Aktivitas & Stimulasi Aktivitas & Stimulasi

Memahami Lateralisasi Motorik dan Peranannya dalam Perkembangan Anak

Morinaga ♦ 12 November 2025

Memahami Lateralisasi Motorik dan Peranannya dalam Perkembangan Anak

Saat Si Kecil bermain pernahkah Bunda memperhatikan anggota tubuh mana yang lebih sering dipakai untuk bermain, seperti tangan kanan atau kiri? Atau ketika menendang bola, menggunakan kaki kanan atau kaki kiri?

Ternyata, kebiasaan itu merupakan bagian dari proses pertumbuhan otak anak yang disebut lateralisasi motorik, sebuah tahapan yang berperan penting dalam mengendalikan gerak tubuh Si Kecil selama beraktivitas setiap hari.

Apa Itu Lateralisasi Motorik?

Saat Si Kecil beraktivitas dan lebih sering memakai satu tangan dibandingkan yang lain, itu adalah proses mengendalikan tubuh secara bertahap. Istilah lateralisasi motorik adalah bagaimana cara otak anak mengatur sisi tubuh yang lebih dominan digunakan.

Proses ini bisa mempengaruhi kemampuan motorik sang anak seperti menulis, menggambar, hingga memegang objek di sekitarnya. Dominasi gerak tubuh ini juga yang nantinya akan melatih keterampilan motorik kasar seperti melompat, berlari, hingga menendang.

Nyatanya, setiap anak memiliki kecenderungan dalam mengendalikan tubuh mereka. Ada yang dominan menggunakan sisi kanan, sisi kiri, bahkan bisa menggunakan keduanya secara seimbang. Perkembangan ini pada akhirnya membantu membangun koordinasi tubuh yang lebih baik.

Lantas, mengapa Bunda harus memahami proses ini? Tentunya, pemahaman ini penting agar Bunda dapat memberikan stimulasi yang sesuai dengan usia dan kebutuhan Si Kecil. Misalnya, melalui permainan yang mendukung perkembangan motorik.

Contohnya, mengajak beraktivitas yang melibatkan tangan dan kaki, melempar bola, dan semacamnya. Dengan pemberian stimulasi secara rutin, kemampuan motorik anak dapat berkembang lebih optimal serta meningkatkan rasa percaya dirinya selama masa tumbuh kembang.

Tahapan Lateralisasi Motorik pada Anak

Perkembangan dominasi gerak tubuh anak sangat dipengaruhi oleh kematangan sistem saraf pusat dan bagaimana otak kiri dan kanan saling bekerja sama. Di balik setiap gerakan sederhana yang Bunda lihat, otak Si Kecil sedang melatih koordinasi tubuh sambil perlahan menetapkan sisi yang lebih dominan.

Di usia 0–2 tahun, gerakan Si Kecil masih banyak dipengaruhi refleks karena koneksi antara otak dan otot belum sepenuhnya matang. Pada fase ini, Si Kecil mulai mencoba menggenggam atau meraih benda, namun penggunaan kedua tangan masih terjadi secara bergantian.

Pada usia 2–3 tahun, pertumbuhan saraf Si Kecil sudah mengalami mielinisasi yang lebih baik, sehingga kekuatan otot semakin berkembang. Di tahap ini, Bunda mulai dapat melihat kecenderungan Si Kecil terhadap dominasi tangan tertentu.

Pada usia 4–5 tahun, kemampuan motorik Si Kecil pun semakin meningkat, seperti menulis, menggambar, hingga memotong. Kemampuan ini semakin terasah melalui latihan motorik halus secara rutin, sehingga anak mampu melakukan aktivitas yang lebih kompleks.

Saat Si Kecil berusia 5 tahun ke atas, gerakan mereka sudah terkoordinasi secara otomatis karena integrasi sensorik dan kontrol otak yang lebih matang. Pada usia ini, dukungan stimulasi bisa ditingkatkan melalui aktivitas fisik yang lebih rumit untuk meningkatkan kelincahan Si Kecil.

Cara Stimulasi Lateralisasi Motorik yang Tepat untuk Anak

Perkembangan gerak tubuh Si Kecil turut berperan dalam mematangkan sistem saraf pusat. Lalu, bagaimana cara melatihnya dengan tepat? Melalui beberapa gerakan sederhana, otak Si Kecil dapat belajar mengatur koordinasi sekaligus menentukan sisi tubuh yang lebih dominan.

Bermain Bola

Permainan sederhana seperti menangkap, melempar, atau menendang bola bisa melatih koordinasi mata dan tangan secara seimbang. Selain itu, aktivitas ini juga membantu memperkuat otot besar serta meningkatkan keseimbangan tubuh Si Kecil.

Meronce dan Aktivitas Motorik Halus

Meronce atau menyusun manik-manik bisa melatih ketelitian serta koordinasi tangan dan jari. Aktivitas ini membantu memperkuat koneksi antara otak dan otot, sehingga mendukung keterampilan menulis di kemudian hari.

Bermain di Luar Ruangan

Si Kecil yang rutin beraktivitas di luar, seperti melompat, berlari, atau menendang bola, dapat terstimulasi sistem vestibularnya. Aktivitas ini juga membantu Si Kecil bergerak lebih leluasa dan mengenali lingkungannya.

Permainan Gerakan Ritmis

Permainan yang membutuhkan gerakan ritmis seperti senam atau menari bisa melatih kerja sama otak kanan dan otak kiri. Metode ini juga membantu mengembangkan kontrol tubuh yang lebih halus.

Aktivitas Sehari-hari

Jenis aktivitas sehari-hari seperti makan, memakai baju, atau menggunting kertas, juga dapat mendukung perkembangan motorik Si Kecil secara signifikan. Stimulasi ini juga membantu melatih kemandirian Si Kecil.

Tingkatkan Keterampilan Si Kecil Lewat Latihan Motorik yang Tepat!

Sudah paham bagaimana pentingnya melatih motorik dan stimulasi untuk anak kesayangan Bunda? Tentu langkah ini juga harus didukung sesuai dengan kebutuhan Si Kecil setiap harinya.

Meskipun prosesnya cukup panjang, langkah ini terbukti efektif untuk membantu Si Kecil lebih percaya diri di lingkungannya. Mengajak Si Kecil beraktivitas fisik di luar rumah adalah salah satu cara yang hebat untuk melatih keseimbangan, koordinasi, dan kelincahannya.

Untuk terus mendukung eksplorasinya, Bunda juga bisa melengkapinya dengan berbagai permainan sensorik dan motorik yang menantang koordinasi tubuhnya. Yuk, temukan informasi selengkapnya di sini: Stimulasi Sensorik dan Motorik Tingkatkan POTENSI Si Kecil

Referensi

  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.govarticles/PMC5364330/ 
  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7558377/ 
  • https://www.alodokter.com/motorik-halus-inilah-tahapan-perkembangan-dan-cara-melatihnya#