Parenting Parenting

Bantal Bayi dan Waktu yang Tepat untuk Memperkenalkannya

Morinaga ♦ 23 September 2025

Bantal Bayi dan Waktu yang Tepat untuk Memperkenalkannya

Ada berbagai pendapat di antara orang tua mengenai penggunaan bantal pada bayi baru lahir. Sebagian beranggapan bahwa bantal bisa membantu mencegah flat head syndrome (kepala peang), kondisi yang disebabkan oleh tekanan berulang pada satu sisi bayi. Namun, tenaga medis justru menyarankan agar bayi tidur tanpa bantal untuk alasan keselamatan dan kesehatan.

Bagi Bunda yang penasaran, artikel ini akan menyediakan panduan praktis tentang usia dan waktu yang tepat untuk memperkenalkan bantal pada Si Kecil sesuai dengan usia dan tahap tumbuh kembangnya. Selain itu, Bunda akan mengenal tentang perkembangan bentuk kepala Si Kecil secara alami dan pencegahan flat head syndrome.

Apakah Bayi Perlu Tidur dengan Bantal?

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bayi tidak dianjurkan tidur dengan bantal hingga setidaknya usia dua tahun. Rekomendasi ini diberikan untuk menjaga keselamatan bayi selama tidur, terutama pada masa awal kehidupannya ketika sistem pernapasan dan kemampuan motoriknya masih berkembang. Meski terlihat nyaman, penggunaan bantal pada bayi justru bisa membawa risiko serius.

Oleh karena itu, lebih aman bagi Si Kecil untuk tidur tanpa bantal di permukaan yang datar dan kokoh, seperti kasur bayi dengan sprei yang pas dan tidak longgar. Posisi tidur terbaik untuk bayi adalah telentang tanpa benda-benda tambahan di sekitarnya. Langkah ini penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang aman dan mendukung tumbuh kembang Si Kecil dengan optimal tanpa risiko yang tidak perlu.

Risiko Penggunaan Bantal pada Bayi

Penggunaan bantal pada bayi sebelum usia dua tahun dapat meningkatkan risiko yang serius dan berdampak pada keselamatannya saat tidur. Salah satu risiko utamanya adalah suffocation atau terhimpit. Bantal yang terlalu lembut atau tebal dapat menutupi wajah bayi secara tidak sengaja dan menghalangi saluran napasnya, terutama karena bayi belum mampu mengubah posisi kepala dengan baik saat merasa tidak nyaman.

Selain itu, bantal termasuk salah satu benda lunak di tempat tidur yang telah terbukti berkaitan dengan meningkatnya risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) atau kematian mendadak pada bayi. Penelitian menunjukkan bahwa keberadaan benda seperti bantal, selimut tebal, atau boneka dapat menciptakan lingkungan tidur yang tidak aman dan mengganggu pernapasan bayi saat tidur.

Risiko lainnya adalah positional asphyxia, yaitu kondisi ketika posisi tidur bayi menyebabkan saluran pernapasannya terganggu. Jika bayi tertidur di atas bantal yang tidak rata atau terlalu tinggi, posisi kepala dapat berubah secara tidak alami sehingga membatasi aliran udara. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk memastikan Si Kecil tidur di permukaan yang datar dan kokoh tanpa bantal hingga usia yang cukup aman dan mampu mengontrol posisi tidurnya sendiri.

Kapan Anak Boleh Menggunakan Bantal?

Meskipun penggunaan bantal tidak dianjurkan untuk bayi di bawah usia dua tahun demi alasan keselamatan, anak-anak yang berusia di atas tiga tahun umumnya sudah boleh menggunakannya. Pada usia ini, anak umumnya telah mengalami perkembangan fisik yang lebih baik, termasuk kemampuan mengontrol gerakan kepala dan tubuh saat tidur. Hal ini membuat penggunaan bantal menjadi lebih aman dan dapat memberikan kenyamanan tambahan saat beristirahat.

Ketika memperkenalkan bantal kepada Si Kecil, penting untuk memilih bantal yang sesuai. Pilihlah bantal yang kecil, datar, dan cukup padat agar dapat menopang kepala dan leher Si Kecil dengan baik tanpa mengganggu posisi tidur. Bantal yang terlalu tinggi atau terlalu empuk justru bisa membuat posisi tidur tidak nyaman dan berisiko menyebabkan gangguan pada leher atau punggung Si Kecil.

Selain itu, Bunda perlu memperhatikan usia dan kebutuhan tidur Si Kecil saat memilih bantal. Hindari menggunakan bantal dewasa atau bantal hias yang tidak dirancang khusus untuk anak-anak. Pilih bahan yang lembut, tidak menyebabkan alergi, dan mudah dibersihkan. Dengan pemilihan bantal yang tepat, tidur Si Kecil akan menjadi lebih nyaman dan mendukung kualitas istirahat yang optimal di masa pertumbuhannya.

Bagaimana dengan Flat Head Syndrome?

Flat head syndrome atau plagiocephaly adalah kondisi yang menunjukkan bentuk kepala bayi menjadi rata di satu sisi. Kondisi ini sering terjadi pada bayi yang tidur terlentang dalam waktu lama tanpa banyak variasi posisi. Meskipun banyak orang tua berpikir bahwa penggunaan bantal bisa mencegah atau memperbaiki plagiocephaly, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan tersebut. Justru, permukaan datar yang terus-menerus menekan bagian belakang atau samping kepala dapat menyebabkan bentuk kepala menjadi tidak simetris.

Cara terbaik untuk mencegah flat head syndrome adalah dengan memberikan waktu tengkurap atau tummy time setiap hari sejak bayi baru lahir. Tummy time membantu memperkuat otot leher, bahu, dan punggung bayi, serta mengurangi tekanan pada bagian belakang kepala. Aktivitas ini bisa dilakukan beberapa kali sehari dalam durasi singkat dan bertambah seiring usia bayi.

Meskipun posisi tidur Si Kecil sebaiknya tetap terlentang untuk mencegah risiko SIDS, penting juga untuk memberikan variasi posisi saat ia terjaga. Misalnya, menggendong, menidurkan Si Kecil di pangkuan dengan posisi berbeda, atau membiarkan ia aktif bergerak di lantai. Dengan cara ini, tekanan pada kepala Si Kecil bisa lebih merata dan risiko plagiocephaly pun berkurang.

Bunda, salah satu cara sederhana namun bermanfaat untuk mendukung tidur nyenyak Si Kecil di atas usia 2 tahun adalah dengan memberikan segelas susu pertumbuhan sebelum tidur. Rutinitas ini tidak hanya memberikan rasa nyaman dan tenang, tetapi juga membantu memenuhi kebutuhan gizi penting yang mendukung perkembangan fisik dan emosional Si Kecil. Kandungan NUTRISI dalam susu membantu tubuh tumbuh optimal sekaligus menenangkan anak setelah seharian beraktivitas.

Selain menjadi bagian dari rutinitas tidur yang menyenangkan, minum susu juga dapat membantu menciptakan ikatan yang hangat antara Bunda dan Si Kecil sebelum waktu istirahat. Yuk, ketahui Manfaat Minum Susu Sebelum Tidur. Bunda dapat menemukan informasi dan tips berguna untuk mendukung waktu tidur yang maksimal dan lebih berkualitas bagi Si Kecil untuk memastikan POTENSI masa depannya terjamin dengan baik.

Sumber:

  • Morinaga. 5 Manfaat Minum Susu Sebelum Tidur Bagi Anak. Diakses Pada 24 Agustus 2025. https://morinaga.id/id/milestone/manfaat-minum-susu-sebelum-tidur
  • WebMD. Is It Safe to Let a Baby Sleep with a Pillow? Diakses Pada 24 Agustus 2025. https://www.webmd.com/baby/is-it-safe-to-let-baby-sleep-with-pillow
  • Happiest Baby. At What Age Do Kids Need a Pillow? Diakses Pada 24 Agustus 2025. https://www.happiestbaby.com/blogs/toddler/what-age-kids-need-pillow?srsltid=AfmBOor4Ky4yWvGwgAstxDKl9wMWojYvgWhYGmTi2fE5rkoTRMmlBgsn