Nutrisi Tepat

Bahaya Akibat Si Kecil Terlalu Sering Makan Es Krim

Morinaga - 30 Juni 2025

Bahaya Akibat Si Kecil Terlalu Sering Makan Es Krim

Siapa yang bisa menolak godaan es krim dingin di hari yang panas? Apalagi bagi Si Kecil, kudapan ini seperti hadiah yang bisa langsung membangkitkan semangat! Tak heran jika Bunda menganggap wajar melihatnya begitu antusias menikmati camilan dingin nan manis ini. 

Namun, terdapat hal penting yang perlu Bunda perhatikan di balik rasanya. Es krim memang lezat, tapi jika dikonsumsi terlalu sering atau dalam jumlah berlebihan, dampaknya tidak bisa dianggap remeh. Makanan manis ini menyimpan potensi risiko kesehatan yang bisa muncul secara perlahan, apalagi jika ia masih dalam pertumbuhan. Kebanyakan produk yang beredar di pasaran juga mengandung kadar gula yang sangat tinggi.

Bolehkah Anak 2 Tahun Makan Es Krim?

Bunda, penting untuk tahu kapan waktu yang tepat untuk memperkenalkan makanan manis dan beku ini kepada Si Kecil. Sebaiknya, kudapan ini baru diberikan setelah ia berusia minimal 1 tahun. Mengapa? Karena di usia tersebut, sistem pencernaannya sudah mulai lebih matang dan mampu mengolah produk susu lebih baik.

Berbeda ketika ia masih belum berusia 1 tahun, pencernaannya belum siap menerima susu sapi dalam jumlah besar, termasuk dalam bentuk olahan. Meskipun tampak tidak berbahaya, memberinya terlalu dini bisa memicu sakit perut karena tubuhnya belum cukup kuat untuk mencerna kandungan lemak dan gula yang tinggi. Bersabar sampai usianya 1 tahun adalah langkah bijak.

Pada usia 2 tahun, barulah ia sudah lebih siap untuk mengenal berbagai jenis makanan. Namun, tetap ada batasannya. Penting bagi Bunda untuk memberikan es krim dalam porsi kecil saja dan tidak menjadikannya sebagai camilan harian. Kebiasaan makan manis setiap hari bisa berdampak pada kesehatan pencernaan, berat badan, dan terutama kesehatan giginya yang masih sangat rentan.

Agar lebih aman dan sehat, pilihlah es krim dengan bahan yang lebih alami. Buatan rumahan biasanya lebih bisa dikontrol kualitas dan kandungannya. Jika membeli produk yang dijual di pasaran, Bunda bisa mencari produk yang sudah dipasteurisasi. Carilah yang bebas bahan tambahan berisiko seperti pewarna buatan, potongan kue, saus karamel, atau kacang yang berpotensi menyebabkan tersedak. Utamakan kadar gula yang rendah agar gigi susu yang baru tumbuh tetap sehat dan tidak mudah berlubang.

Porsi Es Krim untuk Anak-Anak

Untuk usia 1 tahun, porsi yang disarankan sangat kecil, cukup sekitar 1–2 sendok teh per minggu. Tubuh Si Kecil masih belajar mencerna berbagai jenis makanan, sehingga kandungan gula tambahan, atau bahan-bahan buatan dapat membebani tubuhnya jika diberikan terlalu banyak. Lebih baik Bunda memperkenalkannya secara perlahan, sambil terus memantau reaksi tubuhnya.

Masuk ke usia 2 hingga 4 tahun, porsinya bisa sedikit meningkat menjadi 1–2 sendok makan per minggu. Tapi penting untuk diingat, meskipun ia sudah terlihat lebih “kuat”, bukan berarti ia bebas makan sesuka hati. Di usia ini, kebiasaan makan yang terbentuk akan sangat memengaruhi pola makannya di kemudian hari.  Bunda tetap perlu mengatur dengan cermat kapan dan berapa banyak porsi yang boleh dinikmati.

Sedangkan untuk usia 5 sampai 8 tahun, jumlah yang dianjurkan adalah sekitar 2–3 sendok makan per minggu. Umumnya ia sudah lebih aktif secara fisik dan memiliki kebutuhan energi yang lebih besar. Tapi, tetap utamakan makanan utama yang bergizi dan jadikan es krim sebagai pelengkap, bukan pengganti.

Tak kalah penting, Bunda perlu aktif memantau dan mengontrol konsumsinya. Ketika Si Kecil telah mengenal rasa manis, penting bagi Bunda untuk memperhatikan jumlah dan komposisi bahan yang digunakan sebelum diberikan agar Si Kecil tidak kecanduan. 

Akibat Makan Es Krim Berlebihan

Masalah akan muncul jika es krim dijadikan sebagai camilan harian. Memberikannya setiap hari bisa mengganggu keseimbangan gizinya dan berisiko bagi kesehatan dalam jangka panjang. Makanan manis ini mengandung gula dalam jumlah tinggi, lemak jenuh, dan kalori kosong, sehingga nilai gizinya sangat minim untuk mempertahankan energi dengan stabil. Tidak ada cukup serat, vitamin, atau mineral penting, sehingga bukan pilihan ideal untuk konsumsi harian.

Salah satu risiko utama konsumsi berlebihan adalah peningkatan risiko obesitas dan gangguan metabolisme. Gula yang terlalu banyak bisa membuat tubuh kewalahan dalam memprosesnya. Akibatnya, terjadi penumpukan lemak dan gangguan pada sistem metabolik, termasuk resistensi insulin yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 di masa depan

Selain itu, pencernaan Si Kecil juga bisa terganggu. Kandungan lemak tinggi dan gula yang berlebih bisa memicu perut kembung, nyeri perut, hingga perubahan pada keseimbangan mikrobioma usus. Gula yang dominan justru meningkatkan bakteri jahat, sehingga akhirnya mengurangi Ketahanan Tubuh.

Dampak lain yang tak kalah penting adalah pada kesehatan gigi. Gula adalah "makanan favorit" bakteri penyebab gigi berlubang. Konsumsi es krim secara rutin dapat mempercepat proses kerusakannya, apalagi jika kebiasaan menyikat gigi belum sempurna. Gigi susu yang rusak sejak dini bisa memengaruhi pertumbuhan gigi permanen dan kenyamanannya saat makan atau bicara.

Lebih jauh lagi, kebiasaan mengonsumsi makanan ini setiap hari dapat membentuk pola makan yang tidak sehat. Ia bisa terbiasa mencari rasa manis dan mengabaikan makanan sehat seperti sayuran, buah, dan sumber protein penting. Ketika seleranya terlalu terbiasa dengan rasa manis, ia akan lebih sulit menerima makanan yang sebenarnya dibutuhkan tubuh.

Alternatif Camilan yang Lebih Sehat

Sebagai alternatif, cobalah menawarkan makanan yang tetap nikmat namun lebih ramah bagi tubuh Si Kecil. Misalnya, yogurt beku bisa menjadi pilihan yang lezat dengan tekstur lembut, tetapi dengan kandungan gula dan lemak yang lebih rendah. Selain itu, buah-buahan beku seperti potongan pisang, stroberi, mangga, atau anggur juga bisa jadi camilan dingin yang menyegarkan dan penuh vitamin alami. Rasanya manis alami, menyenangkan, dan tentunya memberi manfaat lebih untuk tumbuh kembangnya.

Bunda juga bisa mulai mengenalkan camilan tinggi protein sebagai bagian dari kebiasaan makan sehat. Protein berperan penting dalam pembentukan otot, memperkuat daya tahan tubuh, serta mendukung perkembangan otak. Beberapa contoh kudapan dengan protein tinggi yang bisa Bunda sajikan di rumah antara lain telur rebus, kacang-kacangan, keju, atau puding chia dengan susu dan buah segar. Praktis, bergizi, dan tetap disukai anak-anak.

Mari mulai memperhatikan asupan hariannya dengan lebih bijak. Melihatnya tumbuh sehat, aktif, dan ceria tentu membahagiakan, bukan? Dengan mengganti camilan manis tinggi gula dengan pilihan yang lebih berNUTRISI, Bunda sudah memberi langkah awal terbaik untuk masa depannya. Ketahui lebih banyak tentang macam-macam camilan sebagai alternatif es krim ini di  artikel ini: Camilan Tinggi Protein yang Cocok untuk Si Kecil.

 

Referensi:

  • Healthline. When Can Babies Have Ice Cream?. Diakses pada 13 Juni 2025. https://www.healthline.com/health/baby/ice-cream-for-baby
  • Unicone. Is It Ok to Eat Ice Cream Daily?.  Diakses pada 13 Juni 2025. https://unicone.ca/blogs/news/is-it-ok-to-eat-ice-cream-daily
  • The kithcn. This Is Why You Can’t Have Ice Cream Every Day, Kid. Diakses pada 13 Juni 2025. https://www.thekitchn.com/why-you-cant-eat-ice-cream-every-day-261792

Lihat Artikel Lainnya