Muntaber, atau diare dan muntah secara bersamaan adalah salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi terutama di usia balita. Kondisi ini bisa membuat tubuh Si Kecil kehilangan banyak cairan, yang jika tidak segera ditangani dapat memicu dehidrasi dan membahayakan kesehatannya.
Bunda perlu memahami gejala-gejala awalnya agar dapat segera menanganinya secepat mungkin. Memilih makanan yang tepat juga krusial karena beberapa jenis pangan mengandung nutrisi yang dapat membantu meredakan gejala sekaligus mempercepat proses pemulihan.
Gejala muntaber umumnya berupa diare lebih dari 3 kali sehari, muntah berulang, dan demam ringan. Tinja yang dikeluarkan biasanya lebih encer dan kadang berbau menyengat, menandakan tubuh sedang melawan infeksi di saluran pencernaan. Jika gejala tersebut muncul bersamaan, besar kemungkinan ia sedang mengalami muntaber dan perlu segera mendapat perhatian khusus.
Mungkin ia menjadi lebih rewel, enggan makan, atau sering memegang perut karena terasa kembung atau nyeri. Reaksi kesakitan saat perutnya disentuh dapat menjadi petunjuk awal bahwa saluran pencernaannya sedang terganggu.
Pemantauan kondisinya sangat penting dilakukan sejak gejala awal mulai terlihat. Anak yang tampak lesu, tidak aktif bermain seperti biasanya, atau terlihat sangat haus terus-menerus, kemungkinan besar sedang dehidrasi. Ciri lainnya bisa berupa mulut kering, jarang buang air kecil, atau mata yang tampak cekung. Jika gejala ini tidak segera diatasi, risiko komplikasi bisa meningkat dan memperlambat proses penyembuhan.
Umumnya, muntaber yang dialami Si Kecil bisa membaik dalam waktu 2 hingga 3 hari, asalkan penanganannya dilakukan secara tepat dan cepat. Masa pemulihan ini bisa berlangsung lebih singkat jika Bunda memberikan perhatian khusus pada asupan cairan serta makanan yang mudah dicerna.
Selama masa ini, tubuhnya berusaha menyesuaikan diri dan melawan infeksi yang mengganggu pencernaannya. Menurunnya nafsu makan sering kali menjadi tantangan saat ia sakit, tapi penting bagi Bunda untuk tetap mendorongnya agar mau makan dalam porsi kecil tetapi sering.
Lebih penting lagi, pastikan ia mendapatkan asupan cairan secara berkala agar tidak kekurangan energi dan terhindar dari kekeringan tubuh. Bunda bisa memberikan air putih, air kelapa, atau larutan elektrolit sebagai upaya menjaga keseimbangan cairan dalam tubuhnya.
Saat Si Kecil muntaber, hindari makanan berlemak, pedas, atau berbumbu tajam karena bisa memperparah iritasi saluran cerna. Gorengan, makanan bersantan kental, atau hidangan berbumbu pekat sebaiknya ditunda dulu hingga kondisinya benar-benar pulih.
Selain itu, produk susu seperti susu full cream atau olahan susu tinggi lemak juga sebaiknya dihindari sementara waktu. Kandungan lemak dan laktosa dalam susu tersebut bisa memperlambat kerja pencernaan yang sedang terganggu. Bahkan pada beberapa anak, susu dapat memicu diare semakin parah selama masa pemulihan.
Minuman bersoda, permen, dan makanan tinggi gula dapat memperparah dehidrasi yang sudah terjadi pada tubuhnya. Gula berlebihan bisa menarik lebih banyak cairan ke dalam usus, yang membuat diare bertambah parah.
Kebersihan makanan juga menjadi kunci. Hindari makanan yang disimpan terlalu lama di suhu ruang, jajanan dari luar yang kurang terjamin kebersihannya, serta makanan yang sudah basi.
Saat Si Kecil sedang mengalami muntaber, memilih jenis makanan yang lembut dan mudah dicerna menjadi langkah penting untuk membantu pemulihannya. Nasi tim hangat yang teksturnya lunak, sup bening dengan sedikit sayur, atau roti tawar tanpa selai bisa menjadi pilihan yang aman untuk perutnya yang sedang sensitif.
Porsi makanan yang diberikan juga sebaiknya kecil, bukan langsung dalam jumlah besar. Tapi, frekuensinya sebaiknya cukup sering. Cara ini membantu sistem pencernaannya bekerja lebih ringan dan menghindari rasa mual setelah makan.
Pisang matang bisa membantu mengurangi diare, karena kandungan potasiumnya yang tinggi dan serat yang lembut. Apel yang diparut atau dikukus juga bisa menjadi camilan sehat yang ramah bagi perut. Keduanya memiliki kandungan yang membantu menenangkan usus serta mengembalikan energi tubuh secara alami.
Tak kalah penting dari makanan, asupan cairan harus tetap dijaga agar tubuh Si Kecil tidak kekurangan cairan akibat sering buang air atau muntah. Secara berkala, berikan air putih dengan cukup. Larutan oralit juga dapat mengganti elektrolit yang hilang, sedangkan kaldu hangat mampu menyejukkan perut.
Alih-alih memberi makanan padat yang sulit dicerna, sebaiknya segera memberi Si Kecil cairan elektrolit, seperti oralit, untuk mencegah dehidrasi. Cairan ini membantu menggantikan mineral dan cairan tubuh yang hilang akibat muntah dan diare. Jika tidak tersedia oralit, berikan air kelapa muda atau larutan gula-garam buatan rumah sebagai alternatif darurat.
Selain itu, Bunda perlu memastikannya mendapatkan istirahat yang cukup selama masa pemulihan. Hindari aktivitas yang berlebihan karena tubuhnya sedang membutuhkan tenaga untuk melawan infeksi. Biarkan ia berbaring nyaman di tempat tidur dan jauhkan dari suara bising atau lingkungan yang tidak mendukung ketenangan.
Jika ia masih bisa makan, Bunda bisa mulai memberikan makanan ringan dan bergizi dalam porsi kecil. Nasi tim, biskuit tawar, atau buah yang lembut seperti pisang bisa menjadi pilihan yang baik untuk mengisi energi tanpa membebani perutnya.
Namun, bila muntaber berlangsung lebih dari 3 hari, atau Si Kecil tampak semakin lemas dan tidak mau makan sama sekali, segera konsultasikan ke dokter. Penanganan medis sangat dibutuhkan untuk mencegah kondisi menjadi lebih serius.
Saat Si Kecil mengalami muntaber ringan, beberapa bahan alami bisa membantu meredakan gejalanya secara aman. Salah satunya adalah air kelapa muda, yang dikenal mengandung elektrolit alami untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat muntah dan diare.
Selain cairan alami, Bunda juga bisa mempertimbangkan probiotik dari makanan seperti yogurt tanpa pemanis atau kefir yang rendah lemak. Kandungan bakteri baik di dalamnya membantu memulihkan keseimbangan flora usus yang terganggu selama muntaber.
Obat alami seperti jahe yang diseduh ringan juga bisa diberikan dalam jumlah sangat kecil jika ia sudah cukup besar, karena jahe dikenal mampu meredakan rasa mual.
Bila ingin memberikan susu, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter agar bisa memilih alternatif yang lebih sesuai. Sebagai bagian dari pemulihan, pertimbangkan pemberian susu yang baik untuk sistem pencernaan, seperti susu yang diperkaya probiotik. Kandungan ini dapat membantu menenangkan saluran cerna dan memperbaiki keseimbangan bakteri baik dalam tubuh Si Kecil.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jenis susu yang cocok dan mendukung kesehatan pencernaannya, Bunda bisa mulai mencari informasi seputar produk susu kaya probiotik yang aman dan ber-NUTRISI pada halaman ini: Susu yang Mengandung Probiotik untuk Pencernaan Si Kecil.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Makanan yang Bantu Pulihkan Muntaber pada Anak
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?