Demam dan Muntah yang Menandakan Pencernaan Terganggu

Bunda, pernahkah Si Kecil tampak lemas setelah demam, bahkan disertai muntah? Melihat kondisi ini pasti membuat khawatir, apalagi jika ia terlihat tidak nyaman atau bahkan kesakitan. Tapi tahukah Bunda, demam dan muntah yang terjadi bersamaan bisa menjadi pertanda adanya gangguan pada pencernaan Si Kecil? Ini bisa menjadi tanda bahwa kesehatan pencernaannya sedang terganggu. Masalah ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti infeksi, pola makan yang kurang tepat, atau kebersihan yang kurang terjaga.

Jangan biarkan Si Kecil terus merasa tidak nyaman. Untuk memastikan Si Kecil cepat pulih, penting bagi Bunda memahami penyebab, pencegahan, serta langkah tepat untuk menjaga pencernaannya agar tetap sehat dan pastikan Si Kecil tetap ceria serta aktif.

Penyebab Demam dan Muntah

Demam yang disertai muntah pada anak sering kali menjadi tanda bahwa kesehatan pencernaannya sedang terganggu. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yang umumnya disebabkan infeksi atau gangguan pada sistem pencernaan. Berikut adalah empat penyebab utama yang mungkin dialami Si Kecil dan bagaimana hal tersebut memengaruhi fungsi pencernaannya:

• Gastroenteritis
  
  Gastroenteritis, atau dikenal sebagai "flu perut," adalah infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh virus seperti rotavirus, bakteri, atau parasit. Infeksi ini menyebabkan iritasi pada lapisan usus sehingga memicu peradangan, yang dapat menyebabkan muntah, diare, dan demam. Kondisi ini juga mengganggu kemampuan usus dalam menyerap cairan dan NUTRISI, sehingga meningkatkan risiko dehidrasi.
  
  

• Keracunan Makanan
  
  Keracunan makanan terjadi akibat konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri seperti Salmonella atau E. coli. Racun yang dihasilkan oleh bakteri tersebut dapat mengiritasi saluran pencernaan, menyebabkan muntah, nyeri perut, dan diare. Gejalanya biasanya muncul dalam waktu 1 hingga 48 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
  
  

• Infeksi Saluran Kemih (ISK)
  
  Infeksi saluran kemih pada anak sering kali disertai muntah, demam, dan rasa tidak nyaman saat buang air kecil. ISK dapat mengganggu fungsi tubuh, termasuk memicu respons sistem imun. Ini dapat memengaruhi saluran pencernaan, sehingga menyebabkan muntah dan nafsu makan yang menurun.
  
  

• Alergi atau Intoleransi Makanan
  
  Alergi makanan terhadap makanan tertentu, seperti susu sapi atau kacang-kacangan, dapat menyebabkan gangguan pencernaan, termasuk muntah serta demam ringan lainnya. Sedangkan intoleransi makanan, seperti intoleransi laktosa, membuat pencernaan tidak mampu memecah zat tertentu sehingga menyebabkan muntah, diare, dan kembung.

Pertolongan di Rumah

Ketika Si Kecil mengalami demam dan muntah, Bunda dapat memberikan ATENSI di rumah untuk meredakan gejalanya dan mencegah komplikasi seperti dehidrasi. Salah satu langkah pertama yang dapat dilakukan adalah membaringkannya dalam posisi tengkurap atau menyamping. Posisi ini membantu mencegahnya menelan muntah yang bisa masuk ke saluran pernapasan, sehingga lebih aman untuknya.

Selain itu, usahakan agar Si Kecil tetap terhidrasi. Berikan air atau cairan oralit secara perlahan, dengan porsi kecil setiap 15-20 menit. Ini tidak hanya menggantikan cairan yang hilang akibat muntah, tetapi juga membantu menggantikan elektrolit yang diperlukan tubuh. Untuk bayi yang masih menyusu, Bunda bisa lebih sering memberikan ASI agar kebutuhan cairan tetap terpenuhi.

Hindari memberikan makanan berat sampai muntahnya berhenti setidaknya selama 8 jam. Sebaliknya, saat anak mulai pulih, mulailah dengan makanan ringan seperti bubur atau roti tawar. Apabila demam tinggi atau muntah tak kunjung reda, segera konsultasikan dengan dokter. Dengan perhatian dan tindakan yang tepat di rumah, gejala demam dan muntah pada Si Kecil dapat diatasi dengan lebih aman.

Mencegah Gangguan Pencernaan

Mencegah gangguan pencernaan pada Si Kecil diperlukan untuk menghindari terjadinya demam dan muntah yang dapat mengganggu aktivitas sehari-harinya. Salah satu cara utama adalah dengan menjaga kesehatan pencernaan melalui pemberian makanan sehat yang kaya NUTRISI. Makanan ini sebaiknya mengandung serat, probiotik, laktoferin, serta NUTRISI esensial lainnya yang mendukung fungsi optimal saluran cerna.

Serat berperan dalam menjaga pencernaan tetap sehat dengan cara meningkatkan pergerakan usus dan mencegah sembelit. Serat juga membantu memberi makan bakteri baik di usus sehingga mikrobioma usus tetap seimbang. Contoh makanan yang kaya serat antara lain sayuran hijau, buah-buahan seperti apel dan pir, serta biji-bijian seperti oatmeal. Dengan rutin mengonsumsi makanan berserat, risiko gangguan pencernaan dapat diminimalkan.

Probiotik, seperti yang terdapat pada yogurt atau susu pertumbuhan, dapat mendukung kesehatan pencernaan dengan meningkatkan populasi bakteri baik dalam usus. Bakteri baik ini membantu melawan bakteri jahat yang dapat memicu infeksi atau peradangan pada saluran cerna. Selain itu, probiotik juga dapat membantu memperbaiki keseimbangan mikrobioma setelah gangguan seperti muntah atau diare.

Laktoferin, yang sering ditemukan dalam susu, juga memiliki manfaat penting. Protein ini membantu melindungi dinding usus dari serangan mikroorganisme berbahaya dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak. Dengan memberikan asupan NUTRISI ini secara rutin, kesehatan pencernaan Si Kecil dapat tetap terjaga, sehingga ia terhindar dari gangguan seperti demam dan muntah.

Serat, probiotik, dan laktoferin dapat dengan praktis diperoleh melalui susu pertumbuhan yang diformulasikan khusus untuk mendukung kesehatan pencernaan Si Kecil. Karena itu, pilihlah susu yang menyediakan manfaat tersebut, seperti yang disediakan oleh Morinaga. Produk dari Morinaga, seperti Morinaga Chil Kid Platinum MoriCare+ Triple Bifi memiliki sinergi tiga jenis bakteri baik bifidus yang menjaga kesehatan saluran cerna. Sementara Morinaga Chil Kid Gold Geniupro mengandung prebiotik serat GOS (Galacto-oligosaccharides) untuk mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Berikut penjelasan selengkapnya: Pilihan Susu yang Baik untuk Pencernaan Si Kecil.