategorikan menurut sumber pangannya dan di antaranya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Kategori | Sumber Makanan |
Sayuran | Bayam, kale, kubis, bok choy, brokoli, wortel, buncis, terong, kangkung. |
Buah-buahan | Alpukat, stroberi, pepaya, jambu biji, jeruk, apel, pir, kiwi, plum, pisang. |
Susu | Susu segar tanpa tambahan pemanis, yoghurt plain, susu almond tanpa pemanis, susu kedelai tanpa pemanis, keju cottage, keju mozzarella, cheddar. |
Umumnya sayuran hijau kaya akan serat, vitamin, dan mineral penting seperti vitamin A, C, K, serta kalsium dan zat besi yang mendukung fungsi tubuh agar optimal. Kandungan antioksidannya dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Sementara buah-buahan, seperti alpukat mengandung lemak sehat yang baik untuk jantung, sedangkan stroberi dan jambu biji kaya akan vitamin C yang mendukung sistem kekebalan tubuh. Serat yang tinggi pada sayuran dan buah juga berperan dalam menjaga kesehatan pencernaan dan membantu mengontrol kadar gula darah.
Makanan yang bersumber dari susu merupakan sumber protein dan kalsium yang membantu dalam pertumbuhan tulang dan otot, khususnya pada anak. Yoghurt dan keju cottage juga mengandung probiotik yang mendukung kesehatan sistem pencernaan Si Kecil.
Makanan rendah gula sebaiknya dipilih ketika Si Kecil membutuhkan asupan energi yang stabil tanpa lonjakan gula darah yang cepat. Contohnya, saat sarapan atau makan siang, hidangan rendah glukosa seperti sayuran, buah-buahan, serta produk susu tanpa pemanis dapat membantu menjaga konsentrasinya sepanjang hari selama belajar dan beraktivitas. Pilihan ini juga sangat dianjurkan jika ia kelebihan berat badan, karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan jangka panjangnya.
Walau begitu, Bunda bisa memberikan makanan dengan kadar gula lebih tinggi di situasi tertentu, seperti setelah aktivitas fisik berat. Selain itu, saat Si Kecil sedang membutuhkan pemulihan energi sesegera mungkin, misalnya karena sedang menderita infeksi atau diare. Pada kondisi ini, gula dapat membantu mengembalikan kadar glukosa dalam darah dengan cepat. Namun, penting untuk membatasi jumlahnya dan memastikan berasal dari sumber yang lebih sehat, seperti buah-buahan, dibandingkan dengan permen atau minuman manis.
Cara untuk mengetahui apakah suatu makanan memiliki kadar gula yang rendah adalah dengan memeriksa label nutrisi pada kemasan. Pada label nutrisi, kandungan glukosa biasanya tertera di bagian "Karbohidrat Total," di situ terdapat informasi mengenai "Gula Tambahan." Pada saat membandingkan produk, pilihlah produk yang mencantumkan angka lebih rendah pada bagian ini.
Selain memeriksa kandungan pada label nutrisi, Bunda juga perlu membaca daftar bahan-bahan pada kemasan makanan. Pemanis tambahan bisa muncul dengan berbagai nama, seperti sukrosa, glukosa, fruktosa, atau sirup jagung. Jika bahan-bahan ini tercantum di awal daftar, maka kemungkinan besar produk tersebut mengandung gula dalam jumlah tinggi.
Memilih NUTRISI yang rendah gula adalah bentuk ATENSI Bunda untuk menjaga kesehatan Si Kecil. American Heart Association merekomendasikan pembatasan pemanis tambahan karena berbagai risiko kesehatan yang dapat ditimbulkannya, seperti obesitas, karies gigi, dan kebiasaan makan yang buruk. Dibandingkan memberi yoghurt manis atau minuman kemasan, Bunda bisa menggantinya dengan susu pertumbuhan rendah gula. Mau tahu rekomendasinya? Cari tahu di sini, yuk: Rekomendasi Susu Pertumbuhan Rendah Gula untuk Si Kecil.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Pengaruh Makanan Rendah Gula pada Pertumbuhan Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?