Bunda, di tengah aktivitas belajar yang semakin padat, otak Si Kecil juga bisa merasa jenuh dan lelah. Ketika ini terjadi, anak biasanya menjadi mudah bosan, sulit fokus, dan kehilangan semangat menyelesaikan tugas. Seperti halnya tubuh yang membutuhkan jeda setelah berlari, otak pun memerlukan waktu singkat untuk “menata ulang” energinya agar tetap bekerja optimal.
Dengan memberikan waktu istirahat yang tepat, fokus Si Kecil bisa kembali hanya dalam beberapa menit. Istirahat otak bukan sekadar berhenti dari belajar, tetapi memberi kesempatan bagi aliran darah, perhatian, dan koneksi saraf untuk kembali siap menerima pelajaran.
Bunda dapat mengenalkan beberapa metode sederhana namun efektif yang dapat dilakukan oleh anak usia 7 tahun ke atas kapan pun mereka membutuhkan jeda belajar. Gerakan-gerakan ini bertujuan membantu tubuh dan otak aktif bersamaan sehingga Si Kecil kembali siap menerima pelajaran dengan lebih baik.
Bunda bisa mengajak Si Kecil untuk berdiri atau duduk tegak, lalu lakukan gerakan menyentuh lutut kanan dengan siku kiri, kemudian bergantian lutut kiri dengan siku kanan. Gerakan ini bisa dilakukan selama 30–60 detik.
Gerakan sederhana ini membantu menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri, sekaligus meningkatkan koordinasi tubuh dan konsentrasi. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas silang tubuh atau cross-body movement pada anak dapat memperkuat komunikasi antar belahan otak, sehingga kemampuan fokus dan perhatian mereka menjadi lebih baik.
Bunda bisa memandu Si Kecil melakukan latihan pernapasan mendalam dengan cara menarik napas perlahan melalui hidung selama empat detik, menahannya sebentar, lalu menghembuskannya perlahan melalui mulut selama enam hingga delapan detik. Ulangi langkah ini empat hingga lima kali.
Latihan pernapasan mendalam membantu meningkatkan suplai oksigen ke otak, menenangkan sistem saraf, dan membuat Si Kecil lebih siap kembali belajar. Penelitian menunjukkan bahwa teknik ini juga dapat membantu anak mempertahankan perhatian lebih lama. Selain itu, latihan ini mendukung kemampuan anak mengatur emosinya dengan lebih baik saat mengerjakan tugas yang menantang.
Saat Si Kecil mulai lelah atau tampak kehilangan fokus, ajak ia melakukan istirahat mata dan peregangan ringan. Minta Si Kecil memejamkan mata selama satu menit, lalu arahkan pandangannya ke objek jauh selama 15 detik dan ke objek dekat selama 15 detik, diulangi dua hingga tiga kali. Latihan sederhana ini membantu merelekskan otot mata setelah membaca atau menatap layar terlalu lama.
Setelah itu, lakukan peregangan pada leher, bahu, dan lengan dengan cara menarik bahu ke atas dan ke belakang, lalu rileks selama 5–10 detik. Peregangan ringan ini membantu melancarkan sirkulasi darah ke otak dan mengurangi ketegangan otot. Hasilnya, Si Kecil dapat kembali belajar dengan fokus dan kenyamanan yang lebih baik.
Bunda, meski anak usia sekolah sering terlihat energik dan aktif, otak Si Kecil bisa saja mulai menampilkan tanda-tanda kejenuhan ketika beban belajar atau aktivitasnya terlalu padat. Penting untuk mengenali tanda-tanda ini agar Bunda bisa segera membantu anak melakukan refresh otak sebelum fokus dan semangat belajarnya menurun drastis.
Tanda-tanda fisik:
Tanda-tanda perilaku:
Ketika otak Si Kecil terlalu lama dipaksa bekerja tanpa istirahat yang cukup, hal ini dapat menghambat proses penting seperti konsolidasi memori, yakni bagaimana informasi yang dipelajari menjadi ingatan jangka panjang.
Selain itu, kemampuan penalaran logis, membuat hubungan antarkonsep, dan menyelesaikan masalah juga bisa melambat. Penelitian menunjukkan bahwa kelelahan kognitif pada anak atau remaja dapat menurunkan kemampuan berkonsentrasi dan memahami, yang secara langsung berdampak pada prestasi belajar mereka.
Memberikan waktu sejenak agar otak Si Kecil “bernapas” bukan hanya sakadar jeda dari aktivitas. Ini adalah bagian penting dari belajar yang sehat, karena otak membutuhkan waktu untuk memulihkan energi dan mengatur ulang fokusnya. Istirahat singkat atau brain break terbukti secara ilmiah membantu proses belajar dengan berbagai cara.
Pertama, istirahat yang tepat mendukung proses konsolidasi memori, yaitu ketika otak memindahkan informasi dari memori jangka pendek ke jangka panjang. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa periode istirahat setelah belajar membantu memulihkan kemampuan perhatian dan memori baru.
Kedua, dari sisi fungsi eksekutif, refreshing otak membantu memperbaiki konsentrasi, kontrol emosi, dan pengaturan diri anak. Anak yang terus belajar tanpa jeda cenderung mudah frustrasi atau mengalami burnout kognitif yang membuat belajar jadi kurang efektif. Riset yang melibatkan anak-anak dan remaja menemukan bahwa aktivitas fisik ringan atau break singkat meningkatkan fungsi eksekutif seperti fleksibilitas kognitif dan kontrol perhatian.
Ketiga, fisik dan otak saling terkait: gerakan ringan, peregangan atau aktivitas singkat dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak, yang pada gilirannya meningkatkan kewaspadaan (alertness) dan kesiapan Si Kecil untuk menerima pelajaran selanjutnya. Riset menyebut bahwa aktivitas fisik ringan tidak hanya meningkatkan kebugaran tubuh, tetapi juga memperkuat daya ingat dan kemampuan kognitif secara keseluruhan pada anak-anak.
Salah satu cara sederhana untuk membantu otak Si Kecil kembali segar adalah dengan mengubah lingkungan belajar. Lingkungan yang sama terus-menerus dapat membuat otak jenuh dan kehilangan semangat.
Ajak Si Kecil keluar ruangan selama 5–10 menit untuk mendapatkan udara segar dan paparan sinar matahari. Paparan sinar alami dan aktivitas di luar ruangan mampu meningkatkan suasana hati serta memperbaiki fungsi kognitif anak. Aktivitas ringan seperti berjalan di halaman atau merapikan tanaman dapat menjadi penyegar alami yang efektif.
Selain itu, manfaatkan rangsangan sensorik melalui audio. Bunda bisa memutar musik instrumental atau musik klasik yang lembut untuk membantu menenangkan pikiran Si Kecil. Musik tanpa lirik terbukti membantu menurunkan kadar stres dan meningkatkan konsentrasi. Anak yang belajar dengan musik klasik memiliki tingkat fokus dan retensi informasi yang lebih baik dibandingkan yang belajar dalam keheningan total.
Bunda juga dapat memperkenalkan teknik “Pomodoro Anak”, yaitu belajar fokus selama 25 menit dan beristirahat selama 5 menit tanpa gadget. Metode ini melatih otak untuk fokus dalam waktu singkat namun produktif, sekaligus memberi jeda alami untuk memulihkan energi otak.
Refreshing otak tidak hanya bergantung pada istirahat dan aktivitas fisik, tetapi juga pada kecukupan nutrisi yang mendukung fungsi otak. Bunda perlu memastikan Si Kecil mendapatkan asupan karbohidrat kompleks seperti nasi merah, gandum, atau kentang yang memberikan energi stabil tanpa membuat kadar gula darah naik turun drastis. Pastikan juga Si Kecil cukup minum air putih, karena dehidrasi ringan saja bisa menurunkan konsentrasi dan memperlambat respons kognitif.
Nutrisi penting lain yang perlu Bunda perhatikan adalah Omega-3, terutama DHA. Asam lemak ini berperan menjaga fleksibilitas membran sel otak dan mempercepat transmisi sinyal antarsel saraf, membantu Si Kecil berpindah fokus dengan lebih cepat dan berpikir lebih jernih. Anak dengan asupan DHA yang cukup memiliki fungsi memori dan kemampuan belajar yang lebih baik.
Selain itu, protein dan vitamin B (terutama B6, B12, dan folat) berperan penting dalam pembentukan neurotransmitter yang memengaruhi suasana hati dan energi otak. Kekurangan nutrisi ini dapat membuat anak mudah lelah dan sulit berkonsentrasi. Asupan vitamin B yang optimal terbukti mendukung kinerja kognitif dan kestabilan emosi anak usia sekolah.
Bunda, setelah mengetahui berbagai cara untuk refresh otak Si Kecil, penting diingat bahwa menjaga fokus dan semangat belajar tidak hanya bergantung pada aktivitas fisik atau jeda istirahat saja.
Strategi tersebut harus diimbangi dengan dukungan nutrisi yang stabil setiap hari, terutama bagi anak usia sekolah (7 tahun ke atas) yang mulai menghadapi beban kognitif lebih berat. Saat otak terus aktif menyerap pelajaran dan memproses informasi baru, kebutuhan gizi untuk mendukung fungsi kognitif juga meningkat secara signifikan.
Kombinasi antara pola makan seimbang dan asupan NUTRISI otak seperti DHA, kolin, dan zat besi berperan penting dalam menjaga fungsi memori, konsentrasi, serta kemampuan berpikir logis anak usia sekolah. Selain itu, asupan Omega-3 (terutama DHA) dapat memperkuat konektivitas antarneuron otak, yang berpengaruh langsung pada kecepatan berpikir dan fokus anak.
Setelah membantu Si Kecil menyegarkan otaknya lewat berbagai aktivitas sederhana, jangan lupa dukung juga dari dalam melalui asupan NUTRISI yang tepat. Memasuki usia 7 tahun ke atas, kebutuhan NUTRISI anak meningkat seiring dengan bertambahnya tantangan belajar di sekolah. Di masa ini, otak Si Kecil memerlukan dukungan dari susu pertumbuhan yang diformulasikan khusus untuk mendukung kecerdasan dan ATENSI.
Bunda dapat menemukan rekomendasi susu terbaik untuk kecerdasan otak anak usia sekolah yang membantu mempertahankan fokus, memori, dan kemampuan berpikir optimal di sini: Susu untuk Kecerdasan Otak Anak Usia 7 Tahun.
Referensi
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Cara Refresh Otak Anak Agar Tingkatkan Fokus dan Semangat Belajar
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?