Disiplin positif adalah metode pengasuhan yang bertujuan untuk membimbing anak-anak agar memiliki perilaku baik melalui pendekatan yang mendidik dan bukan menghukum. Metode ini membantu Si Kecil dalam mengembangkan kemampuan mengelola emosi dan bertanggung jawab atas tindakannya, sekaligus memperkuat hubungan antara Bunda dan Si Kecil.
Menurut Kemendikbud, disiplin positif adalah cara untuk menumbuhkan disiplin Si Kecil yang didorong dari dalam dirinya tanpa adanya hukuman ataupun hadiah. UNICEF lebih lanjut menjelaskan bahwa metode ini berfokus pada hubungan yang sehat antara orang tua dan anak, dengan menekankan pada pengajaran perilaku baik melalui komunikasi dan bukan hukuman fisik.
Melalui pendekatan ini, anak diajarkan untuk memahami konsekuensi dari setiap tindakannya secara logis dan konstruktif, sehingga ia mampu belajar membuat keputusan yang tepat. Anak diajarkan pentingnya berkomunikasi dengan baik dan menghormati orang lain, sehingga terbentuk pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan mampu berinteraksi sehat dalam lingkungan sosialnya.
Berbeda dengan gaya pengasuhan otoriter atau permisif, disiplin positif menekankan pendekatan yang seimbang—tegas namun tetap penuh kasih sayang. Pendekatan ini membantu Si Kecil memahami akibat dari tindakan yang ia lakukan melalui cara yang membangun, alih-alih merusak kepercayaan diri atau menciptakan rasa takut.
Dilansir oleh Valencia Montessori School, penerapan disiplin positif memiliki banyak manfaat bagi perkembangan Si Kecil, di antaranya: anak diajarkan untuk bertanggung jawab atas setiap tindakannya, yang membantu proses tumbuh kembangnya menjadi pribadi yang mandiri dan berpikir kritis.
Si Kecil juga belajar berinteraksi dengan orang lain secara sehat dan mengelola emosi dengan baik, sehingga mampu menjalin hubungan sosial yang positif. Pengendalian diri juga dilatih dengan cara memahami dan menerima emosi yang dirasakan, sehingga Si Kecil dapat menghindari perilaku impulsif. Melalui proses ini, anak semakin mandiri dan percaya diri, yang memperkuat kemampuannya untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan masalah menggunakan keterampilan negosiasi yang efektif.
Menurut Raising Children, disiplin positif dapat diterapkan sejak anak berusia 3 tahun. Ini dikarenakan pada usia tersebut ia mulai mampu memahami perilaku yang diharapkan, seperti bekerja sama dan mengikuti aturan-aturan keluarga. Namun, ia tetap membutuhkan bantuan untuk mengingat dan mempraktikkan perilaku yang baik secara konsisten. Misalnya, Bunda bisa menerapkan time-out saat Si Kecil melanggar aturan, seperti ketika bertengkar dengan saudara kandungnya.
Pendekatan ini penting bagi anak usia sekolah yang sudah memahami cara berperilaku di berbagai situasi, seperti di rumah, sekolah, atau tempat-tempat umum. Meski demikian, pada usia ini ia masih memerlukan batasan yang jelas serta bantuan untuk mematuhi aturan tersebut. Contohnya, jika Si Kecil menolak untuk melakukan tugasnya di rumah, seperti mencuci piring, maka ia tidak diizinkan bermain.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Bunda terapkan untuk mendisiplinkan Si Kecil secara positif, seperti yang dikutip dari UNICEF:
Luangkan waktu pribadi bersama anak setiap harinya meskipun hanya 5-20 menit saja. Selama waktu tersebut, fokuslah sepenuhnya dengan mematikan TV dan ponsel agar ia merasa diperhatikan. Pilih aktivitas yang menyenangkan seperti membaca buku atau mengobrol agar Si Kecil merasa dekat secara emosional. Waktu berkualitas ini akan memperkuat hubungannya dengan orang tua serta meningkatkan kepercayaan dirinya.
Alihkan perhatian dari perilaku buruk dan fokus pada perilaku baik yang Si Kecil lakukan. Pujian dapat memotivasinya untuk mengulangi tindakan positif dan merasa dihargai. Berikan pujian yang spesifik agar anak mengerti perilaku apa yang diharapkan darinya. Ini menciptakan lingkungan yang penuh dukungan dan mendorong perkembangan karakter positifnya.
Sampaikan harapan dengan jelas dan spesifik agar Si Kecil memahami apa yang harus dilakukan. Hindari hanya melarang, tapi ganti dengan kalimat yang menggiring pada tindakan, seperti "Tolong rapikan mainanmu." Ekspektasi yang jelas membantu ia belajar bertanggung jawab dan meningkatkan kepatuhan. Hal ini membuat komunikasi lebih efektif dan mengurangi kebingungan bagi Si Kecil.
Ketika anak mulai menunjukkan perilaku sulit, alihkan perhatiannya dengan aktivitas yang positif. Aktivitas seperti bermain atau menggambar bisa membantu ia melupakan kekesalannya. Pengalihan yang kreatif dapat mengurangi risiko Si Kecil semakin tantrum. Melalui cara ini, Bunda dapat menghindari konflik sambil mengarahkannya ke perilaku yang lebih baik.
Jelaskan kepada anak konsekuensi yang akan ia terima jika berperilaku kurang baik dan berikan kesempatan untuk memperbaiki diri. Jika perilaku buruk berlanjut, terapkan konsekuensinya dengan tenang tanpa menunjukkan kemarahan. Sikap tenang orang tua menunjukkan konsistensi dan ketegasan dalam mendidik. Lalu, berikan pujian saat Si Kecil akhirnya menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik untuk mendorong keberlanjutannya.
Gunakan kesalahan sebagai kesempatan bagi Si Kecil untuk belajar dan berkembang. Ajarkan bahwa setiap kesalahan adalah bagian dari proses belajar dan bukan sesuatu yang harus ditakuti. Bimbing ia dalam menemukan solusi atau cara yang lebih baik untuk mengatasi masalah serupa. Melalui pendekatan ini, anak belajar menjadi lebih tangguh dan berpikir kritis.
Ajak anak berdialog tentang perasaan yang ia alami agar Si Kecil belajar mengenali dan mengelola emosinya. Ketika anak berhasil mengendalikan emosi, berikan pujian yang tulus, seperti, "Kakak hebat sudah bisa berbagi mainan." Pujian yang tepat membantunya merasa bangga dan termotivasi untuk terus menunjukkan perilaku baik. Hal ini dapat membangun kemampuan emosional dan sosial yang penting bagi perkembangannya.
Disiplin positif adalah pendekatan yang efektif dan sehat untuk mendidik Si Kecil. Metode ini tidak hanya membantu anak mengembangkan perilaku yang baik, tetapi juga membangun karakter yang kuat dan hubungan yang penuh kasih sayang dengan orang tuanya. Melalui penerapan ini, Bunda telah memberikan ATENSI yang dibutuhkannya sehingga ia dapat mengembangkan POTENSI terbaiknya.
Selengkapnya, ada 3 pilar penting yang perlu Bunda ketahui untuk memastikan tumbuh kembangnya yang optimal, mulai dari ATENSI, POTENSI, hingga NUTRISI. Berikut ini adalah penjelasannya: Pilar Penting untuk Dukung Tumbuh Kembang Anak.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Arti dan Cara Penerapan Disiplin Positif pada Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?