Bunda pasti akan merasakan cemas saat Si Kecil mengalami kejang saat demam. Apalagi jika kejang tersebut berulang terjadi. Bukan hanya cemas, Bunda juga akan selalu waspada saat suhu Si Kecil meningkat.
Faktanya, kejang saat demam alias step adalah kondisi yang biasa terjadi pada anak berusia antara enam bulan sampai lima tahun. Kejang ini paling sering terjadi pada balita berusia 12-18 bulan. Bunda tak perlu khawatir saat Si Kecil mengalami kejang demam, bahkan jika terjadi lebih dari satu kali, selama tahu apa saja yang harus dilakukan untuk menanganinya. Mulai dari menjaga suhu tubuh hingga memperkuat sistem imun Si Kecil dari dalam.
Mari simak beberapa cara yang bisa Bunda lakukan saat Si Kecil mengalami kejang saat demam dan bisa langsung Bunda praktekkan sekarang juga!
Kejang demam adalah kejang yang dapat terjadi saat anak kecil mengalami demam di atas 38°C. Kejang biasanya berlangsung selama beberapa menit dan berhenti dengan sendirinya. Sementara demamnya dapat berlanjut selama beberapa waktu.
Anak yang pernah mengalami kejang masih rentan terhadap perubahan suhu tubuh. Hal tersebut karena respons abnormal otak terhadap kenaikan suhu tubuh yang cepat. Otak anak yang masih berkembang bereaksi terhadap suhu tinggi yang menyebabkan kejang.
Peningkatan suhu meski sedikit bisa memicu lonjakan aktivitas saraf yang mengarah pada kejang. Sekitar 1 dari 3 anak yang pernah mengalami kejang demam akan mengalaminya lagi. Biasanya dalam 1–2 tahun setelah kejang pertama.
Kebanyakan anak akan sembuh dari kejang demam saat berusia 5 tahun. Namun bukan berarti harus dibiarkan saja saat anak mengalami kejang dalam periode tersebut. Dalam 12 bulan atau satu tahun pertama setelah kejang pertama, risiko mengalami kejang masih tinggi, yaitu sebesar 50%. Sementara setelah usia 12 bulan, kemungkinannya menurut 30%.
Langkah yang bisa diterapkan Bunda saat anak mengalami kejang demam ialah dengan memantau suhunya. Mencegah kenaikan suhu pada awal demam menjadi kunci agar anak tidak mengalami kejang lagi maupun risiko yang akan muncul kemudian.
Ada banyak alasan mengapa pemantauan suhu pada awal anak terkena demam menjadi penting. Demam bukan hanya berakibat pada kejang, tetapi juga dapat mengganggu kerja otak anak. Suhu tubuh yang terlalu tinggi dapat mengganggu fungsi otak dan bahkan bisa menyebabkan kerusakan permanen jika dibiarkan lebih dari 48 jam.
Demam tinggi di atas 40 derajat Celcius dapat mengganggu fungsi otak dan menyebabkan kerusakan jika tidak ditangani dengan baik. Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, kerusakan otak mungkin terjadi jika suhu tubuh mencapai 42 derajat Celsius atau lebih.
Sementara kejang demam disebut terjadi akibat adanya bangkitan listrik di otak. Bangkitan tersebut muncul ketika anak mengalami demam. Karena kejang identik dengan masalah pada sistem saraf, banyak yang khawatir hal itu akan mengganggu perkembangan dan menurunkan kecerdasan anak.
Adapun kejang demam dan kerusakan otak akibat demam tinggi dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada anak, seperti keterlambatan berjalan atau berbicara. Oleh sebab efeknya yang mengkhawatirkan, anak dengan riwayat kejang memerlukan perhatian ekstra setiap kali demam muncul.
Penting bagi Bunda untuk mencegah kondisi ini terjadi berulang kali. Bunda juga harus tanggap untuk mencegah kekambuhan kejak sejak ada tanda-tanda demam akan muncul.
Ada beberapa cara umum yang bisa dilakukan Bunda untuk menurunkan suhu pada awal demam yang menyerang Si Kecil ialah dengan kompres hangat. Mulai dari dengan menggunakan kompres hangat di atas kepalanya, memberi ventilasi yang baik pada kamarnya, dan penggunaan pakaian tipis pada Si Kecil.
Bunda juga harus terus memantau perubahan suhu secara berkala pada Si Kecil. Misalnya setiap 2 hingga 4 jam sekali harus dicek suhu pada anak. Hal ini agar Bunda tahu perubahan suhu pada anak setelah dilakukan langkah-langkah pencegahan sebelumnya.
Jika suhu anak mulai turun, maka Bunda tidak perlu khawatir. Sebaliknya, jika tidak terjadi perubahan atau suhu malah naik, Bunda bisa melakukan langkah selanjutnya. Bunda harus menjaga anak terhidrasi dengan baik. Sebab cairan dalam tubuh anak menjaga agar tubuh tidak cepat panas.
Bunda juga bisa memberikan Si Kecil antipiretik atau obat penurun panas. Tujuannya agar Si Kecil menjadi nyaman sekaligus berfungsi sebagai antinyeri. Selanjutnya, suhu Si Kecil harus dicek secara berkala kembali.
Langkah-langkah tersebut bisa Bunda praktekkan untuk menjaga suhu tubuh pada Si Kecil. Bunda tak perlu panik dalam menghadapinya. Yang perlu diperhatikan ialah kesiapan sigap dan tenang menjaga suhu tubuh anak tetap stabil.
Asupan NUTRISI yang cukup dan optimal memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan tubuh, terutama saat Si Kecil mengalami demam. Selain langkah-langkah praktis dalam menjaga suhu tubuh Si Kecil, Bunda juga perlu memperhatikan asupan NUTRISI hariannya. NUTRISI seperti omega-3 dapat mendukung fungsi otak dan sistem imun Si Kecil.
NUTRISI lainnya yang penting bagi anak ialah magnesium dan fosfolipid. Magnesium memainkan peran penting dalam menjaga kestabilan impuls saraf dan membantu mengatur suhu tubuh. Magnesium merupakan mineral penting yang dibutuhkan untuk banyak reaksi biokimia dalam tubuh, termasuk fungsi otot dan saraf.
Sementara fosfolipid dikenal akan manfaatnya untuk meningkatkan fungsi kognitif dan kecerdasan otak, khususnya pada anak-anak. Fosfolipid memainkan peran penting dalam daya tahan tubuh dengan membentuk penghalang pelindung dan mengatur proses seluler yang penting untuk respons imun bawaan.
Dengan demikian, pola makan pada anak yang kaya anak NUTRISI seperti omega-3, fosfolipid, dan magnesium bisa memperkecil risiko demam tinggi dan kejang berulang.
Salah satu sumber NUTRISI yang bisa dipenuhi Bunda untuk Si Kecil berasal dari susu pertumbuhan. Susu pertumbuhan bisa menjadi asupan harian karena kandungan NUTRISI seimbangnya yang dapat memenuhi kebutuhan Si Kecil. Susu pertumbuhan bisa membantu pertumbuhan bisa membantu melengkapi NUTRISI harian Si Kecil, terutama jika mengandung nukleotida dan Triple Bifidus.
Nukleotida berfungsi dalam menjaga kekebalan tubuh Si Kecil. Nukleotida adalah komponen penting dalam produksi sel imun aktif karena berperan dalam sintesis asam nukleat, produksi protein, transfer energi, dan bahkan berperan sebagai sinyal imun.
Sementara Triple Bifidus adalah gabungan tiga strain bakteri Bifidobacterium (Bifidobacterium longum BB536, B. breve M-16V, dan B. longum subsp. infantis M-63) yang bekerja untuk menjaga keseimbangan flora usus dan mendukung sistem kekebalan tubuh. Bakteri ini membantu menekan bakteri jahat, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan memperkuat respons imun tubuh
Dengan manfaat tersebut, susu pertumbuhan tidak hanya dapat memenuhi gizi Si Kecil, tapi juga bisa mendukung POTENSI perlindungan alami Si Kecil. Oleh karena itu, jangan tunggu sampai demam berikutnya datang ke Si Kecil. Bunda bisa melakukan langkah pencegahan dengan menjaga suhu tubuh dan memenuhi kebutuhan NUTRISI harian Si Kecil.
Tidak semua susu pertumbuhan mengandung nukleotida dan Triple Bifidus. Bunda perlu mengenal lebih banyak tentang susu pertumbuhan maupun pentingnya kandungan nukleotida dan Triple Bifidus dalam susu pertumbuhan. Pelajari sekarang informasi selengkapnya di artikel ini Manfaat Morinaga Chil Kid Platinum.
Sumber:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Risiko Kejang Demam Bisa Kembali Saat Suhu Tubuh Naik
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?