Parenting Parenting

Kenali Fase Terrible Two Penyebab Si Kecil Rewel

Morinaga ♦ 14 Januari 2025

Kenali Fase Terrible Two Penyebab Si Kecil Rewel

Apakah Bunda mulai merasa bahwa sejak Si Kecil memasuki usia 2 tahun, ia menjadi lebih rewel, sering berkata "tidak," hingga tantrum? Jangan khawatir, ini adalah hal yang normal terjadi pada anak seusianya. 

Fase ini dikenal sebagai terrible two, sebuah periode ketika anak mulai menunjukkan kemandirian dan emosi yang lebih ekspresif. Meskipun sering membuat Bunda kewalahan, fase ini sebenarnya adalah bagian dari proses tumbuh kembangnya.

Dalam periode ini, Si Kecil sedang belajar memahami dunianya. Mulai dari keinginan untuk melakukan segalanya sendiri hingga tantangan dalam mengelola emosi, ini semua adalah tahap penting yang harus dilalui. Kenali lebih dalam apa itu terrible two, tanda-tandanya, dan cara efektif untuk menanganinya, agar Bunda dapat mendukungnya melewati fase ini dengan lebih tenang.

Mengenal Fase Terrible Two

Terrible two adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan periode perkembangan yang sering kali ditandai dengan perubahan perilaku dan suasana hati yang cepat. Fase ini umumnya berlangsung pada usia 18-30 bulan, dan pada beberapa anak bisa dimulai lebih awal atau berlanjut hingga usia 3 tahun. 

Selama fase ini, Si Kecil mulai menunjukkan tanda-tanda kemandirian, seperti sering berkata "tidak," menolak aturan, atau mengalami ledakan emosi. Perubahan ini sebenarnya merupakan bagian alami dari perkembangannya.

Memasuki fase ini sangatlah wajar karena kemampuan komunikasi dan fisiknya sedang berkembang. Ia mulai memahami konsep dasar seperti "punya saya," "tidak," dan "buruk." Keinginan untuk melakukan sesuatu sendiri dan bereksplorasi tanpa bantuan Bunda menjadi semakin kuat. 

Tetapi keterampilan verbal dan emosionalnya belum sepenuhnya matang. Sehingga jika keinginannya tidak terpenuhi atau tidak bisa disampaikan dengan jelas, ia menjadi mudah frustasi.

Meskipun istilah "terrible two" terdengar menakutkan, fase ini sebenarnya tidak seburuk namanya. Justru, ini adalah bagian penting dari perkembangan Si Kecil dalam belajar mengekspresikan diri, menguji batasan, dan memahami dunia di sekitarnya. Tingkah laku seperti tantrum, menolak berbagi, atau menjadi keras kepala menunjukkan bahwa otaknya sedang berkembang. 

Sebagai orang tua, jadikan fase ini sebagai peluang untuk membantunya mengasah keterampilan emosional dan sosialnya. Masa ini merupakan masa strategis untuk melatih aspek keterampilan tersebut dan mungkin tidak akan terulang lagi, karena #WaktuTakBisaKembali.

Tanda-tanda Fase Terrible Two

Berikut beberapa tanda Si Kecil mulai memasuki fase sulit saat usianya 2 tahun, di antaranya:

 

  • Perubahan Perilaku

    Ketika memasuki fase terrible two, Bunda akan melihat beberapa perubahan perilaku yang mencolok. Beberapa tandanya adalah Si Kecil mulai menendang, memukul, atau menggigit ketika merasa kesal atau frustrasi. Perilaku ini sering muncul karena keterampilannya untuk mengontrol emosi dan impuls masih dalam tahap perkembangan. Meski terkesan agresif, perilaku ini adalah hal yang umum terjadi pada anak seusia ini.
  • Tantrum

    Si Kecil mungkin akan menjadi tantrum, yaitu sering menangis, berteriak, atau bahkan melempar barang ketika keinginannya tidak terpenuhi. Misalnya, ketika ia meminta sesuatu dengan cara yang belum jelas dan Bunda tidak memahami maksudnya, ia dapat langsung menangis. Tantrum ini biasanya berlangsung singkat, sering kali hanya beberapa menit, tetapi bisa terasa intens.
  • Sering mengatakan “Tidak”

    Di usia ini, Si Kecil mulai sering mengatakan "tidak," bahkan untuk hal-hal yang ia sukai, seperti mainan favorit atau makanan kesukaan. Penolakan ini adalah bagian dari prosesnya untuk memahami kemandirian dan batasan. Kata “tidak” sering digunakan sebagai cara untuk menguji reaksi Bunda dan mengenali kekuatan dari keputusan yang dibuatnya sendiri.
  • Sikap Protektif terhadap Barang Miliknya

    Si Kecil juga mulai memahami konsep “punya saya.” Ia akan mempertahankan barang-barang miliknya dengan keras, bahkan terhadap saudara atau teman bermain. Jika ada yang mencoba mengambil barang yang dianggapnya miliknya, ia bisa menjadi marah atau bertengkar. Hal ini adalah bagian dari proses belajarnya tentang kepemilikan dan berbagi.

 

Cara Menangani Si Kecil yang Rewel

Fase terrible two akan berangsur berakhir seiring dengan perkembangan kemampuan Si Kecil dalam berkomunikasi. Ketika ia sudah mampu menyampaikan keinginan dan perasaan dengan lebih jelas, tantrum dan perilaku rewel lainnya cenderung berkurang. Selama fase ini, pahamilah bahwa perilaku tersebut adalah bagian dari proses belajarnya.

 

  • Alihkan Perhatian Si Kecil

    Saat Si Kecil mulai rewel atau tantrum, coba alihkan perhatiannya ke hal lain. Misalnya, tunjukkan benda menarik, ajak melihat pemandangan, atau tawarkan mainan favorit. Mengalihkan perhatian membantunya melupakan emosi negatif yang sedang dirasakan tanpa paksaan.
  • Pahami perasaan Si Kecil

    Ketika Si Kecil rewel, pahami perasaannya terlebih dahulu. Misalnya, katakan, “Bunda tahu kamu kecewa karena ingin main lebih lama.” Setelah itu, jelaskan dampak buruk dari tantrum, seperti bagaimana hal tersebut tidak menyelesaikan masalah. Gunakan nada yang tenang agar ia merasa dimengerti dan tidak semakin kesal.
  • Berikan Pilihan

    Memberikan sedikit kebebasan kepada Si Kecil dapat mengurangi rasa frustrasi. Misalnya, tanyakan, “Kamu mau pakai kaos biru atau merah hari ini?” Dengan begitu, ia merasa diberi kontrol atas keputusan yang akan diambilnya.
  • Siapkan Snack

    Ketika akan bepergian, pastikan Si Kecil tidak lapar atau haus dengan menyediakan camilan sehat. Ini dapat membantu menenangkan suasana hatinya. Ketika perutnya lapar, ia akan lebih rentan mengalami tantrum, terutama di tempat baru yang bukan merupakan zona nyamannya.
  • Hindari Teriakan atau Hukuman Fisik

    Teriakan atau memukul hanya akan memperburuk situasi dan mengajarkan perilaku yang tidak baik kepada Si Kecil. Sebaliknya, bersikaplah tenang dan sabar. Ingat, perilaku ini adalah bagian dari perkembangan normal. Siapkan lingkungan yang aman agar ia bisa bereksplorasi tanpa risiko melukai diri sendiri.

 

Dengan kesabaran dan konsistensi, Bunda dapat membantu Si Kecil melewati fase terrible two dengan lebih mudah sambil mendukung perkembangan emosionalnya. Ini diperlukan karena akan memengaruhi perkembangan kecerdasannya di masa depan. Bunda juga bisa mulai memperhatikan minat dan bakatnya dimulai sejak dini. Ini dibutuhkan untuk memahami POTENSI optimalnya. Bagaimana caranya? Ketahui selengkapnya di sini: Deteksi Potensi Si Kecil Sejak Dini.