Sejak dalam kandungan, janin telah dapat mendengar beragam suara – terutama suara Bunda yang menjadi suara favoritnya. Bunda dapat mulai memberikan stimulasi dini dengan berbicara kepada Si Kecil. Bunda bisa bercerita tentang kegiatan sehari-hari, bernyanyi, serta membacakan dongeng atau kitab suci. Agar dapat mengetahui apakah Si Kecil terlambat bicara atau tidak, Bunda perlu mengenal tahapan perkembangan bicara normal terlebih dahulu.
Saat Si Kecil berusia 9-12 bulan, ia sudah dapat mengeluarkan bunyi-bunyi serta mengatakan “mama” dan “papa”. Si Kecil juga tampak tertarik dengan suara-suara, serta dapat mulai mengenali nama beberapa benda.
Pada usia 12-15 bulan, kemampuan babbling bertambah, seperti “baba, dada, nana”, dapat menirukan suara yang dibuat oleh orang lain, dapat mulai mengatakan kata pendek seperti “mamam”, serta telah dapat mengerti perintah sederhana.
Kemampuan bicara Si Kecil akan semakin meningkat pada usia 18-24 bulan. Ia telah memiliki perbendaharaan kata setidaknya 20 kata, dan ini akan bertambah menjadi 50 ketika ia menginjak usia 2 tahun. Si Kecil juga dapat menggabungkan dua kata, misalnya “Mau mamam”. Si Kecil yang berusia 2 tahun juga dapat mengenali berbagai benda dan nama orang terdekatnya. Selain itu, ia dapat memahami dan menjalankan dua perintah sekaligus.
Ketika menginjak usia 2-3 tahun, Si Kecil dapat menggabungkan tiga atau lebih kata dalam satu kalimat. Ia juga telah mengetahui nama-nama warna dan kata sifat (seperti besar-kecil, dingin-panas).
Kebanyakan anak akan dapat menjalani proses tumbuh kembang ini dengan baik dan kemampuan bicaranya lama kelamaan akan menyamai orang dewasa. Namun, Bunda tetap harus memberikan stimulasi yang tepat untuk membantu meningkatkan kemampuan bicaranya itu.
Si Kecil sudah tertarik dengan suara sering didengarnya ketika ia masih berada di dalam kandungan. Siapa lagi kalau bukan suara Bunda? Stimulasi termudah yang bisa dilakukan Bunda dan orang terdekat adalah dengan bernyanyi. Bunda juga bisa berbicara kepadanya seolah-olah ia sudah bisa memberikan tanggapan.
Coba gendong Si Kecil sambil menatap matanya. Tersenyum dan bicaralah kepadanya. Bunda juga dapat mengikuti babbling yang ia keluarkan sebagai respons.
Bunda dapat mengajaknya bermain ‘cilukba’, menunjuk beragam benda sembari menyebutkan namanya, serta mengajaknya bercermin dan berkata, “Siapa ini? Ini .... (sebutkan nama Si Kecil)”.
Selain itu, mendongeng untuk Si Kecil juga bisa memberikan stimulasi. Lakukan sambil menunjuk gambar yang sesuai. Ini akan menambah kosa katanya. Untuk rekomendasi dongeng yang bagus untuk Si Kecil, Bunda bisa baca artikel ini: 10 Dongeng Sebelum Tidur yang Mendidik.
Jika Si Kecil sudah masuk kelompok usia ini, ia bisa diajarkan kata yang diikuti dengan gerakan tubuh. Contohnya kata “Ya”, diikuti dengan menganggukkan kepala, “Tidak” yang diperjelas dengan menggelengkan kepala, serta “Dadah” dengan melambaikan tangan.
Bunda juga sudah bisa mulai memperkenalkan permainan sederhana “Ini Bunda”. Caranya mudah, sambil menunjuk ke diri sendiri, katakan, “Ini Bunda.” Bisa juga dilakukan kepada pasangan dengan menunjuk dirinya dan berkata, “Ini Ayah.” Si Kecil juga sudah mulai bisa diajarkan nama anggota tubuh seperti mata, hidung, dan lainnya. Tentu sembari menunjuk anggota tubuh yang dimaksud.
Usia yang sedang senang-senangnya eksplorasi. Bunda dapat mengajarkan lebih banyak lagi nama benda di sekitar Si Kecil. Saat membacakan buku, Bunda bisa memintanya menunjuk gambar dari kata yang Bunda tanyakan.
Aktivitas lain yang bisa dilakukan adalah melibatkan Si Kecil dalam kegiatan hariannya. Misalnya tanyakan mainan mana yang paling ia sukai.
Si Kecil yang berada dalam kelompok usia ini sudah bisa melakukan perintah sederhana seperti menaruh gelas di meja, memakai sepatu, dan lainnya. Bunda bisa mengajaknya bermain boneka, minta Si Kecil untuk menggendongnya atau mengajaknya jalan-jalan. Bunda juga dapat mulai mengajarkannya bernyanyi lagu anak-anak.
Pada umumnya, kemampuan bicara Si Kecil sudah cukup baik, ia bisa diajak berinteraksi. Jika mau, Bunda bisa memperkenalkannya pada huruf dan angka. Namun perlu diingat, Bunda jangan sampai terlalu berambisi ia harus hafal huruf, ya.
Ajak Si Kecil bermain peran, cari peran yang disukainya, dan terlibatlah di dalam permainan tersebut. Misalnya Si Kecil jadi koki dan Bunda jadi pelanggan restorannya.
Jangan lupa, Bunda, jaga sesi stimulasi ini tetap menyenangkan sehingga Si Kecil tidak merasa ia sedang belajar. Jangan berkecil hati apabila Si Kecil tidak langsung bisa melakukan apa yang kita minta, yang penting kita harus melakukannya berulang hingga ia betul-betul mengerti.
Stimulasi bicara ini penting agar Si Kecil terhindar dari beberapa gangguan seperti cadel. Meski cadel ini umumnya dialami oleh anak-anak, akan tetapi jika dibiarkan bisa berlangsung hingga dewasa. Untuk mengatasi gangguan ini, yuk Bun baca artikel: Apa itu cadel dan cara menghilangkannya.
Selamat mencoba!
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Latih Kemampuan Bicara Si Kecil Sesuai Usianya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?