Cara Menyiasati Perbedaan Pola Asuh Anak dengan Pasangan

Morinaga Platinum ♦ 23 Agustus 2024

Cara Menyiasati Perbedaan Pola Asuh Anak dengan Pasangan

Perbedaan pola asuh anak antara Ayah dan Bunda dapat memicu konflik, meskipun perbedaan pandangan tentu kerap terjadi. Bagaimana cara menyiasatinya agar tidak berdampak negatif pada Si Kecil? Yuk, baca hingga tuntas yang berikut ini.

Faktor Penyebab Perbedaan Pola Asuh 

Ada beberapa faktor yang sering kali menjadi penyebab perbedaan pola asuh antara Ayah dan Bunda. Salah satunya adalah perbedaan sudut pandang dalam melihat masalah. Perbedaan ini umumnya dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pengalaman masa kecil, dan nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing orang tua. 

Misalnya, jika Ayah dibesarkan dalam lingkungan yang permisif, sementara Bunda tumbuh dalam keluarga yang ketat disiplinnya. Maka tentu pandangan mereka mengenai disiplin anak bisa sangat berbeda.

Cara Ayah dan Bunda dibesarkan oleh orang tua masing-masing sangat mungkin mempengaruhi bagaimana mereka mengasuh anak-anak mereka. Misalnya, Ayah mungkin lebih cenderung meniru pola asuh yang diterapkan oleh orang tuanya dulu, begitu pula Bunda. Ini dapat menciptakan perbedaan mendasar dalam cara mereka menghadapi situasi tertentu.

Faktor lainnya, seperti nasihat dari keluarga besar atau teman dekat, juga dapat memperbesar perbedaan pandangan ini. Kadang-kadang ada masukan dari pihak ketiga yang tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai yang mereka anut bersama sebagai pasangan. Tentu hal ini dapat menambah kerumitan dalam menyelaraskan pola asuh antara Ayah dan Bunda.

Dampak Perbedaan Pola Asuh

Perbedaan pola asuh antara Ayah dan Bunda bisa berdampak signifikan terhadap perkembangan Si Kecil. Salah satunya adalah kebingungan yang dirasakan oleh Si Kecil. Ketika Ayah dan Bunda memiliki pandangan yang berbeda mengenai bagaimana seharusnya Si Kecil berperilaku, ia mungkin akan bingung tentang apa yang diharapkan darinya. Ini bisa mengakibatkan Si Kecil merasa tidak yakin dalam mengambil keputusan, bahkan dalam hal-hal sederhana.

Selain itu, konflik yang sering terjadi akibat perbedaan pola asuh dapat menyebabkan Si Kecil merasa terjebak di antara kedua orang tuanya. Si Kecil mungkin akan mencoba memanipulasi situasi demi keuntungannya sendiri, seperti berpihak pada salah satu orang tua untuk mendapatkan apa yang diinginkan. 

Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, bisa terbentuk sifat manipulatif dan kurang jujur dalam diri Si Kecil. Lebih jauh lagi, perasaan cemas dan stres juga dapat muncul jika Si Kecil terus-menerus menyaksikan perselisihan antara Ayah dan Bunda, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mentalnya.

Solusi Menyiasati Perbedaan Pola Asuh 

Meskipun perbedaan pola asuh bisa menjadi tantangan, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan Ayah dan Bunda untuk mengatasinya. 

Langkah pertama adalah berkomunikasi secara terbuka dan jujur mengenai pola asuh yang ingin diterapkan. Ayah dan Bunda perlu memahami nilai positif dari pendekatan masing-masing dan berusaha mencari jalan tengah yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Diskusi yang sehat dan penuh pengertian dapat membantu menyelaraskan perbedaan pandangan.

Jika perbedaan tersebut sulit untuk disatukan dan sering kali memicu konflik, Ayah dan Bunda mungkin perlu mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan pakar parenting atau psikolog keluarga. Konsultasi ini bisa memberikan perspektif baru dan membantu menemukan solusi yang lebih efektif dalam mengasuh Si Kecil. 

Kemudian, diskusi atau perdebatan sebaiknya dilakukan secara tertutup agar Si Kecil tidak merasa bingung atau cemas. Menyelesaikan perbedaan dengan cara yang kooperatif dan positif dapat memberikan contoh yang baik bagi Si Kecil tentang bagaimana menghadapi konflik.

Manfaat dari Perbedaan Pola Asuh 

Tidak selamanya perbedaan pola asuh membawa dampak negatif. Jika disikapi dengan bijak, perbedaan ini justru dapat menjadi kekuatan dalam keluarga. Dengan menggabungkan berbagai pendekatan, Ayah dan Bunda dapat memperluas wawasan dan kreativitas dalam mengasuh Si Kecil. Si Kecil juga akan belajar bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang normal dan dapat diselesaikan dengan cara yang produktif.

Apabila Ayah dan Bunda mampu bekerja sama dan mengintegrasikan kedua pendekatan dengan adil, Si Kecil akan mendapatkan manfaat yang lebih besar. Penggabungan pola asuh yang beragam dapat membantu Si Kecil mengembangkan karakter yang seimbang, memahami berbagai perspektif, dan menghargai perbedaan. Jadi, jangan takut untuk menghadapi perbedaan, karena jika dikelola dengan baik, perbedaan tersebut bisa menjadi aset berharga dalam mengasuh Si Kecil.

Apakah Ayah dan Bunda sudah mengetahui mengenai empat macam pola asuh dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya? Yuk, pelajari yang terbaik dari semua pola ini dan rumuskan bersama manfaat apa yang dapat diambil darinya. Selengkapnya bisa dibaca di sini, ya: 4 Jenis Pola Asuh Anak, Mana yang Terbaik? 

Referensi:

  • Stanford Medicine. When Partners Have Different Parenting Styles. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2024. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=when-partners-have-different-parenting-styles-197-29228