Ada beberapa bakteri baik yang memberikan dampak positif bagi manusia. Misalnya bakteri dari keluarga Streptococcus, Bifidobacteria, dan Lactobacillus, yang hidup di saluran pencernaan. Mereka umumnya disebut probiotik yang meningkatkan Daya Tahan Tubuh Si Kecil, dan dapat diperoleh dari makanan.
Seperti kita ketahui, di dalam tubuh manusia terdapat bakteri baik dan bakteri jahat yang bisa mengganggu kesehatan. Berikut ini merupakan contoh bakteri baik yang perlu Bunda ketahui.
Streptococcus thermophilus adalah salah satu jenis bakteri baik yang relatif mudah ditemukan pada makanan sehari-hari. Pasalnya, banyak produsen olahan makanan maupun minuman berbahan dasar susu yang menggunakan S. thermophilus sebagai bahan campuran.
Adapun, manfaat utama dari bakteri S. thermophilus sendiri yakni membantu menurunkan asam lambung. Selain itu, bakteri ini juga mencegah intoleransi laktosa dengan cara menghasilkan enzim laktase.
Dilansir dari laman Kemenkes, setidaknya ada 30 jenis Bifidobacterium yang sudah teridentifikasi. Salah satunya adalah Bifidobacterium bifidum, yang diklaim pada tahun 2011 dapat mencegah eksim pada Si Kecil, jika dikonsumsi bersama L. acidophilus.
Bakteri ini juga membantu meredakan gejala diare, kembung, dan sembelit pada penyakit irritable bowel syndrome (IBS). Selain itu, B. bifidum juga memperkuat fungsi imun lho. Karena bakteri ini bisa membantu kerja sel darah putih ketika kondisi tubuh sedang terserang penyakit.
Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal Gut Microbes, Bifidobacterium infantis merupakan jenis bakteri baik yang berpotensi meredakan gejala peradangan pada usus besar. Beberapa peneliti juga melihat potensi bakteri ini untuk menyembuhkan penyakit psoriasis (suatu penyakit kulit).
Sebagai mikroba dengan jumlah paling banyak di dalam usus, B. infantis juga diklaim mampu mengurangi gejala IBS (irritable bowel syndrome) seperti perut kembung dan sakit perut. Pelajari lebih lanjut tentang perut kembung dalam artikel berikut, yuk: Penyebab dan Cara Mengatasi Bayi Kembung
Bifidobacterium animalis merupakan bakteri yang membantu kesehatan sistem pencernaan. Peran bakteri probiotik ini ialah melawan bakteri jahat yang memasuki tubuh melalui makanan.
Bifidobacterium lactis tidak hanya bermanfaat untuk menyehatkan pencernaan Si Kecil. Akan tetapi, dia juga mengendalikan kadar kolesterol, sehingga menjaga kesehatan jantung Si Kecil.
Jenis mikroba yang satu ini bisa ditemukan dalam produk fermentasi sayuran. B. lactis banyak hidup di dalam usus besar manusia.
Bakteri Bifidobacterium longum BB536 ini juga menjaga kesehatan saluran pencernaan. Bunda dapat memberikan bakteri ini kepada Si Kecil melalui susu Morinaga Platinum, karena Morinaga Platinum mengandung bakteri tersebut. Yuk, Bunda, ketahui lebih dalam tentang bakteri baik dalam Morinaga Platinum dalam produk berikut yuk: Susu Chil Kid Platinum
Lactobacillus rhamnosus merupakan bakteri baik yang bermanfaat untuk mencegah infeksi gusi. L. rhamnosus juga mengatasi gejala gangguan pencernaan (misalnya diare) dan menjaga kesehatan usus. Di era modern, L. rhamnosus banyak dimanfaatkan untuk mengatasi diare yang sering kali dialami para wisatawan.
Jenis bakteri Lactobacillus acidophilus bisa kita temukan pada yoghurt dan beberapa produk kedelai yang sudah difermentasikan. L. acidophilus juga bisa berperan dalam mencegah dan menangani diare pada anak-anak maupun orang dewasa.
Jika dibandingkan dengan jenis bakteri lainnya, Lactobacillus salivarius merupakan salah satu mikroba yang muncul paling awal di dalam usus dan rongga mulut tepat setelah Si Kecil lahir. Beberapa pabrik makanan juga menggunakan bakteri ini untuk fermentasi. Selain itu, bakteri ini juga menghambat pertumbuhan Helicobacter pylori (suatu bakteri pemicu tukak lambung).
Lactobacillus plantarum adalah bakteri baik yang menghambat pertumbuhan mikroba penyebab perut kembung. Selain membantu sistem pertahanan tubuh, bakteri ini juga sering dimanfaatkan para pedagang makanan untuk membuat acar sayur atau biang roti.
Escherichia coli sebetulnya adalah bakteri baik yang normal berada dalam saluran cerna dan saluran kencing manusia. Hubungan bakteri E. coli dengan manusia telah terjadi sejak lahir, karena tubuh Si Kecil telah memiliki kumpulan bakteri E. coli ini sejak ia baru dilahirkan.
Di dalam usus, E. coli memiliki potensi menghasilkan vitamin K yang dapat digunakan oleh Si Kecil untuk metabolisme tubuhnya.
Namun, ada beberapa jenis E. coli yang memang bersifat dapat menyakiti pencernaan. Umumnya jenis ini datang dari luar tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang tidak dimasak hingga matang. Contohnya berasal dari ikan mentah, sayuran mentah, atau minuman dingin dengan es dari air mentah.
Tanpa sadar bakteri jahat bisa masuk ke tubuh Si Kecil, baik lewat makanan maupun paparan lainnya. Berikut merupakan jenis bakteri jahat yang paling sering menginfeksi tubuh dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan Si Kecil.
Staphylococcus adalah bakteri yang bisa menyebabkan dampak buruk jika sudah berhasil masuk ke dalam tubuh, terutama bagian jantung dan sendi. Staphylococcus bisa menyebabkan bisul, infeksi kulit dan infeksi sendi.
Contoh bakteri jahat lainnya adalah Listeria dan Bacilli. Listeria pada umumnya menjangkit Si Kecil melalui makanan seperti daging atau keju yang telah terkontaminasi. Sementara itu, bakteri Bacillus atau Basil banyak ditemukan di air dan tanah, sebelum kemudian dibawa oleh serangga pembawa bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada anak. Dampak negatif dari bakteri jahat Bacilli antara lain meliputi keracunan makanan dan infeksi luka pada kulit yang terbuka.
Bila Bunda ingin mengetahui lebih lanjut tentang bakteri selain Listeria dan Bacilli yang menyebabkan keracunan makanan pada anak dan solusinya, yuk baca artikel berikut ini: Cara Mengatasi Keracunan Makanan pada Anak.
Clostridia adalah jenis bakteri jahat yang juga bisa ditemukan di dalam tanah, tubuh hewan serta vegetasi yang sudah membusuk. Dampak negatif dari Clostridia yang paling umum adalah infeksi gastroenteritis akibat dari Clostridium perfringens. Adapun infeksi bisa terjadi melalui penggunaan antibiotik, luka, atau makanan yang sebelumnya telah terinfeksi dan masuk ke dalam tubuh. Jika Bunda ingin mengetahui lebih lanjut tentang gastroenteritis yang juga dikenal dengan sebutan flu perut, baca artikel berikut ya: Penyebab dan Gejala Flu Perut pada Si Kecil
Bunda pasti sudah tidak asing lagi dengan nama bakteri Escherichia Coli atau E.Coli. Bakteri yang bisa menjadi penyebab dibalik gangguan pencernaan ini biasanya menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi atau tidak dimasak dengan benar. Contohnya berasal dari ikan mentah, sayuran mentah, atau minuman dingin dengan es dari air mentah.
Bakteri baik dalam usus pertama kali muncul di dalam tubuh dari sejak anak dilahirkan. Seiring berjalannya waktu, bakteri mengalami pertumbuhan dari mulai terdiversifikasi dalam beberapa spesies dan fungsi.
Adapun fungsi bakteri baik di dalam tubuh manusia antara lain, bisa membantu mengatur kekebalan tubuh Si Kecil sehingga ia tidak mudah sakit, membantu mencerna ASI yang notabene merupakan salah satu sumber nutrisi, sebagai pencerna serat yang menghasilkan asam lemak rantai pendek, serta membantu untuk mengontrol kesehatan otak.
Selain berbagai fungsi di atas, bakteri di dalam tubuh juga memiliki fungsi lain, mulai dari berperan dalam mengurai makanan di saluran pencernaan (usus kecil) yang tidak bisa dihancurkan oleh lambung, membantu melawan mikroorganisme yang merugikan, menjaga keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat, dan juga membantu memproduksi vitamin B dan vitamin K.
Penting untuk menjaga keseimbangan bakteri baik di usus (mikrobiota usus) karena peranan pentingnya untuk kesehatan pencernaan. Berikut ini cara menjaga bakteri baik di usus:
Serat makanan merupakan sumber makanan utama bagi bakteri baik di usus. Makanan tinggi serat termasuk buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Pastikan untuk mengonsumsi makanan ini secara teratur untuk mendukung pertumbuhan bakteri baik.
Probiotik adalah makanan atau suplemen yang mengandung bakteri baik. Mengonsumsi minuman seperti susu pertumbuhan yang diperkaya probiotik yang dapat membantu menjaga populasi bakteri baik di usus.
Selain diminum secara langsung, susu juga bisa Bunda olah menjadi minuman yang lebih menarik perhatian dan menggugah selera Si Kecil. Ingin tahu seperti apa contoh olahan susu yang disukai Si Kecil dan mudah dibuat, Bun? Temukan jawabannya di sini yuk: Inspirasi Minuman Boba Kekinian Kesukaan Si Kecil
Prebiotik adalah serat makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh kita, tetapi menjadi sumber makanan bagi bakteri baik di usus. Prebiotik FOS dan GOS membantu merangsang pertumbuhan bakteri baik di usus anak, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesehatan saluran pencernaan, sistem kekebalan tubuh, dan penyerapan nutrisi.
Itulah beberapa contoh bakteri baik dan bakteri jahat yang bisa berkembang di dalam tubuh manusia. Agar bisa mendapatkan manfaat dari bakteri baik, Bunda bisa menambahkan berbagai macam makanan sehat, seperti yogurt, tempe, kimchi, atau susu ke dalam menu sehari-hari Si Kecil.
Selain itu, ada baiknya juga Bunda memberikan inulin lho. Sebab, inulin ini akan menciptakan nutrisi untuk bakteri-bakteri baik supaya bisa berkembang biak di dalam pencernaan Si Kecil. Nah, di mana sih mendapatkan inulin ini? Lihat di sini yuk: Inulin sebagai Serat Prebiotik dan Manfaatnya untuk Anak
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Jenis-jenis Bakteri Baik dan Fungsinya Bagi Kesehatan Tubuh
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?