Coba Bunda perhatikan angka kalori pada label kemasan makanan dan minuman. Angka tersebut menunjukkan berapa banyak energi yang akan didapatkan tubuh dari setiap porsi yang dikonsumsi.
Tubuh sangat membutuhkan kalori sebagai energi untuk berfungsi, beraktivitas, belajar, maupun bertumbuh, apalagi bagi Si Kecil di masa pertumbuhannya. Kekurangan kalori tentu akan menghambat semua proses tersebut karena tubuh tidak punya cukup energi.
Jika Bunda mendapati Si Kecil kerap tidak bersemangat atau terlihat lelah sepanjang hari meski sudah cukup beristirahat, bisa jadi salah satu faktornya adalah rendahnya energi akibat asupan kalori yang kurang. Tubuh membutuhkan kalori dari makanan untuk diubah menjadi energi melalui proses metabolisme. Saat asupan kalorinya tidak cukup, tubuh tidak memiliki energi untuk menjalankan fungsinya secara optimal.
Kondisi ini menyebabkan kadar gula darah menurun, sehingga tubuh memperlambat metabolisme untuk menghemat energi. Akibatnya, Si Kecil menjadi mudah lelah, sulit berkonsentrasi, rewel, dan cepat marah.
Jika kalorinya terlalu sedikit, tubuh mulai menggunakan karbohidrat yang tersimpan di hati dan otot. Namun, cadangan ini hanya bertahan beberapa jam hingga satu hari. Setelah itu, tubuh beralih memecah lemak menjadi asam lemak sebagai sumber energi pengganti. Jika defisiensi terus berlanjut dan cadangan lemak menipis, tubuh terpaksa menggunakan protein sebagai energi cadangan, padahal protein seharusnya berfungsi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan.
Masalahnya, tidak semua organ tubuh dapat bekerja optimal hanya dengan energi dari lemak atau protein. Otak, misalnya, sangat bergantung pada glukosa sebagai sumber energi utama. Ketika protein digunakan sebagai pengganti energi, tubuh kehilangan bahan penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, dapat muncul dampak serius seperti gangguan pertumbuhan, penurunan fungsi organ, lemahnya sistem kekebalan tubuh, hingga risiko malnutrisi.
Kekurangan kalori bukan hal sepele karena dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan yang berdampak jangka panjang, baik secara fisik maupun kognitif. Berikut beberapa dampak yang perlu Bunda waspadai:
Ketika mengalami defisiensi kalori, tubuh anak juga akan kekurangan nutrisi penting lainnya, yang berdampak langsung pada proses tumbuh kembangnya. Dalam jangka pendek, kondisi ini dapat menghambat pertumbuhan fisik, seperti berat badan sulit naik atau tidak bertambah secara optimal. Sementara dalam jangka panjang, defisiensi ini berisiko menyebabkan keterlambatan kemampuan motorik serta kesulitan belajar yang dapat memengaruhi prestasi Si Kecil di masa depan.
Otak anak membutuhkan asupan NUTRISI cukup untuk dapat berkembang dan berfungsi secara optimal. Ketika tubuh kekurangan kalori, otak tidak mendapatkan NUTRISI yang dibutuhkan untuk bisa bekerja dengan baik. Akibatnya, anak sering mengalami kesulitan berkonsentrasi, mudah lupa, hingga sulit menyerap pelajaran di sekolah. Dalam jangka panjang, hal ini tentu akan memengaruhi prestasi akademis dan perkembangan kognitifnya.
Selama asupan kalorinya minim, itu berarti tubuh juga kekurangan nutrisi penting, seperti antioksidan dan protein, yang diperlukan sistem imun untuk bekerja maksimal dalam melawan infeksi. Akibatnya, anak menjadi lebih rentan terhadap berbagai infeksi seperti batuk, pilek, diare, bahkan infeksi serius lainnya. Infeksi berulang akibat imun lemah juga dapat mengganggu pertumbuhan fisik serta perkembangan otak anak.
Dalam jangka panjang, defisiensi kalori secara terus-menerus akan menyebabkan malnutrisi atau bahkan marasmus, sebuah penyakit serius (melebihi malnutrisi) akibat defisiensi kalori dan protein yang parah. Marasmus umumnya ditandai dengan hilangnya massa otot dan jaringan lemak dalam jumlah banyak, penurunan berat badan drastis, serta penampilan lebih tua dari usia aslinya.
Lebih parahnya, defisiensi ini juga dapat memicu masalah seperti stunting (gagal tumbuh tinggi) permanen serta komplikasi kesehatan bahkan setelah mendapatkan penanganan. Itulah sebabnya Bunda perlu bertindak cepat karena jika penanganannya telat, kondisi Si Kecil tidak dapat pulih seutuhnya.
Jika buah hati Bunda punya masalah berat badan kurang atau nafsu makan rendah, terapkan langkah berikut untuk membantu memenuhi kebutuhan kalorinya. Semakin cepat Bunda menerapkannya, semakin besar peluang Si Kecil untuk tumbuh dan berkembang secara optimal di masa depan.
Untuk menaikkan berat badan, kalori yang dikonsumsi harus melebihi kebutuhan harian standarnya. Caranya, Bunda bisa mulai dengan meningkatkan porsi makan secara bertahap, menambahkan lebih banyak jenis makanan padat NUTRISI, seperti buah berlemak, ikan, telur, hingga susu dan produk olahannya.
Ubah pula pola makannya menjadi lebih sering dengan menambahkan 2-3 kali camilan sehat di antara waktu makan utama. Contoh camilan sehat kaya gizi bisa berupa smoothie buah dengan susu, risol isi daging, atau yogurt. Bunda bisa menyesuaikan menu makanan serta camilan tadi dengan selera Si Kecil agar ia lebih nafsu makan.
Hindari memaksa Si Kecil untuk makan, terutama saat ia sedang tidak lapar. Tekanan berlebihan justru dapat membuat Si Kecil menolak makanan sebagai bentuk perlawanan bahkan menciptakan trauma terhadap waktu makan. Sebaiknya, ciptakan suasana makan yang santai agar ia dapat lebih menikmati makanannya.
Selain itu, ajak Si Kecil untuk lebih aktif bergerak melalui permainan atau olahraga ringan. Kombinasi antara asupan kalori cukup dengan aktivitas fisik teratur akan berkorelasi pada peningkatan nafsu makan sekaligus mendukung pertumbuhan otot dan tulang secara optimal.
Bunda, diagnosis mandiri sangat tidak disarankan, apalagi untuk masalah yang berkaitan dengan tumbuh kembang Si Kecil. Setiap anak memiliki kondisi serta kebutuhan yang berbeda. Apa yang terjadi pada anak lain belum tentu datang dari sebab yang sama.
Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis atau ahli gizi bersertifikat. Mereka akan melakukan evaluasi menyeluruh, mengidentifikasi penyebab spesifik dari kekurangan kalori, serta menyusun rencana penanganan sesuai dengan kondisi Si Kecil.
Susu tinggi kalori dapat menjadi solusi praktis untuk membantu Si Kecil memenuhi kebutuhan energi hariannya sekaligus memberikan NUTRISI ekstra yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal.
Pilihlah susu yang diperkaya dengan kandungan yang dapat meningkatkan nafsu makan, seperti omega-3, vitamin B kompleks, dan zinc. Pastikan juga susu yang Bunda pilih kaya akan protein berkualitas tinggi untuk membantu membangun jaringan otot dan mendukung pertumbuhan fisik Si Kecil. Ingat, susu ini sebaiknya diberikan sebagai pelengkap makanan utama, bukan pengganti, agar asupan gizi Si Kecil tetap seimbang.
Dengan peran aktif Bunda dalam menyediakan asupan bergizi seimbang, termasuk susu pelengkap yang tepat, dampak kekurangan kalori tentu dapat dicegah. Langkah awal yang paling penting adalah memahami berapa sebenarnya kebutuhan kalori harian Si Kecil. Untuk membantu Bunda, mari pelajari panduan lengkap mengenai kebutuhan kalori harian anak di sini: Kebutuhan Kalori Harian Si Kecil dan Bagaimana Memenuhinya.
Referensi
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Kenali Dampak Kekurangan Kalori & Solusinya untuk Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?