Bunda, pernahkah merasa bingung saat Si Kecil yang biasanya tidur nyenyak, tiba-tiba menjadi lebih sering terbangun, rewel, atau sulit kembali terlelap di malam hari? Situasi ini memang bisa membuat Bunda merasa lelah, apalagi jika berlangsung beberapa malam berturut-turut.
Fenomena ini dikenal dengan istilah sleep regression atau regresi tidur, fase alami yang biasa dialami oleh bayi dan balita sebagai tanda bahwa tubuh dan otak Si Kecil sedang berkembang. Meski terdengar mengkhawatirkan, sleep regression sebenarnya adalah hal yang wajar. Yang terpenting, Bunda memahami cara menghadapinya dengan tenang agar Si Kecil tetap merasa aman dan kualitas tidur seluruh keluarga tetap terjaga.
Sleep regression adalah kondisi di mana Si Kecil yang tadinya tidur nyenyak, tiba-tiba mulai sering terbangun, sulit tidur siang, atau menjadi rewel saat waktu tidur tiba. Menurut Cleveland Clinic, fase ini umum terjadi pada usia tertentu seperti 4 bulan, 8–10 bulan, 12 bulan, 18 bulan, hingga 2 tahun. Pada masa ini, otak dan tubuh Si Kecil mengalami lonjakan pertumbuhan yang signifikan. Dengan kata lain, sleep regression adalah bagian alami dari perkembangan anak dan bukan sesuatu yang perlu terlalu dikhawatirkan.
Durasi sleep regression biasanya berlangsung selama satu hingga dua minggu, meski bisa berbeda pada setiap anak. Di masa ini, Bunda mungkin merasa kelelahan karena rutinitas tidur jadi tidak menentu. Dengan rutinitas tidur yang konsisten, suasana tidur yang nyaman, serta ATENSI yang hangat, Bunda bisa membantu Si Kecil melewati fase ini dengan lebih tenang dan bertumbuh dengan sehat.
Bunda, salah satu tanda sleep regression adalah Si Kecil sering terbangun di malam hari. Padahal sebelumnya, ia bisa tidur pulas dalam waktu lama. Tidur siang juga bisa berubah drastis, menjadi lebih singkat atau bahkan menolak. Hal ini kerap membuat Si Kecil tampak lebih rewel, gelisah, atau lebih sulit ditenangkan menjelang tidur.
Selain itu, Bunda mungkin juga melihat perubahan pola tidur seperti Si Kecil tidur lebih banyak di siang hari namun sulit tidur di malam hari, atau sebaliknya. Beberapa anak bahkan lebih sering merasa lapar di malam hari karena peningkatan kebutuhan energi. Semua perubahan ini bersifat sementara dan akan membaik jika Bunda konsisten menjaga rutinitas tidur yang teratur dan mendukung suasana yang kondusif bagi tidur Si Kecil.
Sleep regression bisa disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Secara biologis, saat memasuki usia sekitar empat bulan, struktur tidur Si Kecil mulai menyerupai pola tidur orang dewasa dengan lebih banyak fase tidur ringan. Ini membuatnya lebih mudah terbangun karena suara atau gangguan kecil sekalipun.
Dari sisi perkembangan, fase ini sering kali muncul saat Si Kecil sedang mempelajari keterampilan baru seperti tengkurap, merangkak, atau berdiri. Peningkatan aktivitas motorik membuat otaknya sibuk memproses hal-hal baru, sehingga lebih sulit untuk beristirahat. Selain itu, kecemasan berpisah atau perubahan rutinitas harian seperti pindah tempat tidur atau bepergian juga dapat memicu sleep regression.
Faktor kesehatan pun tak bisa diabaikan. Ketidaknyamanan fisik seperti tumbuh gigi, perut kembung, atau refluks asam lambung juga bisa menyebabkan tidur tidak nyenyak. Beberapa bayi bahkan lebih sering terbangun karena rasa nyeri atau gangguan pencernaan. Jika gangguan tidur disertai gejala lain seperti demam, rewel terus-menerus, atau tidak mau makan, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk memastikan apakah ada kondisi medis yang perlu ditangani.
Menghadapi sleep regression memang tidak mudah. Saat Si Kecil yang biasanya tidur nyenyak tiba-tiba sering terbangun dan rewel, Bunda wajar merasa bingung. Apakah harus menenangkannya segera atau memberi waktu agar ia belajar menenangkan diri sendiri? Yang penting, Bunda tetap tenang dan mulai mengenali pola serta kebutuhan unik Si Kecil.
Bunda juga bisa ajak Ayah berdiskusi untuk menentukan cara terbaik. Membangun rutinitas tidur yang konsisten dan menciptakan suasana kamar yang nyaman, seperti dengan pijatan lembut atau lagu, akan membantu Si Kecil beradaptasi. Dengan kesabaran dan perhatian penuh, fase ini bisa dilewati dengan tenang karena sleep regression adalah tanda perkembangan pesat Si Kecil, bukan kemunduran.
Saat Si Kecil mulai rewel di malam hari, hal pertama yang perlu Bunda lakukan adalah menenangkan diri. Penelitian Sleep Medicine menunjukkan bahwa suasana hati orang tua sangat berpengaruh terhadap kualitas tidur bayi. Jika Bunda panik, Si Kecil bisa merasakan kecemasan itu dan semakin sulit tidur. Sebaliknya, ketenangan Bunda dapat menular dan membuat bayi merasa aman.
Menanggapi tangisan pun perlu dilakukan dengan bijak. Studi dari University at Buffalo menunjukkan bahwa pola responsive parenting, yakni merespons sesuai kebutuhan bayi, bukan sekadar cepat, dapat membantu bayi belajar menenangkan diri dan tidur lebih nyenyak. Bunda bisa menunggu beberapa detik sebelum merespons tangisannya. Jika ia masih menangis, dekati dengan lembut, tepuk perlahan, atau bicaralah dengan suara pelan agar ia tahu Bunda ada di dekatnya.
Lingkungan tidur yang tenang dan nyaman sangat berperan dalam membantu Si Kecil tidur lebih nyenyak. Bunda bisa mulai dengan mematikan lampu terang, menjaga suhu kamar ideal (sekitar 20–22°C), serta memastikan udara tetap segar dan tidak lembap. Semua ini membantu tubuh Si Kecil merasa rileks dan siap untuk tidur.
Jika Si Kecil mudah terbangun karena suara dari luar, Bunda bisa mencoba menggunakan white noise. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), suara putih dapat membantu menenangkan Si Kecil dengan menyamarkan suara yang mengganggu. Tapi ingat, gunakan dengan bijak, jangan terlalu keras, letakkan perangkat menjauh dari ranjang, dan matikan setelah Si Kecil tertidur agar tidak bergantung. Seiring waktu, Si Kecil bisa belajar tidur dengan lebih alami tanpa bantuan suara tambahan.
Membiasakan Si Kecil tidur di tempat tidurnya sendiri bukan hanya tentang kenyamanan, tapi juga keamanan dan pembentukan kebiasaan tidur yang sehat. Menurut AAP, bayi yang tidur di box bayi terpisah (namun masih satu ruangan dengan orang tua) cenderung tidur lebih nyenyak dan memiliki risiko lebih rendah terhadap SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
Tidur di ranjang sendiri juga membantu Si Kecil belajar mengenali sinyal waktu tidur. Jika ia terbiasa tidur di pangkuan atau sambil digendong, ia akan mencari hal yang sama setiap kali terbangun. Sebaliknya, jika sudah terbiasa tidur di tempatnya sendiri, ia bisa belajar menenangkan diri dan kembali tidur dengan sendirinya. Ini akan sangat membantu Bunda menjaga waktu istirahat yang cukup, sekaligus mendukung perkembangan kemandirian emosional Si Kecil.
Ketika Si Kecil menangis setelah diletakkan di ranjang, wajar jika Bunda merasa ingin segera menggendongnya. Tapi Bunda, di usia 4–6 bulan ke atas, Si Kecil mulai bisa belajar self-soothing atau menenangkan diri sendiri. Dalam kondisi ini, cukup tepuk perlahan, berbisik menenangkan, atau berdiri sebentar di dekatnya tanpa langsung menggendong. Pendekatan ini membantu Si Kecil belajar bahwa ia aman, meski tidak selalu dalam pelukan.
Penelitian dari Canadian Family Physician menunjukkan bahwa bayi yang belajar tidur mandiri memiliki pola tidur lebih stabil dan lebih jarang terbangun di malam hari. Selain itu, ini juga tidak berdampak negatif pada ikatan emosional antara bayi dan orang tua. Meski begitu, tetaplah peka terhadap tangisan yang menandakan rasa tidak nyaman, seperti lapar, popok basah, atau demam.
Bunda, selain rutinitas dan lingkungan tidur yang mendukung, jangan lupakan peran NUTRISI dalam menjaga kualitas tidur dan daya tahan tubuh Si Kecil. Asupan bergizi dapat membantu sistem kekebalan tubuhnya tetap kuat, sehingga ia tidak mudah terganggu oleh penyakit ringan yang bisa mengacaukan pola tidurnya. Memberikan susu yang diformulasikan khusus untuk mendukung tumbuh kembang dan kekebalan tubuh bisa menjadi salah satu pilihan mendukung kebutuhan harian Si Kecil.
Yuk, Bunda, mulai bangun rutinitas tidur yang sehat, berikan ATENSI penuh saat diperlukan, dan dukung POTENSI Si Kecil dengan pendekatan yang tepat. Pelajari lebih lanjut tentang cara menciptakan malam yang lebih tenang dan nyenyak bagi keluarga melalui: Panduan Lengkap untuk Tidur Nyenyak Si Kecil dan Bunda.
Referensi
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Menghadapi Sleep Regression dengan Bijak pada Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?