Parenting Parenting

Potty Training, Melatih Anak Mandiri Buang Air

Morinaga Platinum ♦ 19 September 2025

Potty Training, Melatih Anak Mandiri Buang Air

Bunda, apakah sudah mengerti jika potty training dan toilet training adalah dua hal yang berbeda? Keduanya mempunyai filosofi dan metode yang berbeda dalam mengajarkan Si Kecil terkait kemandirian buang air. Pemahaman yang tepat terhadap perbedaan keduanya bisa membantu Bunda lebih mudah untuk memilih mana yang cocok untuk Si Kecil. Mayo Clinic and American Academy of Pediatrics berpendapat bahwa pendekatan yang tepat sangat bergantung pada kesiapan anak. 

Artikel ini akan membahas mengenai perbedaan mendasar kedua pendekatan tersebut. Bunda akan mendapatkan penjelasan tentang kapan waktu yang tepat untuk menerapkan potty training atau toilet training yang dapat diamati sehari-hari. Di sini juga akan dijelaskan strategi efektif bagaimana cara Si Kecil dapat melewati fase ini dengan lancar dan juga menyenangkan. 

Perbedaan Potty Training dan Toilet Training

ATENSI terhadap perbedaan dasar antara potty dan toilet training sangat penting untuk keberhasilan Si Kecil dalam melakukan kemandirian buang air. Potty training berfokus pada adaptasi menggunakan alat bantu kursi potty dan biasanya menjadi langkah awal kemandirian Si Kecil. Sedangkan toilet training merupakan tahap lebih lanjut yang menekankan penggunaan toilet sesungguhnya seperti yang digunakan oleh orang dewasa. 

Kemudian, perbedaan lainnya adalah potty training dapat memberikan rasa aman pada Si Kecil melalui alat bantu yang ukurannya disesuaikan dengan tubuh anak. Tidak heran apabila Si Kecil merasa aman karena kakinya bisa menapak sempurna di lantai, sehingga tidak ada rasa khawatir terjatuh. Sebaliknya, toilet training membutuhkan adaptasi yang cenderung lebih lama karena implementasi buang air secara langsung menggunakan toilet yang biasa dipakai oleh orang dewasa dan tentu saja ukurannya lebih besar dari tubuh mereka. 

Selain itu, toilet training juga membutuhkan kemampuan secara matang dalam melepas dan mengenakan pakaian secara mandiri. Kemudian, proses ini juga pada umumnya dilakukan ketika Si Kecil sudah menunjukkan kontrol yang baik terhadap kandung kemih dan kemampuan komunikasi yang jelas mengenai kebutuhan buang air. Transisi dari potty ke toilet memerlukan dukungan NUTRISI yang optimal guna meningkatkan perkembangan koordinasi motorik. 

Kapan Anak Siap untuk Potty Training?

Setiap anak mempunyai waktu yang berbeda untuk kesiapan dalam melakukan potty training. Namun pada umumnya, Si Kecil bisa dilatih dari usia 18 bulan sampai dengan 3 tahun. American Academy of Pediatrics menjelaskan bahwa anak bisa menunjukkan kesiapan pada usia 18 bulan, mulai latihan pada 24 bulan, dan lolos dari potty training di usia 30-36 bulan. Pemahaman mengenai umur ini dapat membantu Bunda memberikan waktu untuk Si Kecil belajar dan menghindari tekanan yang berlebihan. 

Terdapat beberapa tanda kesiapan Si Kecil untuk melakukan potty training, salah satunya adalah kemampuan mengontrol kandung kemih dan usus secara sadar. Menurut Mayo Clinic Press, anak harus bisa mengenali dorongan untuk buang air kecil atau besar serta menahannya tepat waktu hingga sampai ke kursi potty. Selain itu, kemampuan komunikasi Si Kecil seperti “mau pipis” menjadi sebuah tanda kesiapan psikologis yang positif. 

Untuk indikatornya sendiri, American Academy of Family Physicians menyebutkan bahwa kemampuan dalam mengenakan dan melepas pakaian sendiri, berjalan secara stabil, dan mengikuti instruksi orang tua adalah penanda kesiapan yang cukup penting. Kemudian, rasa ingin tahu terhadap aktivitas di kamar mandi seperti flush toilet, cuci tangan atau mencoba duduk di toilet dengan pakaian lengkap juga merupakan minat alami yang mendukung proses belajar. 

Persiapan Sebelum Memulai Potty Training

Dibutuhkan persiapan yang matang sebelum memulai potty training Si Kecil. Dilansir dari NHSpersiapan ini dimulai dari mengenalkan konsep potty secara bertahap supaya Si Kecil terbiasa. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Bunda lakukan:

Persiapan Mental dan Edukasi 

  1. Bunda perlu menjelaskan mengenai konsep buang air kecil atau besar serta makna popok basah ketika mengganti popok Si Kecil. Komunikasi seperti ini perlu diulang agar ia memahami dan ada ketertarikan untuk mencoba potty training
  2. Meletakkan alat bantu potty di tempat yang dapat dilihat dan dijangkau Si Kecil. Bunda dapat menjelaskan apa kegunaan dari alat potty tersebut secara perlahan. 
  3. Biarkan Si Kecil melihat aktivitas Bunda dalam menggunakan toilet dan menjelaskan setiap prosesnya. Dengan begitu, Si Kecil bisa mengamati dan memahami, sehingga ia dapat dengan mudah menirukannya di kemudian hari. 
  4. Penggunaan mainan sebagai alat peraga adalah cara yang tepat. Dengan cara ini, Si Kecil diharapkan bisa lebih cepat mengerti.

Persiapan Lingkungan dan Peralatan

  1. Menyiapkan potty  di lokasi yang strategis seperti tempat-tempat yang sering diakses oleh Si Kecil. 
  2. Menyediakan perlengkapan pendukung seperti pijakan kaki jika memang sudah berencana menggunakan toilet sesungguhnya. Selain itu, bisa menyiapkan mainan untuk menemani Si Kecil duduk di potty atau toilet. 
  3. Siapkan pakaian yang mudah dikenakan dan dilepas. Hindari pakaian yang menggunakan resleting rumit, terlalu banyak kancing atau terlalu ketat agar Si Kecil tidak kesusahan ketika ingin menggunakan potty dengan cepat. 
  4. Mempersiapkan perlengkapan kebersihan, seperti tisu basah, handuk kecil dan alat pelengkap pembersih lainnya. 

Persiapan Rutinitas dan Timing

  1. Pilih waktu yang tepat untuk memulai potty training. Hindari memulainya saat ada perubahan besar dalam hidup Si Kecil, seperti pindah rumah atau kelahiran adik baru.
  2. Jika Si Kecil diasuh oleh pengasuh, berkoordinasilah dengan mereka. Hal ini penting karena potty training perlu diterapkan secara konsisten setiap hari.

Cara Memulai Potty Training

Berikut adalah cara memulai potty training yang dapat Bunda implementasikan. 

Tahap Pengenalan dan Adaptasi

  1. Mulailah dengan mengajak Si Kecil duduk di potty sejenak sambil menjelaskan sedikit demi sedikit. Namun jangan paksakan apabila si Kecil merasa tidak nyaman. 
  2. Dorong Si Kecil untuk duduk di potty setelah makan karena sistem pencernaan sering memicu keinginan buang air besar atau kecil. 

Transisi dari popok ke potty  

  1. Dorong Si Kecil menggunakan potty untuk buang air kecil terlebih dulu guna membangun kepercayaan diri sebelum buang air besar. 
  2. Segera ajak Si Kecil ke potty jika Bunda telah melihat tanda-tanda keinginan buang air kecil. Contohnya seperti merasa gelisah atau mencari tempat-tempat tersembunyi. 
  3. Apabila Si Kecil mengalami kecelakaan atau buang air tidak pada tempatnya, usahakan untuk tetap tenang. Berikan nasihat positif agar ia tidak merasa tertekan. 

Potty Training di Malam Hari

Melakukan potty training pada malam hari lebih menantang dibandingkan pagi hari. Dilansir dari NHS, anak-anak biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa menahan buang air sepanjang malam, bahkan rata-rata mereka mempelajarinya di rentang usia 3 hingga 5 tahun. Alasannya karena sistem saraf yang mengatur refleks bangun ketika kandung kemih penuh belum matang sepenuhnya. 

Bunda perlu ingat, fokuslah menyelesaikan potty training di siang hari terlebih dahulu sebelum memulai latihan di malam hari. Sebab, kedua proses tersebut mempunyai mekanisme neurologis yang berbeda. Beberapa anak dapat mengontrol buang air kecil di malam hari setelah beberapa bulan berhasil dengan potty training di siang hari, namun timeline ini sangat bervariasi untuk setiap anak. Kontrol kandung kemih malam hari merupakan proses perkembangan yang terpisah dan tidak boleh dipaksakan sebelum Si Kecil menunjukkan tanda-tanda kesiapan yang jelas.

Bunda, selain memahami proses potty training, penting untuk mendukung kualitas tidur Si Kecil yang optimal, terutama untuk anak di atas usia 2 tahun. Memberikan susu pertumbuhan 2-3 jam sebelum waktu tidur dapat membantu mendukung tidur yang nyenyak. Rutinitas minum susu sebelum tidur dengan jarak waktu yang tepat bisa mendukung siklus tidur yang sehat tanpa meningkatkan risiko mengompol.

Minum susu pertumbuhan sebelum tidur dengan timing yang tepat tidak hanya memberikan kenyamanan emosional melalui rutinitas yang konsisten, tetapi juga mendukung perkembangan fisik anak secara optimal. Susu pertumbuhan yang diberikan beberapa jam sebelum tidur memungkinkan tubuh Si Kecil menyerap nutrisi penting seperti kalsium, protein, dan vitamin yang berperan dalam pertumbuhan tulang dan otot selama fase tidur. Kandungan NUTRISI ini juga mendukung perkembangan emosional Si Kecil melalui rasa aman dan nyaman yang tercipta dari rutinitas sebelum tidur yang familiar. 

Untuk informasi lengkap tentang bagaimana susu pertumbuhan dapat mendukung kualitas tidur dan perkembangan optimal Si Kecil, kunjungi halaman Manfaat Minum Susu Sebelum Tidur bagi Anak.

Sumber: 

  • NHS. How to potty train. Diakses 25 Agustus 2025. https://www.nhs.uk/baby/babys-development/potty-training-and-bedwetting/how-to-potty-train/
  • Child Development and Family Center. The Four Stages of Toilet Learning. Diakses 25 Agustus 2025. https://www.chhs.niu.edu/child-center/resources/articles/toilet-learning-stages.shtml 
  • American Family Physician. Diakses 25 Agustus 2025. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2019/1015/p468.html