Cara Efektif Mengasah Kecerdasan Emosional Si Kecil

Morinaga Platinum ♦ 26 Juli 2024

Cara Efektif Mengasah Kecerdasan Emosional Si Kecil

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi dengan bijaksana. Si Kecil perlu mengembangkan kemampuan ini sejak dini agar dapat berinteraksi sosial dengan baik, menghadapi tantangan, dan mengatur emosi dalam berbagai situasi.

Bunda dapat membantu mengembangkan kemampuan emosional Si Kecil dengan memberikan contoh yang baik, mendengarkan dengan empati saat Si Kecil mengungkapkan perasaannya, serta mengajarkan cara mengekspresikan emosi secara sehat dan tepat. Mari baca lebih lanjut untuk lebih lengkapnya, Bunda. 

Menggunakan Pola Asuh Otoritatif

Pola asuh otoritatif adalah pendekatan dalam mengasuh anak yang menggabungkan keterlibatan yang tinggi dari orangtua dengan tingkat tuntutan yang sesuai perkembangan anak. Pendekatan ini memberikan panduan yang jelas dan konsisten kepada Si Kecil, namun tetap memberikan ruang baginya untuk mengemukakan pendapat dan berinisiatif.

Dengan menggunakan pola asuh otoritatif, Bunda dapat membantu Si Kecil dalam mengembangkan kemampuan emosionalnya. Misalnya, ketika Bunda memberikan pengertian dan cinta kasih, Si Kecil akan merasa didukung dan diterima, sehingga lebih mudah baginya untuk mengelola emosi dan memahami perasaan orang lain. Selain itu, ketegasan dan kedisiplinan yang seimbang akan membantu Si Kecil memahami batasan-batasan yang ada, sehingga ia dapat belajar mengendalikan diri dan bertanggung jawab atas tindakannya.

Contoh penerapan pola asuh otoritatif adalah ketika Si Kecil melakukan sesuatu yang positif, Bunda memberikan pujian atau hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi. Sebaliknya, jika Si Kecil melakukan kesalahan, Bunda memberikan hukuman yang tepat dan menjelaskan mengapa aturan dan konsekuensinya penting untuk dipatuhi dalam keluarga. 

Contohkan Perilaku Positif

Tunjukkan pada Si Kecil bahwa ia dapat mengekspresikan perasaan, mendengarkan orang lain, dan menyelesaikan konflik yang dihadapi. Ketika Si Kecil melihat Bunda merespon situasi yang menantang dengan kesabaran dan pengertian, ia akan cenderung melakukan hal yang sama. 

Selain itu, luangkan waktu untuk berbicara dengan Si Kecil tentang perasaannya dan membantunya mengekspresikan diri secara sehat. Ketika Bunda menghabiskan waktu untuk memahami dan berempati dengan Si Kecil, hal itu akan sangat membantu mengembangkan kemampuan emosionalnya sendiri.

Contoh lainnya adalah dengan mencontohkan cara yang tepat untuk mengekspresikan perasaan. Anak-anak perlu tahu bagaimana cara mengekspresikan emosinya secara sosial. Jadi, sambil mengungkapkan emosi seperti, "Perasaanku sedih," atau menggambar wajah sedih bisa membantu anak mengidentifikasi emosi sedihnya. Sementara berteriak dan melemparkan benda bukanlah perilaku emosional yang baik. 

Gunakan kata-kata perasaan dalam percakapan sehari-hari dan latihan berbicara tentangnya. Katakanlah hal seperti, "Bunda merasa marah ketika kamu bersikap tidak baik kepada temanmu di taman bermain," atau "Bunda merasa senang ketika kamu bisa mengundang teman-teman untuk makan malam bersama."

Studi menunjukkan bahwa orangtua yang memiliki kecerdasan emosional yang baik cenderung memiliki anak yang juga memiliki kemampuan emosional yang bagus. Maka, jadikanlah kebiasaan untuk fokus dalam mengembangkan keterampilan emosional Bunda agar dapat menjadi contoh yang efektif bagi Si Kecil.

Beri Label pada Emosi Si Kecil 

Bunda dapat membantu Si Kecil mengenali perasaannya dengan memberikan nama pada emosi yang dirasakan, setidaknya emosi yang Bunda duga sedang dirasakan oleh Si Kecil. Ketika ia sedang marah karena kalah dalam suatu permainan atau harus berbagi mainan, Bunda dapat mengatakan, “Sepertinya kamu merasa sangat marah sekarang. Apakah itu benar?” Jika ia terlihat sedih, Bunda bisa mengatakan, “Apakah kamu merasa kecewa karena kita tidak akan mengunjungi Nenek dan Kakek hari ini?”

Kata-kata emosional seperti “marah,” “sedih,” “malu,” dan “sakit” semuanya dapat membangun kosakata untuk mengekspresikan perasaan. Jangan lupa untuk berbagi kata-kata untuk emosi positif juga, seperti “senang,” “semangat,” “bahagia,” “bersyukur,” dan “penuh harapan.”

Dengan membantu Si Kecil memberi label pada emosinya, Bunda membantu memahami dan mengelola perasaannya dengan lebih baik. Ini juga memungkinkan Si Kecil untuk membangun kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif tentang apa yang ia rasakan.

Itulah cara mengembangkan kemampuan emosional anak yang merupakan bagian dari kecerdasan majemuk menurut teori Howard Gardner. Selain dengan pendekatan yang sudah dijelaskan, Bunda juga harus mendukung pengembangan kecerdasan majemuk anak melalui berbagai aktivitas yang seru. Mari cari ide bermain untuk identifikasi dan optimalkan kecerdasan Si Kecil di sini: 8+1 Kecerdasan Majemuk

Referensi:

  • NCBI. The emotional intelligence of today’s parents – influences on parenting style and parental competence. Diakses pada tanggal 22 Juli 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10352801/ 
  • St Andrews International School. How You Can Help Your Child Develop Emotional Intelligence. Diakses pada tanggal 22 Juli 2024. https://www.standrewsdusit.com/how-you-can-help-your-child-develop-emotional-intelligence/

Verywell family. How to Raise an Emotionally Intelligent Child. Diakses pada tanggal 22 Juli 2024. https://www.verywellfamily.com/tips-for-raising-an-emotionally-intelligent-child-4157946