Bunda mungkin sering mendengar tentang baby led weaning (BLW), sebuah metode pemberian makan yang kini populer di kalangan orang tua. Tidak sedikit Bunda yang memilih BLW karena dianggap dapat melatih kemandirian Si Kecil, melatih kemampuan motoriknya, hingga memperkenalkan ragam tekstur makanan sejak dini. Namun, di balik tren ini, banyak juga yang masih bertanya-tanya “sebenarnya kapan waktu yang tepat memulai BLW, dan bagaimana cara memastikan kebutuhan nutrisi Si Kecil tetap terpenuhi?”
Memahami pilar NUTRISI sejak awal menjadi kunci penting agar Si Kecil tumbuh sehat dan optimal. Metode makan apa pun yang dipilih, termasuk BLW, pada dasarnya harus menyesuaikan dengan kesiapan Si Kecil dan kebutuhan gizi hariannya. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengetahui dasar-dasar BLW, manfaatnya, hingga panduan praktis yang dapat diterapkan sehari-hari. Dengan begitu, proses makan menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan, bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan perut Si Kecil.
Baby led weaning (BLW) adalah metode pemberian makanan pendamping ASI dengan membiarkan bayi makan sendiri sejak awal, biasanya dalam bentuk potongan kecil makanan padat yang mudah digenggam. Metode ini berbeda dengan MP-ASI tradisional (spoon-feeding), metode pemberian makan dengan cara orang tua yang menyuapi Si Kecil dengan bubur atau makanan yang dihaluskan.
Salah satu perbedaan utama adalah pada pengalaman makan. Dalam BLW, Si Kecil memiliki kebebasan untuk memilih dan mencoba makanan dengan ritme mereka sendiri. Sedangkan pada MP-ASI tradisional, orang tua mengontrol jenis, jumlah, dan kecepatan makan bayi. Sehingga, Bunda dapat memastikan Si Kecil mendapatkan asupan yang cukup.
Pada akhirnya, baik BLW maupun MP-ASI tradisional bisa menjadi pilihan yang baik. Memastikan kebutuhan NUTRISI Si Kecil terpenuhi adalah yang terpenting. Pastikan Si Kecil mendapatkan asupan protein, zat besi, kalsium, dan vitamin penting lainnya yang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya.
BLW umumnya direkomendasikan untuk dimulai ketika bayi berusia sekitar 6 bulan, sejalan dengan waktu diperkenalkannya Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pada usia ini, sebagian besar bayi sudah mulai menunjukkan kesiapan fisik maupun perkembangan motorik yang dibutuhkan untuk mencoba makanan padat.
Namun, usia hanyalah salah satu indikator, Bunda juga perlu memperhatikan tanda-tanda kesiapan pada Si Kecil. Salah satu tanda kesiapan BLW adalah saat Si Kecil mampu duduk tegak tanpa banyak bantuan, sehingga dapat menelan makanan dengan aman.
Selain itu, bayi biasanya mulai menunjukkan ketertarikan pada makanan orang dewasa, misalnya dengan mencoba meraih makanan atau memperhatikan orang lain yang sedang makan. Tanda lainnya adalah kemampuan koordinasi tangan, mata, dan mulut yang baik, seperti mampu meraih makanan dan membawanya ke mulut sendiri.
Kesiapan fisik dan perkembangan motorik ini jauh lebih penting dibanding hanya mengandalkan usia kronologis. Menyajikan makanan padat sebelum bayi benar-benar siap dapat meningkatkan risiko tersedak atau gangguan pencernaan. Oleh karena itu, Bunda perlu memperhatikan tanda-tanda kesiapan Si Kecil secara menyeluruh sebelum memulai BLW.
Salah satu alasan banyak orang tua mulai menerapkan BLW adalah karena berbagai manfaat yang ditawarkannya. Manfaat pertama BLW, Si Kecil didorong untuk makan sendiri sejak awal, sehingga melatih kemandirian dalam mengambil keputusan tentang apa dan berapa banyak makanan yang akan dimakan. Si Kecil diberikan kesempatan untuk belajar mengambil, menggenggam, dan memasukkan makanan ke mulut sendiri, sambil meningkatkan keterampilan motorik halus.
Manfaat Kedua, Si Kecil diperkenalkan tekstur lebih awal, ia yang terbiasa dengan variasi tekstur dan bentuk makanan, maka berpotensi mengurangi risiko pilih-pilih makanan atau picky eater di kemudian hari.
Selain itu, BLW dapat melatih Si Kecil untuk mengenali sinyal lapar dan kenyang dari tubuhnya sendiri. Menurut Cleveland Clinic (2022), kebiasan baik ini akan membantu anak membangun kontrol alami terhadap rasa lapar dan kenyang, yang penting untuk membangun pola makan sehat yang teratur untuk jangka panjang.
Meskipun demikian, BLW tidak lepas dari tantangan. Banyak orang tua merasa kewalahan dengan makanan yang berantakan. Sebab, Si Kecil cenderung menjatuhkan atau memainkan makanannya. Selain itu, ada pula kekhawatiran tentang risiko tersedak. Meski penelitian menunjukkan bahwa risiko tersedak pada BLW tidak lebih tinggi dibanding metode MP-ASI tradisional jika dilakukan dengan benar, pastikan Bunda tetap mengawasi saat Si Kecil makan.
Tantangan lain yang kerap kali dihadapi adalah proses adaptasi yang lebih lama. Tidak semua bayi langsung terbiasa makan sendiri, sehingga Bunda perlu lebih sabar dalam mendampingi Si Kecil.
Dengan memahami manfaat dan tantangannya, Bunda dapat menyesuaikan pendekatan BLW dengan kebutuhan serta kesiapan Si Kecil, sambil memastikan bahwa nutrisi tetap terpenuhi.
Dalam metode baby led weaning, pilihan makanan harus disesuaikan dengan usia Si Kecil dan memiliki tekstur yang mudah digenggam. Tujuannya adalah untuk meminimalkan risiko tersedak. BLW menekankan pemberian makanan dalam bentuk finger food atau makanan yang bisa dipegang langsung oleh Si Kecil. Dengan begitu, ia dapat belajar mengunyah, menggenggam, dan mengeksplorasi rasa.
Beberapa contoh makanan BLW yang aman dan bergizi, antara lain:
Selain aman, Bunda juga perlu memberikan variasi makanan setiap hari. Cara ini membantu memastikan kebutuhan gizi Si Kecil tetap terpenuhi, terutama zat besi, protein, vitamin, dan mineral penting lainnya.
Penerapan metode baby led weaning (BLW) sebaiknya dilakukan secara bertahap sesuai dengan usia dan perkembangan Si Kecil. Dalam metode ini, jadwal makan bukan hanya berfokus pada seberapa banyak Si Kecil mengonsumsi makanan, tetapi juga pada prosesnya saat ia menggenggam, mengunyah, dan mengeksplorasi rasa serta tekstur baru.
Berikut adalah contoh jadwal sederhana BLW berdasarkan usia bayi menurut What to Expect (2023):
|
Usia Bayi |
Frekuensi Makan |
Contoh Jadwal Harian |
|
6–7 bulan |
1 kali sehari |
- Pagi: ASI/MP-ASI utama - Siang: Potongan kecil sayuran kukus (wortel, brokoli) - Malam: ASI |
|
8–9 bulan |
2 kali sehari |
- Pagi: Buah potong lembut (alpukat, pisang) - Siang: Protein lembut (telur rebus potong, ayam suwir halus) - Malam: ASI |
|
10–12 bulan |
3 kali sehari + camilan |
- Pagi: Oatmeal dengan potongan buah - Siang: Nasi lembut dengan sayuran kukus - Sore: Camilan buah potong atau keju lembut - Malam: ASI / makanan keluarga dengan tekstur disesuaikan |
Catatan untuk Bunda:
Bunda, mari dukung tumbuh kembang Si Kecil dengan memberikan pola makan seimbang, baik melalui metode BLW maupun MP-ASI tradisional. Ingat, setiap pilihan makanan padat yang diberikan juga perlu didampingi dengan asupan nutrisi lengkap agar kebutuhan gizi harian Si Kecil tetap terpenuhi.
Untuk memastikan Si Kecil mendapatkan dukungan terbaik dalam masa pertumbuhannya, Bunda dapat menemukan mencari tahu kandungan NUTRISI dalam Susu Bubuk untuk Tumbuh Kembang Anak.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Baby Led Weaning, Panduan Makan Awal untuk Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?